JAKARTA, LINTAS – Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menekankan bahwa pembangunan infrastruktur dasar, seperti air bersih dan sanitasi, memainkan peran penting dalam mengurangi angka tengkes atau stunting di Indonesia.
Menurut Dody, penanganan stunting tidak hanya bergantung pada asupan makanan, tetapi juga pada kualitas infrastruktur dasar yang memadai.
“Infrastruktur dasar ini sangat membantu dalam pengurangan stunting ke depan. Stunting bukan hanya masalah gizi, tetapi juga terkait dengan pembangunan infrastruktur dasar yang mendukung kesehatan,” ujar Dody di Kantor Kementerian PU, Jakarta, Senin (25/11/2024).
Salah satu langkah utama yang dilakukan Kementerian PU dalam mengatasi kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat adalah dengan mendukung pembangunan 3 juta unit rumah di seluruh Indonesia, yang mencakup daerah perkotaan, perdesaan, dan pesisir.
Selain itu, Kementerian PU juga berkomitmen untuk memastikan bahwa rumah yang dibangun dilengkapi dengan infrastruktur dasar yang berkualitas, termasuk akses air bersih, sanitasi yang layak, pengelolaan sampah, serta sistem drainase yang baik.
“Harapan kami, walaupun rumahnya murah, tetapi tidak murahan. Walaupun untuk masyarakat berpenghasilan rendah, kualitas bangunan dan infrastruktur dasarnya harus tetap terjaga dan manusiawi,” tegas Dody.
Untuk memastikan pencapaian tersebut, pemerintah telah mengusulkan Instruksi Presiden (Inpres) mengenai Air Bersih dan Air Limbah agar menjadi prioritas utama dalam mendukung program 3 juta rumah tersebut.
Pembangunan infrastruktur air bersih, pengolahan air limbah, dan drainase lingkungan diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya dalam mencegah masalah kesehatan yang berhubungan dengan sanitasi.
Peneliti dan Ketua Komponen Fisik Studi Action Against Stunting Hub (AASH), Min Kyaw Htet, mendukung pernyataan Dody dengan menyatakan bahwa meningkatkan akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak adalah langkah kunci dalam pencegahan stunting.
Menurut Min, bakteri patogen dalam air yang tidak bersih dapat menyebabkan peradangan pada usus, yang dikenal dengan kondisi Environmental Enteric Dysfunction (EED). EED ini dapat menghambat penyerapan gizi yang optimal, yang pada akhirnya memengaruhi pertumbuhan anak.
Berdasarkan studi yang dilakukan di Indonesia pada tahun 2016, sanitasi yang buruk terbukti meningkatkan risiko stunting hingga dua kali lipat.
Kondisi ini menjadikan perbaikan infrastruktur sanitasi dan air bersih sangat mendesak untuk mencegah permasalahan kesehatan jangka panjang pada anak-anak Indonesia.
Dengan demikian, Dody menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur dasar, seperti penyediaan air bersih dan sistem sanitasi yang baik, tidak hanya mendukung program perumahan nasional, tetapi juga berperan krusial dalam upaya pemeri
ntah menurunkan angka stunting dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Keberhasilan dalam menyediakan akses air bersih dan sanitasi yang layak akan menjadi faktor utama dalam menciptakan lingkungan yang sehat, yang mendukung pertumbuhan optimal generasi penerus bangsa. (GIT)