JAKARTA, LINTAS – Dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan dinamika pembangunan global, pendekatan konstruksi berkelanjutan menjadi prioritas nasional.
Demikian diungkapkan Direktur Keberlanjutan Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum, Ir. Kimron Manik, M.Sc, yang juga menegaskan pentingnya inovasi dan kolaborasi untuk mewujudkan pembangunan yang bertanggung jawab.
“Perubahan iklim menuntut kita untuk berpikir maju. Pemerintah terus mendorong implementasi konstruksi berkelanjutan, sebagaimana diatur dalam Permen PUPR No. 9 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan Konstruksi Berkelanjutan. Hal ini bertujuan untuk melestarikan lingkungan dan mewariskan pembangunan yang bertanggung jawab bagi generasi mendatang,” ujar Kimron saat jumpa pers bertajuk Accelerating Innovation for Sustainability: Advancing 2025 National Building and Infrastructure Construction Through Innovation, Kamis (1212/2024).
Kimron menjelaskan bahwa konstruksi berkelanjutan melibatkan tiga pilar utama: ekonomi, sosial, dan lingkungan, yang harus didukung pendekatan Pentahelix—melibatkan akademisi, industri, pemerintah, komunitas, dan media.
“Kunci keberhasilan ada pada kolaborasi dan inovasi dari seluruh pemangku kepentingan, sehingga Indonesia dapat menjadi pemimpin pembangunan hijau secara global,” tambahnya.
Di tengah meningkatnya kebutuhan konstruksi dan infrastruktur yang berkualitas, Semen Merah Putih memperkuat perannya sebagai salah satu pelaku utama industri semen di Indonesia.
Dengan fokus pada inovasi produk yang berkelanjutan dan kolaborasi strategis, untuk memberikan solusi konstruksi yang mendukung tantangan pembangunan yang semakin besar.
Direktur Komersial & Logistik Semen Merah Putih, Surindro Kalbu Adi, menjelaskan bahwa perusahaannya telah berkontribusi melalui berbagai inovasi, seperti green cement dan teknologi produksi rendah karbon. Meski pasar semen pada 2024 diproyeksikan stagnan, Semen Merah Putih mencatat pertumbuhan positif 1,1 persen.
“Produk seperti green cement menjadi andalan kami. Inovasi ini membantu mengurangi emisi karbon dalam produksi semen, sesuai kebutuhan proyek nasional seperti program 3 juta rumah pemerintah,” ujar Surindro.
Ia menambahkan, Semen Merah Putih menargetkan pertumbuhan hingga tiga kali lipat dari pertumbuhan pasar pada 2025. Hal ini didukung oleh inovasi teknologi seperti Carbon Capture and Storage (CCS) dan Waste Heat Recovery System (WHRS) yang diterapkan dalam proses produksi.
Inovasi Produk Berkelanjutan
Sementara itu, GM Sales & Marketing Semen Merah Putih Oza Guswara menyoroti pentingnya inovasi produk untuk mendukung keberlanjutan. Salah satu inovasi unggulan adalah Semen Merah Putih FLEXIPLUS, semen hidraulis yang jejak karbonnya 20 persen lebih rendah dibandingkan OPC (Ordinary Portland Cement).
“FLEXIPLUS telah digunakan dalam berbagai proyek lokal dan nasional, termasuk hampir 100% volume semen curah di Batam. Produk ini menunjukkan performa tinggi sekaligus ramah lingkungan,” kata Oza.
Selain FLEXIPLUS, portofolio Semen Merah Putih mencakup semen slag dan produk ramah lingkungan lainnya yang dirancang untuk memenuhi standar keberlanjutan tanpa mengorbankan kualitas.
“Tren ini tidak hanya dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, tetapi juga kesadaran akan pentingnya pembangunan berkelanjutan. Semen Merah Putih siap menjadi bagian dari transformasi ini,” tutur Oza. (CHI)
Baca Juga: Konstruksi Berkelanjutan jadi Fokus Utama Kementerian PU, Industri Diminta Siap
