TANGERANG, LINTAS – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan pentingnya pemanfaatan teknologi dan penguatan sumber daya manusia (SDM) dalam sektor ini.
Pada Rabu (6/11/2024), AHY membuka acara Konstruksi Indonesia 2024 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, yang mengusung tema “Agility dan Adaptability Sektor Konstruksi yang Berdaya Saing.”
Dalam sambutannya, AHY menekankan bahwa teknologi bukan hanya menjadi alat untuk mempercepat proses, tetapi juga sebagai kunci untuk menciptakan efisiensi dan inovasi di sektor konstruksi.
Menurutnya, di tengah persaingan global yang semakin tajam, sektor konstruksi Indonesia harus siap untuk bertransformasi guna tetap relevan dan kompetitif di pasar internasional.
“Teknologi memberikan peluang untuk membuat proses konstruksi lebih cepat dan efisien. Namun, kita juga harus memastikan bahwa sumber daya manusia kita terampil dan mampu mengikuti perkembangan teknologi yang ada. Transformasi ini penting agar Indonesia dapat mempertahankan daya saingnya,” ujar AHY di hadapan para peserta acara.
Teknologi yang dimaksud mencakup berbagai aspek, mulai dari penggunaan Building Information Modeling (BIM) untuk perencanaan yang lebih matang, hingga penggunaan material inovatif dan ramah lingkungan.
AHY juga mengingatkan bahwa sektor konstruksi harus semakin mengadopsi teknologi canggih, seperti Internet of Things (IoT) dan kecerdasan buatan (artificial intelligence) untuk meningkatkan efektivitas dan mengurangi pemborosan dalam proyek-proyek besar.
Pentingnya Peningkatan Kualitas SDM
Menko AHY juga menyoroti aspek penting lainnya dalam transformasi sektor konstruksi, yaitu kualitas dan keterampilan sumber daya manusia. Sebagai sektor yang membutuhkan keahlian teknis tinggi, sektor konstruksi harus memiliki tenaga kerja yang mampu beradaptasi dengan teknologi baru dan dapat memberikan nilai tambah di tengah perubahan zaman.
“Selain teknologi, kita harus fokus pada peningkatan kapasitas SDM. Tanpa tenaga kerja yang terampil dan siap bersaing, sektor konstruksi kita akan kesulitan untuk berkembang dan menghadapi persaingan global,” tambahnya.
AHY mengungkapkan bahwa pemerintah akan terus mendukung berbagai program pelatihan dan sertifikasi untuk memastikan bahwa tenaga kerja Indonesia dapat memenuhi standar internasional.
Pelatihan-pelatihan ini sangat penting agar tenaga kerja konstruksi Indonesia tidak hanya mampu beradaptasi, tetapi juga bisa menjadi pemimpin dalam pengembangan solusi inovatif di sektor ini.
Selain berbicara tentang teknologi dan SDM, AHY juga menegaskan bahwa pemerintah akan terus mendukung pengembangan industri konstruksi nasional. Salah satu bentuk dukungan tersebut adalah kebijakan yang berpihak pada produksi lokal.
Pemerintah berkomitmen untuk mendorong industri dalam negeri agar dapat lebih kompetitif dan dapat bersaing dengan produk impor yang seringkali lebih murah.
“Kita harus mendorong industri konstruksi dalam negeri agar dapat menghasilkan produk berkualitas tinggi yang mampu bersaing di pasar global. Hal ini bukan hanya penting untuk memperkuat ekonomi nasional, tetapi juga untuk menciptakan lapangan kerja dan mendukung pertumbuhan sektor industri dalam negeri,” tambahnya.
Pernyataan ini selaras dengan upaya pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada produk impor, terutama untuk bahan bangunan dan material konstruksi. AHY berharap, melalui kebijakan yang mendukung penguatan produk lokal, sektor konstruksi Indonesia dapat lebih mandiri dan berkelanjutan.