Tahun 2024 menjadi tahun penting bagi pengembangan transportasi massal di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Seiring dengan status Jakarta yang tidak lagi menjadi Ibu Kota Negara, transformasi transportasi publik menjadi elemen penting dalam mendukung Jakarta sebagai Kota Global.
Hal ini juga bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca melalui penggunaan kendaraan ramah lingkungan, serta menawarkan layanan berkualitas dengan tarif yang terjangkau.
Berikut adalah rangkuman pencapaian dan gebrakan besar yang terjadi pada transportasi publik di wilayah Jakarta sepanjang tahun 2024:
MRT Jakarta
Penyelesaian Fase 2A (Bundaran HI – Kota)
Pembangunan MRT Jakarta Fase 2A yang menghubungkan Bundaran HI dengan Kota terus berjalan dengan progres signifikan. Beberapa stasiun bawah tanah, seperti Harmoni dan Glodok, mulai diuji coba menjelang akhir tahun.
Groundbreaking Fase 3 (East-West Line):
Proyek East-West Line yang akan menghubungkan kawasan Balaraja hingga Cikarang resmi dimulai.Proyek MRT East-West Line, yang dikenal juga sebagai MRT Fase 3, dirancang untuk menghubungkan Cikarang hingga Balaraja.
Proyek ini akan terbagi menjadi dua fase. Fase pertama mencakup area DKI Jakarta, dengan target konstruksi dimulai paling lambat pada 2024 dan diharapkan beroperasi pada 2031. Fase kedua mencakup wilayah Banten dan Jawa Barat, yang direncanakan mulai beroperasi pada 2033.
Pada fase pertama, jalur akan dibagi lagi menjadi dua tahap. Tahap 1 sepanjang 24,527 kilometer melintasi Tomang, Dukuh Atas, Senen, Perintis, hingga Medan Satria.
Tahap 2 mencakup jalur sepanjang 9,237 kilometer dari Tomang ke Kembangan. Sementara itu, fase kedua akan dibagi menjadi East-West Banten sepanjang 29,900 kilometer, yang melintasi Kembangan, Kelapa Dua, hingga Balaraja, dan East-West West Java sepanjang 20,438 kilometer dari Medan Satria ke Cikarang.
Pemerintah Indonesia mendapatkan pinjaman dari Jepang sebesar 140,69 miliar yen (sekitar Rp14,5 triliun) untuk pembangunan Tahap 1 Fase 1 MRT East-West Line, yang akan menghubungkan Tomang dengan Medan Satria sepanjang 24,5 kilometer.
Proyek ini diharapkan menjadi salah satu langkah penting dalam pengembangan transportasi publik yang lebih efisien di wilayah Jabodetabek.
LRT Jabodetabek
Light Rail Transit (LRT) Jabodetabek mulai beroperasi pada Agustus 2023, dan beroperasi penuh sejak awal 2024, dengan penumpang harian meningkat signifikan.
Dengan rute utama yang menghubungkan Jakarta, Bekasi, dan Cibubur, LRT menjadi alternatif bagi warga yang ingin menghindari kemacetan.
Sepanjang tahun 2024, LRT mencatat peningkatan jumlah penumpang hingga 30%, dengan pengoperasian tambahan rangkaian kereta dan optimalisasi jadwal keberangkatan.
Penambahan fasilitas park and ride di stasiun-stasiun utama seperti Cibubur dan Ciracas. Kemudian, peningkatan frekuensi kereta hingga setiap 10 menit di jam sibuk.
Commuter Line (KRL)
KRL Commuter Line Jabodetabek menjadi moda transportasi utama bagi jutaan komuter setiap hari. Dengan 7 jalur aktif, Commuter Line terus melakukan modernisasi sepanjang 2024, termasuk penggantian armada lama dengan kereta yang lebih hemat energi.
Pada 2024, mulai dilakukan integrasi sistem tiket dengan moda transportasi lain. Kemudian penambahan stasiun baru di wilayah Bogor dan Tangerang Selatan.
Pengoperasian kereta baru buatan dalam negeri dengan fasilitas lebih nyaman seperti kursi ergonomis dan USB charger.
Peningkatan kapasitas dengan penambahan rangkaian kereta hingga 12 gerbong di rute-rute padat.
Optimalisasi jadwal perjalanan dengan pengurangan waktu tunggu di stasiun-stasiun sibuk seperti Manggarai dan Tanah Abang.
Peluncuran aplikasi baru untuk pembelian tiket, pelacakan kereta secara real-time, dan informasi gangguan layanan.
Bus Transjakarta
Transjakarta terus menjadi pilihan transportasi andalan dengan rute yang mencakup hampir seluruh wilayah Jakarta. Layanan ini mendukung konektivitas antarmoda dengan terminal yang terintegrasi ke MRT, LRT, dan Commuter Line.
Akhir tahun 2024, PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) meluncurkan 200 unit armada bus listrik (high deck), di Plaza Selatan Monas, Jakarta Pusat, Selasa (10/12/2024). Peluncuran 200 unit bus listrik ini menggenapi target 300 unit bus yang akan dioperasikan Transjakarta hingga pengujung tahun 2024.
Direktur Utama PT Transjakarta, Welfizon Yuza, menjelaskan bahwa pengoperasian bus listrik merupakan bagian dari transformasi besar dalam sistem transportasi publik Jakarta.
“Pada tahun 2023, kami telah mengoperasikan 100 unit bus listrik yang melayani rute feeder. Tahun ini, kami melanjutkan dengan menghadirkan 200 unit bus listrik BRT. Ini bukan hanya capaian teknis, tetapi juga simbol perubahan besar menuju mobilitas yang lebih hijau,” ujar Welfizon.
Menurut Welfizon, penggunaan bus listrik memberikan banyak keuntungan, baik dari sisi operasional maupun keberlanjutan lingkungan.
“Dengan menggunakan bus listrik, kita bisa menghemat biaya operasional hingga 5-10 persen. Selain itu, jika memperhitungkan pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM), angka penghematan dapat mencapai 18 persen hingga 20 persen,” tambahnya.
Selain itu, Transjakarta juga melakukan pengembangan rute baru di wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Timur, llayanan “TransJakarta Care” untuk penumpang disabilitas. Kemudian modernisasi halte-halte utama seperti Harmoni dan Dukuh Atas dengan fasilitas ramah disabilitas dan ruang tunggu ber-AC.
Hak penamaan Stasiun (naming rights) dilakukan pada dua stasiun Transjakarta, Halte GBK menjadi Halte Senayan Bank DKI dan Halte Widya Chandra Telkomsel.
Direktur Utama Transjakarta Welfizon Yuza menuturkan penamaan halte tersebut dilakukan sebagai commercial branding. Serta berkontribusi signifikan terhadap pendapatan korporasi.
“Kolaborasi ini menjadi pendorong untuk memajukan sistem transportasi publik di Jakarta dan menunjang gaya hidup masyarakat sebagai bentuk representatif dari kota global yang berkelanjutan,” ujarnya di Jakarta, Kamis (11/7/2024). (CHI)
Baca Juga: Naik MRT Jakarta Sudah Bisa Pakai GoPay, Begini Caranya