JAKARTA, LINTAS – PT Hutama Karya (Persero) menerapkan inovasi teknologi konstruksi Sosrobahu pada pembangunan Jalan Tol Semarang–Demak, khususnya Paket 1A. Inovasi ini memungkinkan pekerjaan konstruksi tetap berlangsung tanpa mengganggu arus lalu lintas padat di jalan arteri sekitar proyek.
EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, menjelaskan bahwa metode Sosrobahu menjadi solusi efektif untuk pembangunan infrastruktur di kawasan padat penduduk dan lalu lintas tinggi.
“Penggunaan teknologi Sosrobahu pada Tol Semarang–Demak Paket 1A bertujuan untuk meminimalkan gangguan lalu lintas di jalan arteri yang memiliki volume kendaraan sangat tinggi. Dengan metode ini, Hutama Karya dapat mengerjakan struktur pier head tanpa harus menutup jalur di bawahnya,” ujar Adjib, dalam web Hutama Karya, Selasa (10/6/2025).
Teknologi Sosrobahu sendiri memungkinkan pier head (balok melintang jalan layang) dibangun sejajar dengan sumbu jalan, lalu diputar 90 derajat ke posisi akhir menggunakan sistem hidrolik. Dengan demikian, proses konstruksi tidak perlu memakan badan jalan yang sedang aktif digunakan masyarakat.
Metode ini diterapkan pada empat titik tiang penyangga (pier) di area elevated Tol Semarang–Demak Paket 1A, yakni di P10, P11, P13, dan P14. Lokasi tersebut berada di antara dua jalur jalan arteri aktif yang juga menjadi akses penting menuju kawasan bisnis dan permukiman.
Pemutaran pertama dilakukan pada Pier P11 pada 18 Mei 2025, disusul P10 pada 3 Juni 2025, kemudian P14 dan P13 yang direncanakan selesai pada pertengahan Juni 2025. Seluruh pelaksanaan dilakukan atas koordinasi dengan Dinas Perhubungan setempat dan berlangsung selama kurang lebih dua bulan.
Untuk memastikan kelancaran pelaksanaan, Hutama Karya melakukan sosialisasi melalui berbagai kanal, termasuk media sosial, radio lokal, serta pemasangan rambu-rambu lalu lintas dan manajemen keselamatan di sekitar area proyek.
“Tanpa metode ini, proses konstruksi konvensional bisa menyebabkan kemacetan, mengganggu akses warga dan aktivitas bisnis, bahkan menimbulkan keluhan dari masyarakat sekitar,” imbuh Adjib.
Keunggulan Sosrobahu untuk Lingkungan Perkotaan
Teknologi Sosrobahu menawarkan sejumlah keunggulan, seperti efisiensi waktu pengerjaan, pengurangan biaya pengaturan lalu lintas, dan memungkinkan pekerjaan tetap berlangsung meski berada di kawasan padat dan terbatas ruang geraknya. Inovasi ini dianggap sangat cocok untuk konstruksi di wilayah perkotaan seperti Semarang dan Demak.
Selain itu, Hutama Karya juga melakukan koordinasi intensif dengan pihak kepolisian, Dinas Perhubungan, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mitigasi risiko. Berbagai langkah pengamanan pun dilakukan, mulai dari pemasangan rambu lalu lintas, penerangan pada malam hari, hingga penugasan flagman khusus untuk mengatur arus kendaraan.
Baca Juga: KRL Baru Beroperasi, Ini Jadwal Lengkap Lintas Bogor dan Cikarang
“Hutama Karya selalu mengedepankan keselamatan dan kenyamanan masyarakat. Penerapan Sosrobahu tidak hanya menunjukkan kapabilitas teknis kami, tapi juga bentuk nyata dari komitmen untuk meminimalkan dampak konstruksi terhadap masyarakat,” kata Adjib.
Hingga awal Juni 2025, progres pembangunan Jalan Tol Semarang–Demak Paket 1A telah mencapai 64,2%. Proyek ini digarap melalui kerja sama operasi (KSO) antara Hutama Karya dan Beijing Urban Construction Group (KSO HK–BUCG).
Penerapan Sosrobahu menjadi tonggak penting menuju penyelesaian proyek strategis ini. Setelah rampung, tol sepanjang 26,4 km ini akan meningkatkan konektivitas antara Kota Semarang dan Kabupaten Demak, sekaligus mengurangi potensi banjir rob yang kerap melanda kawasan pesisir.
Tak hanya itu, tol ini juga diharapkan dapat mengurangi kemacetan di jalur Pantura serta mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan produktivitas masyarakat di wilayah Jawa Tengah.
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo dalam kunjungannya pada 1 Januari 2025 menyampaikan bahwa proyek Tol Semarang–Demak berjalan sesuai dengan rencana.
“Secara keseluruhan tidak ada kendala berarti, hanya saja saat musim seperti ini—angin kencang dan hujan deras—kapasitas kerja sedikit menurun karena kami tetap mengutamakan keselamatan,” ujar Dody, dikutip dari situs resmi Kementerian PU. (*/CHI)