Sumber informasi tepercaya seputar infrastruktur,
transportasi, dan berita aktual lainnya.
5 October 2024
Home Profil Ir. T. Yuliansyah, MT: Bekerja Tuntas Tanpa Memilih Daerah, Posisi, dan Jabatan

Ir. T. Yuliansyah, MT: Bekerja Tuntas Tanpa Memilih Daerah, Posisi, dan Jabatan

Share

Pekanbaru, Lintas – Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Naional (BPJN) Riau Ir T Yuliansyah, MT, mendapatkan banyak masukan dan keteladanan dari para senior tentang cara bekerja secara baik di lingkungan yang heterogen pada awal kariernya di Nusa Tenggara Timur (NTT). Pembelajaran ini menjadi bekal berharga bagi Yuliansyah dalam menghadapi berbagai permasalahan yang dihadapi di lokasi kerja berikutnya.

Yuliansyah sempat merasa tidak percaya diri saat awal dipindahkan ke proyek Jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa Barat pada awal 2003 karena ruas ini identik memiliki banyak permasalahan. Namun, pembelajaran dari para senior untuk selalu menjalani pekerjaan dengan serius dan tekun bisa memperlancar penyelesaian permasalahan pekerjaan yang ditangani.

Seiring perpindahan lokasi kerja dan perjalanan karier, menempa Yuliansyah untuk selalu berterus terang kepada pimpinannya jika menemui permasalahan yang dihadapi karena ia merasa bahwa Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat adalah organisasi yang besar. Jika menemui persoalan teknis yang melibatkan direktorat lain seperti Direktorat Bina Teknik Jalan dan Puslitbang, maka harus mencari solusi kepada ahlinya agar hasil pekerjaan tidak gagal. Begitu pula dalam berhubungan dengan orang lain, jangan mencari perbedaan, tetapi cari hal positif sesama rekan kerja agar hasil kerja bisa maksimal.

Memulai karier dari wilayah Indonesia Timur yang masyarakatnya heterogen dan plural, juga melatih Yuliansyah berusaha adaptif untuk bekerja pada lokasi dimana pun. “Para atasan awal saya bertugas di NTT umumnya berjiwa nasionalis dan itu mempengaruhi pandangan saya terhadap berusaha adaptif dengan lingkungan kerja saya,” ujarnya.

Sumber daya manusia di NTT saat itu sangat terbatas. Saat menangani pembangunan Jalan Poros Pulau Sumba NTT di saat awal menjadi pimpinan bagian proyek pada 1995, Yuliansyah berusaha mengoptimalkan tenaga eksisting yang ada. Rekan kerja dan para staf yang ada harus dihargai sesuai kemampuannya. Perlu membiasakan memberi kepercayaan kepada orang lain, membagi tugas, dan memberikan feedback (masukan) walaupun hasilnya belum tentu optimal.

Kemudian, ketika bekerja di Jalur Pantura Jawa Barat sejak akhir 2002 sebelum dibangun Jalan Tol Cipali, menjadi tempat yang baik untuk belajar berbagai teknologi jalan karena semua jenis kendaraan melintasi jalur ini dan sebagian besar overload. Namun, saat bertugas di Jalur Pantura Jawa Barat ini Yuliansyah juga merasa terbantu oleh para atasan mulai dari kasatker, kasubdit, direktur, hingga dirjen terkait anggaran dan desain meski pada saat itu ia hanya sebagai pejabat pembuat komitmen (PPK).

Begitu pula ketika menjabat sebagai kepala bidang di Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur-Bali sejak pertengahan 2017, Yuliansyah harus intensif berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi lain agar proyek berjalan lancar. Proyek tersebut antara lain, pembangunan Jalan Shortcut Mengwitani-Singaraja di Bali, sejumlah paket berbantuan loan IDB di jalur selatan-selatan Jawa Timur, dan pembangunan Underpass I Gusti Ngurah Rai di Denpasar Bali yang harus siap untuk mendukung event nasional ataupun internasional.

Jabatan sebagai kepala bidang menjadi paling berkesan bagi Yuliansyah karena lingkup kerjanya yang luas, tetapi minim risiko sebagai pengambil keputusan. Tugasnya sebatas menjembatani kepala balai dengan para pejabat satker dan PPK serta pemerintah daerah setempat untuk memperlancar pembangunan.

Niat tuntas

Ketika mengawali sebuah pekerjaan pembangunan jalan dan jembatan, harus dimulai dengan niat untuk bisa tuntas dengan baik. Jika menemui kasus terkait penyedia jasa yang tidak sebagus harapan, maka penyedia jasa digiring untuk memiliki pola pikir target yang sama agar pekerjaan pembangunan tetap selesai.

Jika di satu proyek terdapat penyedia jasa yang kondisi anggarannya rugi, tetap harus diyakinkan agar mau menyelesaikan pekerjaannya. Hal yang tidak mudah untuk dapat meyakinkan penyedia jasa menghadapi kondisi merugi. Biasanya, kasus seperti ini disebabkan oleh penyedia jasa yang tidak melakukan survei lokasi proyek yang mereka ikuti pelelangannya.

Pada saat pandemi Covid-19, Yuliansyah juga tidak ragu untuk menuntaskan pekerjaan selama protokol kesehatan dijalankan dengan ketat agar tidak ada pekerjaan yang terhambat. Adaptasi pada saat itu, dengan mengisolasi personel yang terdampak Covid-19. Begitu pula dengan melatih pola pikir rekan kerja agar tidak terlalu terbebani informasi negatif tentang dampak Covid-19.

Jabatan Kepala BPJN Riau yang diemban Ir T Yuliansyah, MT, sejak Juni 2020, membuatnya bertukar posisi sebagai sosok yang tekun melatih dan menyiapkan para pegawai yang lebih muda supaya ada regenerasi. Ia mendidik rekan mudanya untuk tidak bersandar pada seorang pimpinan saja jika menemui suatu masalah. Mengajarkan berusaha memecahkan masalah dengan intuisi dan diskusi bersama rekan kerja dan atasan dan para Generasi Muda di BPJN Riau dilatih untuk mempunyai keterampilan berbeda satu sama lain sesuai talentanya.

Selalu berkomunikasi jika terdapat proyek yang diyakini akan terlambat. Proyek yang berpotensi terlambat perlu dirapatkan dan dibahas kelebihan/ kekurangan untuk mencari solusi berdasarkan cara bekerja. Jika mencari solusi masalah teknis tak segan meminta masukan dari Direktorat Bina Teknik untuk membantu.

Yuliansyah menunjukkan bahwa, semangat bekerja dapat dijaga dengan berinteraksi atau tukar pikiran dengan rekan kerja, jika menjumpai kasus tidak dipendam agar tidak merasa sendiri. Setiap orang pasti memiliki sifat baik sehingga tidak perlu terlalu memilih dalam bekerja.

Karier dan keluarga

Setelah mendapatkan gelar sarjana di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Ir T Yuliansyah, MT, mengawali karier di Kementerian PUPR melalui program pengadaan tenaga sarjana Inpres Peningkatan Jalan Kabupaten (IPJK) pada Maret 1992 dan mendapatkan penempatan awal di Dinas PUPR Provinsi NTT, di Kupang. Dalam waktu 10 tahun bekerja di NTT, Yuliansyah mendapatkan seorang putri dan seorang putra. Pada pertengahan 2000 melanjutkan studi pascasarjana di Universitas Indonesia Fakultas Teknik Sipil-Transportasi.

Kemudian pada akhir 2002, ia pindah dan bergabung dengan proyek Pantura Jawa sebagai pemimpin bagian proyek. Di sini, Yuliansyah sering menangani proyek pembangunan dengan skema pembiayaan loan dan APBN. Seperti proyek pembangunan Jalan Jatibarang Bypass, pembangunan Jalan Lingkar Lohbener-Jatibarang di Indramayu, pembangunan Jalan Lingkar Karawang, dan pembangunan Jalan Lingkar Timur Cianjur.

Selanjutnya, awal 2012 pindah ke proyek pembangunan Jalan Akses Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta. Pada pertengahan 2012 dipindah tugas sebagai Kasatker PJN I Jawa Barat. Selanjutnya, pada 2017 pindah sebagai Kasatker PJN Metropolitan Bandung dan kemudian menjabat Kepala Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan di BBPJN Jawa Timur- Bali pada pertengahan 2017 sebelum menjadi Kepala BPJN Riau pada Juni 2020. Istri dan anak Yuliansyah selalu memberikan dukungan meski jarang bertemu dalam bentuk komunikasi yang berkualitas.

Yuliansyah tertarik bekerja di Kementerian PUPR karena sering diajak keliling melihat proyek jalan dan irigasi oleh ayahnya yang juga bekerja di Kementerian PUPR. Lahir dan bersekolah di Banda Aceh, kemudian ditempatkan di NTT membuatnya terbiasa menghadapi perbedaaan agama dan budaya.

Ia berharap sifat pantang menyerah dan militan para Aparatur Sipil Negara (ASN) yang direkrut harus dijaga dalam lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga untuk menghadapi tantangan yang lebih dinamis. Awal masuk para pegawai baru setelah magang dan pelatihan ilmu standar, harus disebar ke luar daerah agar berjiwa nasionalis. Makin banyak daerah yang ditugaskan, maka akan menambah ilmu dan pengalaman.

Jika menjadi pekerja/ASN Kementerian PUPR dalami ilmu sesuatu yang disukai masing-masing individu. Talenta diri dikembangkan berdasarkan minat sehingga orang lain menjadi tahu spesialisasi bidang yang dikuasai.

Dalam beberapa tahun terakhir, Kementerian PUPR makin punya format cara bekerja sama dengan pemerintah daerah. Pembangunan jalan di daerah dapat diprogram dan mendapat dana dari pusat melalui APBN meski selektif. Menurut Yuliansyah, kebijakan ini merupakan sesuatu yang baik untuk didetailkan batasan peraturan pendukungnya supaya keinginan pemerintah daerah atau masyarakat bisa diprogramkan berdasarkan Inpres jalan daerah. (LTS)

Baca juga:

Zamzami, ST, MSi: Dibutuhkan Solusi Cerdas dalam Keterbatasan

Wida Nurfaida: Meniti Karier dan Mendidik Anak dari Jauh

Oleh:

Share

Copyright © 2023, PT Lintas Media Infrastruktur. All rights reserved.