Medan, Lintas — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menilai kearifan lokal merupakan elemen penting dalam pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastruktur yang memperhatikan nilai kearifan lokal masyarakat setempat dapat mengembangkan potensi-potensi di daerah tersebut secara optimal.
Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Mohammad Zainal Fatah menyampaikan hal ini dalam acara Dialog Kebudayaan yang diselenggarakan oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Kota Medan, Sumatera Utara, Selasa (7/2/2023). Acara tersebut merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2023.
“Di balik kemegahan infrastruktur, tidak mungkin bisa kita kerjakan tanpa ada pendekatan yang betul-betul local indigenous. Kearifan-kearifan lokal tidak mungkin kita tinggalkan dalam membangun infrastruktur,” ujar Zainal.
Karakteristik setiap daerah berbeda-beda. Oleh sebab itu, pembangunan infrastruktur harus menyesuaikan dengan berbagai kondisi di daerah tersebut.
Pembangunan irigasi dengan teknologi mutakhir, Zainal mencontohkan, tidak akan termanfaatkan secara maksimal jika tidak diselaraskan dengan budaya bercocok tanam masyarakat setempat.
“Karena irigasi tidak hanya sebatas pada produksi padi. Di wilayah yang lain mungkin dibutuhkan untuk produksi pangan yang berbeda. Misalnya di Kabupaten Indragiri Hilir, produksi kelapa bisa lebih meningkat melalui teknologi irigasi yang sesuai,” papar Zainal.
Zainal meneruskan, Kementerian PUPR berkomitmen untuk terus meningkatkan dukungan pembangunan di daerah, khususnya yang berkaitan dengan akses jalan daerah. Hal ini sesuai dengan rencana Presiden Jokowi yang akan menerbitkan instruksi presiden (inpres) terkait pembangunan jalan daerah pada tahun ini.
“Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah pemerintah pusat melakukan intervensi khusus untuk meningkatkan kualitas jalan daerah yang secara Undang-Undang merupakan wewenang pemerintah daerah. Karena daerah industri, daerah sumber produksi pangan, dan daerah pariwisata tidak mungkin beroperasi tanpa jalan akses,” kata Zainal Fatah. (*/BAS)