Palu – Semua ruas jalan di wilayah Satuan Kerja PJN III Provinsi Sulawesi Tengah merupakan prioritas program strategis Ditjen Bina Marga karena merupakan jalur penghubung Trans Sulawesi dari Provinsi Sulawesi Tengah ke Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Tenggara, merupakan pendukung kegiatan pariwisata dan pertambangan (PT. LNG dan IMIP).
Demikian dikatakan Endry Z. Djamal, ST, MT selaku Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah III Provinsi Sulawesi Tengah saat ditemui Lintas beberapa waktu lalu.
Endry mengemukakan, kondisi kemantapan jalan, sesuai hasil survey data IRI Semester 2 Tahun 2020, prosentase kemantapannya telah mencapai 97,89% atau setara 957,47 Km. kondisi tidak mantap (rusak ringan/berat) sebesar 2,11% atau 20,60 Km. Sedangkan panjang jalan yang masih belum berstandar nasional adalah sepanjang 683,6 Km.
Pada tahun anggaran 2020, PJN III mendapat alokasi dana DIPA sebesar Rp. 178,9 Miliar dengan sembilan paket kontrak regular serta dua paket kontrak penanganan Pasca Bencana.
Pada tahun anggaran 2021 mendapat alokasi dana DIPA sebesar Rp. 451,6 Miliar di mana 11 paket merupakan kontrak baru, tujuh paket merupakan MYC lanjutan (akibat refocusing) dan dua paket kontrak lanjutan Penanganan Pasca Bencana.
Menurut Endry, refocusing anggaran akibat pandemi Covid-19 pada tahun 2020 yang berdampak pada paket-paket kontrak di lingkungan Satker PJN III Provinsi Sulteng mengalami realokasi anggaran di tahun anggaran 2020 dan 2021 serta berakibat memerlukan penambahan waktu sampai 31 Maret 2021.
Ia juga menambahkan, program pemulihan ekonomi nasional (PEN) telah dilaksanakan dalam rangka membantu masyarakat terdampak pandemi covid-19, yaitu program padat karya Rutin, Padat Karya Non Rutin, dan Revitalisasi Drainase dengan rencana total anggaran Rp. 72,5 MIliar.
Bicara tentang kondisi jalan, Endry selanjutnya mengungkapkan, terdapat tujuh titik longsoran di ruas Tomata – Beteleme yang perlu segera ditangani.
“Semoga pada tahun ini sudah dalam proses perencanaan dan tahun depan sudah dapat ditangani,” harapnya.
Seperti diketahui bahwa Ruas jalan nasional Tomata-Beteleme merupakan jalan strategis di Sulawesi Tengah karena menghubungkan Kota Palu dengan Kabupaten Morowali Utara dan Morowali yang kini merupakan pusat ekonomi penting di provinsi ini karena menjadi lokasi pengembangan industri pertambangan nikel dan minyak kelapa sawit.
Kondisi Ruas Jalan Bete-Bete Belum Mantap, Dilakukan Pekerjaan Holding
Masalah yang sering terjadi di lapangan adalah cuaca ekstrem sehingga menyebabkan terjadinya banjir dan tanah longsor yang dapat menghambat pelaksanaan pekerjaan.
Sebagai penutup, ia berharap dapat terus bekerja secara professional dan dapat berkoordinasi dengan rekan-rekan kerja secara baik, sehingga dapat membangun infrastruktur dengan baik dan berguna untuk bangsa Indonesia khususnya masyarakat Provinsi Sulawesi Tengah.