Jakarta, Lintas — Pembangunan telah rampung, Indoor Multifunction Stadium GBK siap dipakai untuk menggelar event FIBA World Cup 2023.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya telah merampungkan pembangunan Indoor Multifunction Stadium (IMS) di Kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.
IMS GBK memang dibangun untuk menyambut event FIBA World Cup yang akan digelar pada 25 Agustus-10 September 2023. Indonesia terpilih sebagai tuan rumah bersama Jepang dan Filipina.
Baca juga: Pertama di IKN Nusantara, Pekerja Konstruksi Rayakan Idul Adha
Direktur Prasarana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya Essy Asiah mengatakan, Kementerian PUPR sebagai pengampu regulasi bangunan gedung mendapatkan penugasan dari Presiden Jokowi untuk menyiapkan venue indoor yang multifungsi.
“Saat Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah FIBA World Cup 2023, kita belum memiliki bangunan yang representatif untuk penyelenggaraan event kelas dunia. Sehingga IMS dibangun sebagai fasilitas sarana multifungsi indoor yang terbesar di Indonesia,” kata Essy dalam kegiatan BCI – Construction+ Focus: Sustainable Design, Construction & Safety for Indoor Stadium di IMS GBK, Jakarta, Selasa (27/6/2023), sesuai keterangan didapat MajalahLintas.
IMS berlokasi di Blok 10 Kawasan GBK Senayan Jakarta dengan lahan seluas 31.826 m2 milik Kementerian Sekretariat Negara di bawah pengelolaan PPKGBK.
Bangunan IMS GBK seluas 50.398 m2 dan memiliki kapasitas penonton sebanyak 16.000 orang.
Pembangunan IMS dilaksanakan PT Adhi Karya – PT Nindya Karya – PT Penta (KSO) dengan anggaran bersumber dari APBN melalui skema Kontrak Tahun Jamak atau Multi Years Contract (MYC) 2021 – 2023 senilai Rp 640,4 miliar.
IMS telah diserah terima kelola ke PPKGBK pada Juni 2023. Sedangkan konstruksinya telah selesai 100 persen dan menunggu peresmian Presiden Jokowi.
Bisa Dipakai Event Lain
Meski dibangun untuk penyelenggaraan FIBA World Cup 2023, IMS juga dapat dimanfaatkan untuk sarana olahraga selain basket, seperti bolavoli, bulutangkis, tenis, MMA, atletik, dan lain-lain.
IMS juga dapat difungsikan untuk sarana non-olahraga seperti konser, meeting, convention, maupun exhibition.
Essy menambahkan, pembangunan IMS telah memenuhi standar teknis Bangunan Gedung Hijau (BGH) dengan mencapai predikat Madya dalam perencanaan dan pelaksanaannya.
IMS juga telah memanfaatkan Building Information Modelling (BIM) 7D Asset Management. Berkat capaian tersebut, IMS berhasil menjadi guideline atau percontohan pembangunan venue olahraga bagi penyelenggaraan pertandingan FIBA.
“IMS telah memenuhi standar kualifikasi BGH dalam penghematan energi dan air. Implementasi BIM juga dilakukan hingga tahap 7D sehingga nantinya proses pengelolaan, pemeliharaan, dan perawatan aset sudah otomatis. Dan kita juga harus berbangga walaupun awalnya FIBA sempat underestimate, tapi setelah konstruksinya selesai, IMS masuk guidelines FIBA,” tambah Essy. (EDW)
Baca Juga: Penumpang Bisa Naik MRT Tanpa Kartu Elektronik, Bagaimana Caranya?