Jakarta – Pemerintah melakukan revitalisasi atau penataan kawasan Gresik Kota Lama (GKL) di Jawa Timur. Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Timur, Muhammad Reva menjelaskan revitalisasi dilakukan untuk membuat wilayah GKL menjadi salah satu tempat wisata di Kota Gresik.
“Mengubah wajah kawasan heritage Gresik menjadi ikon wisata Kota Gresik, dan penataan ini juga bertujuan mengurangi genangan air di kecamatan Gresik,” tutur Reva dalam keterangannya dikutip Kamis (16/6/2022).
Selama ini GKL dikenal dengan wilayah yang memiliki keragaman budaya yang dihuni oleh masyarakat Tionghoa dan Arab. Selain itu, wilayah ini juga berisi banyak bangunan peninggalan Belanda.
Reva mengungkapkan, proses penataan telah dimulai sejak tahun 2021 dan akan selesai Agustus 2022.
“Dengan anggaran senilai Rp 38,3 miliar,” katanya.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyampaikan, penataan ini merupakan salah satu program pemerintah untuk menghilangkan daerah kumuh hingga tahun 2024.
Kawasan yang ditata tak hanya permukiman di bantaran sungai, tapi juga lokasi-lokasi yang berada di tengah kota.
“Seperti permukiman dekat pembuangan sampah ataupun kampung padat penduduk di perkotaan,” sebutnya.
Proses penataan itu dilakukan dengan program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU).
Masyarakat sekitar pun diberdayakan dalam proses revitalisasi karena proses pengerjaannya berskala kecil.
“Warga setempat sebagai pelaku pembangunan, khususnya (dalam) infrastruktur berskala kecil atau pekerjaan sederhana yang tidak membutuhkan teknologi, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasannya,” ucap Basuki.
Adapun proses revitalisasi mencakup pekerjaan drainase kota, perkerasan berbutir, perkerasan beton semen, perkerasan aspal, struktur, pekerjaan tanah hingga pekerjaan sumur bor.
Selain diharapkan menjadi tempat wisata, pemerintah berharap Kawasan Gresik Kota Lama bisa dikunjungi masyarakat untuk wisata religi. Pasalnya, di Kampung Arab terdapat makam Syeh Maulana Malik Ibrahim.
“Kami sangat mendukung penataan ini karena makam Syeh Maulana makin bersih dan indah dipandang. Tentunya tambah nyaman bagi para peziarah atau yang berwisata religi di Gresik,” papar warga sekitar, Hasan.
Sebelumnya, pemerintah kota (Pemkot) Gresik telah melakukan penataan pada kawasan pecinan dengan ornamen khas Tionghoa seperti membangun penerangan jalan berkonsep naga. (*)
Baca juga: Kawasan Kumuh Tepi Sungai Gajah Wong Ditata Jadi Destinasi Wisata Baru