JAKARTA, LINTAS – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menggelar aksi bersih-bersih Sungai Ciliwung di Jakarta, bertepatan dengan peringatan Hari Bhakti Pekerjaan Umum yang ke-79 pada Jumat (29/11/2024).
Acara ini tidak hanya mencerminkan semangat kolaborasi antar instansi, namun juga menjadi momen penting dalam upaya menjaga kelestarian ekosistem sungai yang sangat vital bagi kehidupan kota Jakarta.
Pembersihan yang berlangsung sepanjang dua kilometer, dimulai dari Jembatan MT Haryono hingga Inlet Sodetan Ciliwung, melibatkan para pegawai Kementerian PUPR, warga setempat, serta beberapa komunitas peduli lingkungan.
Direktur Sungai dan Pantai Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PU, Dwi Purwanto, menekankan pentingnya peran sungai tidak hanya sebagai bagian dari ekosistem alam, tetapi juga sebagai penopang utama bagi berbagai infrastruktur kota Jakarta.
“Sungai bukan hanya sebagai ekosistem, tapi juga memiliki fungsi penting sebagai penopang infrastruktur, sumber air, dan pengendali banjir,” ujarnya, ditemui di Inlet Sodetan Ciliwung, Jatinegara, Jakarta Timur.
Aksi bersih-bersih ini bukan hanya dilakukan untuk menjaga kebersihan, tetapi juga sebagai upaya edukasi kepada masyarakat sekitar tentang pentingnya menjaga kelestarian sungai.
Dwi Purwanto menambahkan, “Kami ingin mengedukasi masyarakat sekitar bahwa sungai itu bukan tempat sampah yang terpanjang di kota ini, melainkan sungai adalah urat nadi kita yang harus dijaga kebersihannya.”
Pembersihan sungai ini merupakan bagian dari program yang lebih besar, di mana Kementerian PU tengah melakukan normalisasi Sungai Ciliwung sepanjang 33 kilometer.
Normalisasi Sungai
Proses normalisasi Sungai Ciliwung bukanlah pekerjaan yang bisa diselesaikan dalam semalam. Sebagian besar dari pekerjaan besar ini telah berjalan, dengan 17 kilometer di antaranya sudah selesai dinormalisasi.
Normalisasi sungai adalah bagian dari upaya pemerintah untuk mengatasi masalah banjir yang sering melanda ibu kota. Dengan menambah kapasitas aliran sungai dan membuang sedimen serta sampah yang menghambat aliran, diharapkan Jakarta bisa terhindar dari banjir yang kerap merendam permukiman penduduk dan pusat perekonomian.
Dengan anggaran sekitar Rp 800 miliar, normalisasi ini diharapkan dapat mengurangi dampak negatif dari banjir dan memperbaiki kualitas air. Namun, proses ini belum selesai, karena masih ada sekitar 16 kilometer lagi yang perlu dinormalisasi.
Dwi Purwanto mengungkapkan bahwa pihaknya akan terus melakukan koordinasi untuk menyelesaikan pekerjaan ini dengan tuntas. “Kita akan koordinasi karena masih ada sekitar 16 kilometer yang perlu dinormalisasi,” tuturnya, menandakan bahwa pekerjaan besar ini terus berlangsung.
Tidak hanya melalui kegiatan pembersihan, perayaan Hari Bhakti Pekerjaan Umum ke-79 juga diwarnai dengan berbagai acara yang melibatkan masyarakat.
Di Inlet Sodetan Ciliwung, tempat kegiatan berlangsung, digelar lomba rakit hias dan berbagai acara hiburan yang turut meramaikan suasana. Kegiatan ini mengajak warga untuk ikut serta dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan sekitar sungai.
Edukasi tentang pentingnya sungai juga diberikan melalui berbagai media sosial dan kegiatan langsung kepada masyarakat. Harapannya, kesadaran kolektif akan menjaga kebersihan dan kelestarian sungai dapat tumbuh di tengah masyarakat urban yang sibuk dan seringkali melupakan pentingnya peran sungai dalam kehidupan mereka. (GIT)
Baca Juga: Melalui IJD, Satker PJN II Banten Mengembangkan Akses Sarana Infrastruktur