Pembangunan Jembatan Aek Tano Ponggol yang baru di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir resmi dimulai, yang ditandai dengan Ground Breaking (Mameakhon Batu Ojahan) yang dilaksanakan di lokasi jembatan itu, Selasa (26/01).
Jembatan dengan Panjang 294 meter ini akan menghubungkan Pulau Sumatera dengan Pulau Samosir, sekaligus untuk mendukung konektivitas Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Super Prioritas Danau Toba.
Jembatan ini akan memiliki bentang utama 99 meter, lebar jalur lalu lintas 8 meter, dan memiliki ruang bebas 10 meter dari tinggi muka air.
Tak hanya memperhitungkan aspek teknis, pembangunan Jembatan Aek Tano Ponggol juga mengusung aspek estetika yang mengadopsi unsur kearifan local.
Menurut Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumatera Utara, Selamat Rasidi, Jembatan Aek Tano Ponggol akan menggunakan filosofi suku Batak, yaitu Dalihan Na Tolu. Filosofi tersebut menekankan pentingnya hubungan kekerabatan yang perlu dijunjung dan berjalan seimbang oleh setiap individu Batak. Filosofi tersebut disimbolkan sebagai sebuah tungku berkaki tiga yang harus seimbang.
Selamat Rasidi berharap bahwa prinsip Dalihan Na Tolu juga dapat diterapkan dalam proses pembangunan, yakni sinergi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, serta Tokoh Masyarakat, untuk kelancaran pembangunan jembatan ini.
“Saat ini kami masih memiliki kendala untuk pembebasan lahan, semoga kita bisa menerapkan prinsip Dalihan Na Tolu, Kerjasama tiga pihak untuk kemudian menjadi satu hati. Kami berharap bantuan dari semua pihak untuk kelancaran pembangunan.” Ujarnya.
Sebelumnya sudah ada jembatan lama Tano Ponggol, tapi sinkron dengan adanya pelebaran alur Tano Ponggol menjadi 80 meter agar dapat dilewati oleh kapal pesiar, maka dibangunlah jembatan baru. Proses konstruksi jembatan baru ini ditargetkan selesai pada bulan April 2022.