JAKARTA, LINTAS – Pergerakan tanah terjadi di ruas Jalan Tol Cileunyi–Sumedang–Dawuan (Cisumdawu) KM 177, tepatnya di Blok Binong–Bojongtotor, Desa Sirnamulya, Kecamatan Sumedang Utara, Jawa Barat. Kejadian ini menyebabkan kerusakan serius pada infrastruktur jalan dan memaksa penutupan lajur cepat sejak pertengahan Mei 2025.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Wilan Oktavian menjelaskan bahwa penyebab utama pergerakan tanah tersebut adalah curah hujan yang sangat tinggi. Hujan deras mengakibatkan masuknya air dalam jumlah besar ke dalam tanah di lereng setinggi 62 meter, sehingga menurunkan stabilitas tanah secara drastis.
“Jalan Tol Cisumdawu memang mengalami penurunan sejak 17 Mei lalu. Setelah dievaluasi, ditemukan bahwa tingginya curah hujan menyebabkan pergerakan tanah yang berdampak langsung pada badan jalan,” kata Wilan usai acara Konferensi Pers di gedung Auditorium Kementerian PU, Senin (26/5/2025).
Menurut Wilan, sejak kejadian tersebut, BPJT bersama pihak pengelola tol langsung melakukan evaluasi dan penanganan darurat untuk mengamankan area terdampak.
Salah satu langkah cepat yang dilakukan adalah pemasangan pompa untuk mengurangi genangan air dan pemasangan terpal untuk menutup tanah terbuka.
“Kami mengaktifkan sistem monitoring pergerakan tanah selama musim hujan ini, sekaligus memasang pompa-pompa untuk menyedot air. Kami juga bentuk posko siaga 24 jam di lokasi agar respons cepat bisa dilakukan jika terjadi pergerakan susulan,” jelas Wilan.
Ia menegaskan bahwa meskipun saat pembangunan struktur jalan sudah diperkuat, beban air yang masuk kali ini sangat besar dan tidak terprediksi sebelumnya. Hal ini diperparah oleh topografi tebing yang tinggi dan curam.
“Saat desain awal sudah dilakukan penguatan. Tapi beban air yang luar biasa akibat hujan ekstrem menyebabkan kondisi tanah berubah. Ini bukan karena kesalahan teknis, tapi karena perubahan alam yang sulit diprediksi,” ujarnya.
Pengguna Dialihkan ke Lajur Lambat
Sebagai langkah pengamanan, pengelola tol sementara menutup lajur cepat dan mengalihkan lalu lintas ke lajur lambat. Jalan masih dapat dilalui kendaraan, meski pengendara diminta untuk meningkatkan kewaspadaan saat melintas di KM 177.
“Kami pastikan keselamatan pengguna jalan tetap jadi prioritas. Jalur cepat memang ditutup sementara, tapi jalur lambat masih bisa digunakan. Semua skenario penanganan, termasuk kemungkinan penutupan penuh, akan diputuskan oleh Menteri PUPR setelah evaluasi selesai,” tutur Wilan.
Baca Juga: Mengenal Alat Keselamatan di Terowongan Kembar Tol Cisumdawu
Wilan menyebut bahwa penanganan sejauh ini masih bersifat parsial, karena tim teknis masih menganalisis penyebab pasti dan langkah penanganan jangka panjang yang paling tepat. Namun, perbaikan jalan seperti pengupasan dan overlay aspal sudah mulai dilakukan agar jalan tetap nyaman dilalui.
“Penanganan sudah dimulai sejak beberapa minggu lalu. Jalan yang sempat bergelombang sudah kami kupas dan overlay agar tetap smooth. Tapi untuk solusi jangka panjang, kami masih menunggu hasil kajian teknis,” ujar Wilan. (CHI)