PULANG PISAU, LINTAS — Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Kalimantan Tengah (BPJN Kalteng) melakukan peninggian badan jalan jalur penghubung utama Kalteng-Kalimantan Selatan untuk mengantisipasi banjir.
Salah satu penanganan efektif tahun 2023 pada Paket Preservasi dan Pelebaran Jalan Menuju Standar Jalan Sp. Kereng Bangkirai – Bereng Bengkel – Pilang – Pulang Pisau (SBSN-MYC Ta. 2022-2024) adalah pekerjaan Penanganan Banjir dengan Peninggian Badan Jalan (Raising) sepanjang 1,9 km di tiga lokasi.
Pekerjaan itu dilakukan di tiga desa di Kabupaten Pulang Pisau yakni Desa Kameloh sepanjang 350 meter, Desa Taruna sepanjang 1 km, dan Desa Nusa sepanjang 550 meter.
“Desainnya adalah dengan peninggian badan jalan kemudian dengan proteksi di kiri dan kanan dengan bronjong. Elevasi ketinggian badan jalan ini nantinya bervariasi, tapi untuk titik terdalamnya sekitar 1,5 meter sampai dengan top aspal,” ujar Daniel Siahaan selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 2.3 kepada Lintas.
(PPK 2.3 Daniel Siahaan)
Menurut Daniel, program penanganan banjir ini dilaksanakan akibat banjir ekstrem yang terjadi pada tahun 2020 dan 2021 lalu. Saat itu, banjir menyebabkan arus lalu lintas terputus selama satu hari.
“Ruas tersebut merupakan lintas utama jalur penghubung logistik dan mobilisasi antarpenduduk dari Kalimantan Tengah ke Kalimantan Selatan. Sehingga kalau ruas ini tidak berfungsi akan berdampak terhambatnya logistik maupun mobilisasi warga, oleh karena itu program ini dilakukan,” lanjutnya.
Saat ini, pekerjaan peninggian badan jalan difokuskan di lokasi Kelurahan Kameloh Baru dan Desa Taruna. Target penyelesaian sebelum akhir tahun 2023 untuk menghindari kemungkinan musim penghujan.
Sementara itu, di lokasi Desa Nusa, dikatakan Daniel, masih terjadi penolakan warga setempat yang kebetulan memiliki warung di sisi kiri dan kanan ruas pekerjaan.
“Sebenarnya penolakan juga sempat terjadi di dua lokasi sebelumnya yaitu di Kelurahan Kameloh Baru dan Desa Taruna, namun berhasil disepakati dengan diberikannya akses jalan (berupa tanah timbunan) ke rumah/warung yang berada di sepanjang lokasi pekerjaan tersebut oleh Penyedia Jasa di luar kontrak pekerjaan (bersifat bantuan). Hanya pada lokasi ketiga ini di Desa Nusa, warga menuntut untuk elevasi ketinggian bronjong dan peninggian badan jalan dapat diturunkan, sementara itu tidak mungkin dilakukan karena di lokasi tersebut merupakan titik terdalam dalam data banjir yang pernah terjadi di tahun 2020 dan 2021 lalu,” lanjutnya.
Daniel menambahkan, jalan tengah terkait permasalahan ini adalah dibuatkan akses jalan menuju warung milik warga yang dilakukan penyedia jasa, sama dengan kesepakatan dengan warga di dua lokasi penanganan banjir lainnya tadi. Namun, keputusan tersebut masih belum diterima oleh warga setempat.
“Mediasi masih terus dilakukan mungkin nanti dengan bantuan aparat Kepolisian. Untuk saat ini, kami belum bisa memulai pekerjaan di lokasi ketiga,” kata Daniel.
“Mudah-mudahan setelah lokasi 1 dan 2 selesai diaspal nanti, masyarakat di sana bisa melihat bagaimana hasil akhirnya. Karena pekerjaan peninggian badan jalan ini harus tetap dilaksanakan bagaimanapun situasinya,” tutur Daniel. (ROY/AN/EDW)
Baca Juga: Pembangunan Jalan Penghubung Kalteng-Kalbar Perlancar Angkutan Hasil Bumi dan Tambang