Lintas – Mengalah untuk selamat. Itulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan defensive driving. Ya, defensive driving adalah cara aman berkendara di jalan.
Jalan adalah salah satu tempat berbahaya di muka bumi. Kecelakaan tiap hari terjadi di jalan. Sebagian besar penyebabnya adalah faktor manusia, seperti mengantuk, lelah hingga ugal-ugalan. Oleh sebab itu, sikap mengalah penting saat berkendara di jalan. Sebaliknya, perilaku agresif justru mengundang malapetaka.
Pengertian defensive driving
Memang, defensive driving tidak menjamin pengemudi kendaraan aman dari kecelakaan. Tak jarang, pengemudi yang taat lalu lintas pun tak luput dari kecelakaan. Tapi setidaknya, defensive driving adalah mitigasi risiko terhadap potensi terjadinya kecelakaan.
Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan defensive driving? Menurut National Safety Council’s Defensive Course USA, defensive driving ialah mengemudi untuk menyelamatkan nyawa, waktu, dan uang, terlepas dari kondisi dan tindakan orang di sekitar. Intinya, defensive driving adalah cara berkendara yang aman atau banyak mengalah.
Syarat defensive driving
Ada empat syarat utama yang perlu dimiliki oleh pengemudi defensif, yakni
1. Kewaspadaan (alertness)
Pengemudi defensif harus selalu siaga dan sigap selama perjalanan. Keduanya penting agar pengemudi dapat merespons insiden yang membahayakan di jalan dengan cepat serta tepat. Respons yang cepat dan tepat dapat membuat dirinya dan pengguna jalan lain aman dari akibat yang mungkin timbul dari insiden membahayakan.
2. Kesadaran (awareness)
Kesadaran di sini lebih luas daripada pengertian bebas dari pengaruh zat-zat yang memabukkan, seperti minuman keras. Kesadaran dalam konteks defensive driving juga mencakup pemahaman cara berkendara yang aman. Seorang pengemudi, misalnya, harus dapat mengenal batas kemampuan dirinya maupun kendaraan yang dikendarainya.
3. Karakter (attitude)
Karakter di sini adalah mendahulukan kepentingan umum daripada diri sendiri selama berkendara. Seorang pengemudi, contohnya, melakukan manuver berbahaya agar lebih cepat sampai di tujuannya. Karakter ini mencerminkan dirinya yang egois karena mementingkan kepentingan sendiri. Selain itu, cara berkendara demikian sudah pasti membahayakan pengguna jalan lain.
4. Antisipasi (anticipation)
Syarat terakhir defensive driving adalah antisipasi. Pengemudi defensif harus mengetahui antisipasi apa saja yang perlu dilakukan saat menemui suatu insiden saat berkendara. Antisipasi dapat menghindarkan pengemudi dalam pengambilan keputusan ceroboh. (SA)
Baca juga:
Cara Mencegah Tabrak Belakang Truk
Tips Menyelamatkan Diri di Dalam Gedung Saat Gempa