PALEMBANG, LINTAS – Jembatan bersejarah yang menjadi ikon Kota Palembang, Jembatan Ampera, kini menawarkan tempat pariwisata baru, yakni menjadi tempat untuk bisa menyaksikan keindahan kota Palembang dari ketinggian.
“Kementerian PUPR melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumatera Selatan telah menyelesaikan peremajaan lift dan beautifikasi menara Jembatan Ampera pada tahun 2022. Lift, yang sebelumnya digunakan khusus para petugas pemeliharaan jembatan, menurut rencana akan dibuka untuk umum demi pengembangan pariwisata di Kota Palembang,” kata Kepala BBPJN Sumatera Selatan Hardy Siahaan kepada tim Lintas, Selasa (19/3/2024).
Hardy mengatakan, rencana pembukaan Menara Pandang Jembatan Ampera—dengan tinggi 63 meter tersebut–kepada masyarakat membutuhkan koordinasi dari pemangku kepentingan dan mekanisme yang baik. Pihaknya belum bisa menentukan kapan persisnya menara ini dibuka untuk umum.
“Perlu ada peraturan dan mekanisme tata kelola dari tempat wisata ini sebelum dibuka untuk umum. Apalagi, pada tahun ini, kami akan segera melakukan pengembangan dengan mengganti lift di Tower Ulu dan merenovasi anjungan pandang Tower Ulu,” ujar Hardy.
Selain penggantian lift, pada 2024 BBPJN Sumsel juga akan membangun ruang tunggu pedestal kiri dan kanan. “Ruang tunggu ini dimaksudkan untuk menghindari penumpukan pengunjung serta menjadi bagian dari tata kelola skema sirkulasi pengunjung yang akan naik ke menara pandang,” kata Hardy.
Sirkulasi Pengunjung Tower
Pejabat Pembuat Komitmen 3.6 Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah 3 Sumatera Selatan Camelia, yang menemani visitas tim Lintas di anjungan Menara Pandang, Rabu (20/3/2024), membeberkan bahwa nantinya pengunjung umum yang ingin menikmati panorama dari menara pandang akan diatur secara bergiliran.
Di lantai 2 di anjungan Menara Pandang akan dilengkapi dengan mini bar, gardu pandang, dan teropong.
Galeri Mesin Ampera, yakni ruang mesin tower, pengunjung bisa menyaksikan mesin katrol jembatan yang sudah tidak berfungsi, tetapi keberadaannya tetap dipertahankan sebagai cagar budaya.
“Mesin katrol ini terakhir difungsikan pada tahun 1970 untuk mengangkat bagian dari jembatan sehingga Sungai Musi bisa dilewati oleh kapal besar,” ujar Camelia.
Jembatan Ampera—yang melintang di atas Sungai Musi–mulai dibangun pada April 1962 pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. Dana pembangunannya diperoleh dari hasil papasan perang dengan Jepang. Jembatan dengan panjang 1.117 meter ini diresmikan pada 10 November 1965 oleh Gubernur Sumatera Selatan Abu Jazid Bustomi.
Pada masa awal kehadirannya, Jembatan Ampera merupakan jembatan terpanjang pertama di Asia Tenggara dan menjadi simbol dimulainya pembangunan jembatan modern di Indonesia sejak masa kemerdekaan.
Baik Hardy maupun Camelia berharap agar pengunjung yang akan berwisata naik di anjungan Menara Pandang Jembatan Ampera bisa menjaga ketertiban dan juga mematuhi mekanisme yang sudah dibuat.
“Jangan ada vandalisme, merusak berbagai fasilitas. Aset pariwisata di Kota Palembang ini agar dijaga bersama,” kata Hardy. (HRZ/MAL/SKT/DWO)