Di kantor Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Papua Barat tersedia tempat beribadah bagi para pemeluknya, khususnya penganut agama Islam dan Kristen/Katolik.
Setiap saat, umat yang merupakan pegawai kantor BPJN Papua Barat bisa melaksanakan ritual agama mereka masing-masing di tempat yang sudah disediakan.
Untuk penganut agama Islam telah dibangun sebuah masjid. Masjid Al Ikhlas namanya. Tempat itu bisa digunakan untuk ibadah Shalat Jumat. Tidak jauh dari masjid itu, dibangun juga sebuah gereja yang digunakan untuk ibadah oikumenis.
”Sudah sejak kantor BPJN ini dibangun, fasilitas umum, berupa masjid, gereja, juga kantin disediakan,” kata R. Ferdinand Ricardo P, SE, MM, Kepala Subbagian Tata Usaha dan Umum BPJN Papua Barat, kepada Lintas, Selasa (14/11/2023).
Menurut Ricardo, fasilitas untuk ibadah tersebut dibangun pada tahun 2017.
Disebutkan Ricardo, umat Kristen dan Katolik biasanya setiap hari Jumat akan mengadakan ibadah persekutuan oikumenis. Begitu juga dengan umat Islam. Jika jumlah umat memenuhi syarat, masjid tersebut digunakan untuk ibadah Shalat Jumat.
“Khusus agama Kristen/Katolik setiap bagian BPJN Papua Barat secara bergiliran menjadi PIC atau koordinator. Mereka yang akan menyelenggarakan kebaktian, termasuk menghadirkan hamba Tuhan yang akan melayani,” kata Ricardo.
Masjid juga begitu. Setiap bagian mendapatkan jadwal menjadi koordinator.
Saling Bertoleransi
Dijelaskan Ricardo, ada pesan yang ingin disampaikan bahwa pentingnya saling menghormati dan bertoleransi antara penganut agama yang berbeda. Menurut dia, toleransi antarumat beragama perlu terus dijaga dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
“Selain itu, membantu pegawai BPJN Papua Barat untuk tidak perlu keluar jauh dari lingkungan kantor untuk sekadar melaksanakan shalat. Kami menyediakan fasilitas itu,” kata Ricardo.
Pantauan Lintas, di depan kantor utama BPJN Pabar tersedia lapangan untuk berolahraga. Lapangan luas itu biasa digunakan untuk upacara atau kegiatan apel lainnya.
Di depan kantor itu juga tersedia lapangan olahraga gateball. Baru di depan lapangan itu dibangun berjejeran kantin, lalu masjid, kemudian gereja.
“Selain itu, kami juga sudah punya bengkel kerja atau workshop yang sekaligus bisa menjadi laboratorium dalam uji material,” kata Ricardo.
Hidup berdampingan sesama anak bangsa yang berbeda keyakinan tak perlu lagi diperdebatkan. Perbedaan adalah keniscayaan.
Justru lewat perbedaan itulah BPJN Papua Barat pun terus membangun berbagai infrastruktur jalan dan jembatan. Termasuk juga melakukan pemeliharaan atas seluruh jalan dan jembatan tersebut. (HRZ/DPR)