Sumatera Barat memiliki sejumlah obyek wisata. Salah satunya adalah Jalan Kelok Sembilan atau Jalan Kelok 9. Selain indah, Jalan Kelok Sembilan juga memiliki sejarah panjang.
Keindahan Jalan Kelok Sembilan akan lebih terasa bila kamu menggunakan moda transportasi darat. Sekilas, Jalan Kelok Sembilan mirip arena balap. Konturnya yang naik-turun dan sejumlah tikungan tajam berpadu dengan pesona alam di sekelilingnya.
Melansir laman website https://id.wikipedia.org, Jalan Kelok Sembilan adalah ruas jalan yang terletak sekitar 30 km sebelah timur Kota Payakumbuh, Sumatera Barat. Panjangnya hanya sekitar 300 meter.
Jalan Kelok Sembilan berbatasan dengan jurang. Dua perbukitan di antara dua cagar alam, yakni Cagar Alam Air Putih dan Cagar Alam Harau, mengapit jalan ini.
Jalan Kelok Sembilan dibangun sekitar tahun 1908–1914. Saat itu, pemerintahan Hindia Belanda masih berkuasa di Indonesia.
Awalnya, Jalan Kelok Sembilan dibangun guna memperlancar transportasi dari Pelabuhan Emma Haven (Teluk Bayur) ke wilayah timur dan sebaliknya.
Baca Juga: Ini Sejarah Terowongan Terpanjang di Indonesia
Merujuk buku berjudul Jembatan Kelok 9, “New lcon in West Sumatera terbitan Ditjen Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Jalan Kelok Sembilan merupakan pelintasan jalan nasional.
Bak paru-paru, Jalan Kelok Sembilan merupakan lintasan yang sangat strategis lantaran menjadi denyut arus manusia, barang, dan jasa dari Sumatera Barat ke Riau dan sebaliknya. Sayangnya, kapasitas Jalan Kelok Sembilan sangat terbatas lantaran posisi trasenya berada di pinggir jurang.
Pembangunan jembatan layang
Jalan Kelok Sembilan nyaris tak mengalami pelebaran berarti. Faktor utamanya adalah medan yang sulit. Padahal, volume kendaraan yang melalui Jalan Kelok Sembilan makin meningkat.
Namun, pada 2003, mulai dibangun jembatan layang untuk mengurai kepadatan yang kerap terjadi di Jalan Kelok Sembilan. Singkat cerita, Jembatan Kelok Sembilan mulai dibuka untuk umum pada 2013.
Hebatnya, jembatan yang indah dan memukau ini merupakan karya anak bangsa. Jembatan tersebut mengusung konsep green construction dan memanfaatkan material produksi dalam negeri. (BAS)