JAKARTA, LINTAS — Proyek ambisius pembangunan Giant Sea Wall (Tembok Laut Raksasa) yang tengah digagas oleh pemerintah Indonesia, menjadi fokus utama dalam upaya melindungi pesisir utara pulau Jawa dari ancaman bencana alam, khususnya banjir rob.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), ditemui di Jakarta, Senin (2/12/2024), mengungkapkan bahwa proyek tersebut adalah bagian integral dari visi Presiden Prabowo Subianto untuk menghadirkan solusi jangka panjang terhadap masalah lingkungan yang semakin mendesak.
“Proyek Megaproject ini, termasuk Giant Sea Wall, bukan hanya menjadi perhatian besar, tetapi juga merupakan salah satu implementasi dari visi dan misi Presiden Prabowo Subianto yang ingin mengambil langkah serius untuk menyelamatkan masyarakat kita, terutama yang tinggal di pesisir pantai utara,” ujar AHY, yang juga menekankan bahwa peningkatan permukaan air laut dan fenomena banjir rob menjadi ancaman nyata yang harus segera ditanggulangi.
Tembok laut ini direncanakan sebagai solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah banjir rob yang sudah meresahkan masyarakat pesisir, khususnya di Jakarta, yang kerap menghadapi banjir akibat naiknya permukaan air laut.
“Kita tahu bahwa kawasan pesisir pantai utara Jakarta, khususnya, sudah sangat rentan terhadap ancaman banjir rob. Dengan meningkatkan tinggi tanggul dan memperkuat sistem perlindungannya, kita berharap dapat mencegah dampak buruk dari fenomena alam ini,” tambah AHY.
Namun, AHY juga mengungkapkan bahwa proyek Giant Sea Wall ini memerlukan perencanaan yang matang serta pendanaan yang sangat besar. “Untuk mencapai hal ini, anggaran yang diperlukan tidak sedikit. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan hadirnya investasi yang signifikan, baik dari dalam maupun luar negeri. Jika hanya mengandalkan fiskal atau APBN, tentu tidak akan cukup, karena banyak prioritas lainnya yang harus segera diatasi,” terang AHY.
Proyek Giant Sea Wall tidak hanya merupakan pekerjaan Kemenko Infrastruktur atau Kementerian Pekerjaan Umum (PU) saja, tetapi juga melibatkan berbagai stakeholder lainnya, baik dari sektor swasta, masyarakat, hingga pemerintah daerah.
AHY menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektoral untuk mewujudkan proyek ini. “Kami ingin membuka seluas-luasnya peluang bagi dunia usaha untuk terlibat dalam proyek besar ini. Ini bukan hanya masalah infrastruktur, tetapi juga menyangkut keselamatan hidup masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir,” ujarnya.
Perlindungan Pesisir
Meski belum ada pengumuman resmi mengenai investor yang akan terlibat, AHY menyatakan bahwa pemerintah akan terus menjalin komunikasi dengan berbagai pihak terkait untuk mewujudkan proyek yang sangat penting ini.
“Secara resmi, kami belum bisa menjelaskan lebih jauh tentang siapa saja yang akan terlibat, namun kami terbuka untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak. Yang terpenting adalah agar proyek ini bisa berjalan dengan baik dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat,” tegas AHY.
Proyek Giant Sea Wall ini diperkirakan akan menjadi salah satu tonggak penting dalam pembangunan infrastruktur Indonesia yang berkelanjutan, serta menjadi model perlindungan pesisir yang dapat diadopsi oleh negara-negara lain yang menghadapi ancaman serupa.
Dengan dukungan penuh dari berbagai sektor dan investor, diharapkan Indonesia dapat meminimalkan risiko bencana alam di masa depan dan menjaga keberlanjutan hidup di kawasan pesisir. (GIT)