Cipayung, Lintas ― Revitalisasi TMII yang dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebagai penugasan dari Presiden dalam rangka Presidensi G20 ikut menyemangati Pemerintah Provinsi (Pemda) Aceh untuk membenahi anjungan nya sendiri. Para pekerja bekerja 24 jam nonstop untuk mengejar target selesai pada Oktober ini, termasuk dalam revitalisasi berbagai anjungan.
“Ini sudah selesai 90 persen dan kami berharap, saat TMII dibuka untuk umum, anjungan Aceh bisa jadi pilihan favorit pengunjung sekaligus bisa mengenal berbagai kebudayaan dan tradisi Aceh,” ujar Mashudin, anggota Staf Promosi Anjungan Aceh, Selasa (18/10/2022), kepada Majalah–Lintas.
Dari penelusuran Majalah-Lintas, revitalisasi TMII yang dilakukan PUPR dengan biaya dari APBN tidak termasuk pembangunan setiap anjungan.
“Ada instruksi Presiden kepada setiap gubernur untuk menggunakan anggarannya dari APBD untuk merevitalisasi anjungan masing-masing. Anggaran Rp 1 triliun lebih dari APBN untuk revitalisasi TMII-nya bukan anjungannya. Jadi, jalan-jalan di luar, trotoar itu dari APBN. Masuk pintu anjungan sampai ke dalam-dalamnya itu APBD,” kata Mohammad Iqbal, staf Promosi Anjungan Aceh lainnya.
Untuk revitalisasi anjungan Aceh di TMII, Pemda Aceh mengalokasikan anggaran sebesar Rp 900 juta dari APBD. Anggaran itu digunakan untuk pengecatan pesawat dan pagarnya, kemudian pemasangan konblok, perbaikan panggung, perbaikan gengki untuk menyimpan padi.
Pantauan Majalah-Lintas, Anjungan Aceh tampak sudah hampir selesai dan terlihat tertata rapi. Tampak seorang pekerja, Budi, sedang mengerjakan pengecatan pada pagar cagar budaya pesawat Seulawah RI-01.
Tempat pameran
Di kompleks Aceh terdiri dari beberapa bangunan. Ada bangunan yang khusus dipakai untuk pameran berbagai kekayaan budaya Aceh. Rumah adat itu berupa rumah panggung dan didominasi warnah hitam dengan paduan warna kuning dan hijau .“Di rumah itu ada berbagai senjata, pakaian tradisional, dan berbagai peralatan khas Aceh,” ujar M. Taufik.
Ciri khas unk dari Anjungan Aceh adalah keberadaan pesawat jenis Dakota di halaman anjungannya. Dakota RI-001 Seulawah ini merupakan pesawat hadiah dari masyarakat Aceh untuk membantu Presiden RI kala itu, Ir Soekarno. Rakyat Aceh mengumpulkan uang dari masyarakat dan digunakan untuk membeli pesawat sehingga Soekarno bisa pergi ke luar negeri atau berkunjunga ke daerah lain. Setelah tidak beroperasi lagi, pesawat itu pun dimuseumkan di TMII.
Saat disambangi Majalah-Lintas, pagar penyimpanan pesawat ini pun sedang dicat ulang. Menurut informasi, bangkai pesawat tersebut akan ditinggikan dari permukaan tanah. “Kami sedang bekerja sama dengan sebuah BUMN dan sampai sekarang masih belum terlaksana,” ujar Taufik.
Pergelaran Budaya
Menjelang pembukaan TMII secara resmi, Anjungan Aceh akan menyediakan kuliner khas Aceh. Pengunjung juga bisa belajar tarian Aceh di sini. “Diklat Anjungan Provinsi Aceh akan menyediakan pelatihan bagi mereka yang belajar tari,” ujar Mohamad Taufik.
Muhammad Iqbal, staf promosi dan pameran Anjungan Aceh lainnya, kepada Lintas mengatakan bahwa Anjungan Aceh mengadakan pergelaran budaya dua kali dalam setahun. Selama Covid-19, kata Iqbal, pergelaran dilakukan secara online. Salah satunya dilakukan pada bulan Oktober ini.
“Sebelum TMII dibuka bagi umum, pertunjukan budaya kami di Kantor Badan Penghubung atau kantor perwakilan Pemerintahan Aceh di Jakarta,” ujar Iqbal.
TMII Indonesia akan segera dibuka. Kelak akan membawa berkah bagi daerah-daerah yang memaksimalkan promosi daerahnya di anjungan masing-masing. Pemerintah daerah seyogianya memanfaatkan dengan baik anjungan di TMII untuk tempat memperkenalkan kekayaan budayanya serta potensi-potensi kerja sama investasi dari dari pemodal asing atau dalam negeri. (p/r/a)
Baca juga:
Setelah Direvitalisasi, Taman Mini Indonesia Indah Makin Indah
TMII Siap Digunakan untuk Presidensi KTT G20, Bentuk Dikembalikan ke Konsep Awal Pembangunan