JAKARTA, LINTAS – PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) menegaskan komitmennya untuk menjaga sterilisasi jalur bus agar tetap eksklusif bagi armada Transjakarta.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Operasional dan Keselamatan PT Transjakarta, Daud Joseph, dalam acara Paparan Kinerja PT Transjakarta pada Kamis (6/2/2025).
Menurutnya, menjaga eksklusivitas jalur Transjakarta sangat penting untuk memastikan kelancaran dan kecepatan layanan sesuai konsep Bus Rapid Transit (BRT).
“Our middle name is Rapid. Jika ada satu kata yang menjadi keunggulan utama Transjakarta, itu adalah kecepatan. Oleh karena itu, jalur khusus Transjakarta harus steril,” ujar Daud.
Pada tahun 2025, PT Transjakarta akan berfokus pada upaya sterilisasi jalur di semua koridor, termasuk Koridor 1 (Blok M-Kota) hingga Koridor 14 (Senen-Pegangsaan Dua).
Upaya ini sejalan dengan komitmen Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2014, Perda Nomor 5 Tahun 2014, dan Perda Nomor 10 Tahun 2014.
Untuk mencapai target tersebut, Transjakarta mengimplementasikan tiga langkah utama. Pertama, memastikan Median Concrete Barrier (MCB) atau separator menutup setiap celah yang memungkinkan kendaraan non-Transjakarta masuk ke jalur khusus.
Baca Juga: Transjakarta Perluas Naming Rights dan Revitalisasi Halte untuk Peningkatan Layanan di 2025
Kedua, mengaktifkan petugas untuk menjaga pintu masuk atau portal menuju jalur Transjakarta. Langkah ini dilakukan dengan dukungan dari kepolisian dan polisi militer.
“Kami berterima kasih kepada media yang turut memberitakan pelanggaran jalur Transjakarta. Dengan adanya publikasi, masyarakat akan lebih sadar dan memahami aturan yang benar,” tutur Daud.
Langkah ketiga adalah penerapan digitalisasi untuk pengawasan jalur. Transjakarta bekerja sama dengan Ditlantas Polda Metro Jaya untuk menerapkan penindakan elektronik (ETLE) di delapan titik pengawasan.
Sistem ini akan secara otomatis mendeteksi dan mengambil foto kendaraan yang melanggar, kemudian mengirimkan surat tilang ke rumah pemilik kendaraan.
Selain itu, Transjakarta juga akan menerapkan portal otomatis berbasis digital. Dengan teknologi ini, hanya kendaraan yang memiliki RFID tertentu yang bisa mengakses jalur Transjakarta.
“Inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi sterilisasi jalur tanpa perlu penugasan manual,” ujar Daud. (CHI)