Lumajang – Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan pembangunan hunian sementara (huntara) untuk korban erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, ditargetkan selesai jelang Lebaran nanti.
Hal itu disampaikan Ma’ruf saat mengunjungi pembangunan huntara di Desa Sumber Mujur, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Jumat (14/1/2022).
Ma’ruf menjanjikan, setelah huntara jadi, pemerintah akan segera fokus melakukan pembangunan hunian tetap.
“Hunian sementara akan dibangun cepat dan diharapkan lebaran nanti sudah siap dihuni,” ujar Ma’ruf dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Senin (17/1/2022).
“Hunian sementara dilanjutkan hunian tetap tentu berikutnya,” sambungnya.
Ma’ruf menjelaskan huntara dan hunian tetap akan dibangun dengan konsep smart village. Smart Village, lanjut Ma’ruf, merupakan konsep hunian dimana dalam satu lokasi akan terdapat pusat kegiatan masyarakat.
“Semua dilengkapi, ada pasar, ada (fasilitas) kesehatan, ruang terbuka, sekolah dan tempat olahraga,” ungkap dia.
Selain itu, Ma’ruf menyebut nantinya hunian tersebut akan berisi tempat usaha, kandang sapi.
“Ini terpadu yang disebut smart village. Yang kita jadikan model kalau terjadi relokasi. Supaya tidak kesulitan,” sebut Ma’ruf.
Ma’ruf menyampaikan huntara akan menjadi kampung yang ideal untuk dihuni masyarakat. Berbagai fasilitas sudah disiapkan dan dibangun pemerintah agar masyarakat merasa aman dan nyaman.
“Lokasinya dan penyediaan air minum reservoir sudah disiapkan, bahkan pengolahan limbahnya terpadu, PAL nya terpadu. Satu model membuat relokasi perkampungan yang ideal,” imbuhnya.
Bupati Lumajang, Thoriqul Haq menerangkan untuk mengejar target pembangunan huntara itu pemerintah juga dibantu oleh relawan dan lembaga swadaya masyarakat.
“Pembangunan huntara dalam waktu 1 sampai 1,5 bulan bisa terbangun secara keseluruhan dibantu relawan dan NGO, yang nantinya membangun secara bersama,” papar Thoriqul.
Nantinya, tutur Thoriqul, pembangunan hunian sementara untuk korban erupsi Gunung Semeru akan diprioritaskan untuk masyarakat yang punya balita dan lansia.
Berita terkait : Perbaikan Infrastruktur Yang Rusak Menjadi Salah Satu Prioritas Dalam Penanganan Dampak Erupsi Gunung Semeru
Terakhir, Ma’ruf meminta agar normalisasi Sungai Curah Kobokan yang merupakan aliran lahar dingin segera direalisasikan.
“Aliran sungai ini supaya ditata, dilakukan normalisasi, dan jangan sampai melebar ke berbagai pemukiman. Lahar tetap berada di jalur,” pungkas Ma’ruf.
Berita terkait : Pengambilan Sampel Tanah Awali Rekonstruksi Jembatan Besuk Kobokan
Sebagai informasi erupsi Gunung Semeru berdampak pada 10 kecamatan dan 17 desa. Data terakhir sebanyak 5.205 unit rumah terdampak akibat bencana alam tersebut.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Mayjen TNI Suharyanto mengatakan korban erupsi Gunung Semeru yang rumahnya rusak berat akan mendapatkan dana senilai Rp 50.000.000 dari pemerintah. (*)