Sudah lebih dari 1 minggu, luapan air yang melanda pantura Jawa, khususnya di Semarang, belum juga bisa tertanggulangi sepenuhnya. Curah hujan tinggi menjadi salah satu pemicunya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah mencatat, genangan air ada di 16 lokasi dengan ketinggian 10-60 sentimeter. Jalan Kaligawe 4 disebut sebagai lokasi paling tinggi, berkisar 45-60 cm.
Seperti diberitakan Lintas, Sabtu (25/10/2025), Kementerian PU telah mengomptimalkan 27 unit pompa pengendali banjir di Kawasan Tenggang dan Sringin.
Selain pengerahan pompa, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana juga segera mempercepat peningkatan kapasitas dua rumah pompa Utama, yaitu Rumah Pompa Tenggang dan Sringin. Kali ini, penanganan banjir tidak bisa segera diatasi karena kondisi cuaca hujan yang turun terus-menerus.
BNPB dan BPBD Jawa Tengah, dikutip Kompas.com, bahkan melakukan rekayasa cuaca atau modifikasi hujan pada Sabtu, Minggu, dan Senin (25-27 Oktober 2025). Dari data id.climate-data.org/ pada Oktober 2025 curah hujan di wilayah Semarang mencapai 142 mm.
Segera tuntas
Dari berbagai pemberitaan, masyarakat yang terdampak banjir mengharapkan segera ada solusi penanggulangan banjir dari pemerintah. Apalagi, keberadaan banjir kali ini belum diperparah oleh naiknya permukaan air laut atau rob.
Seperti diketahui, pemerintah melalui Kementerian PU, khususnya Ditjen Binamarga, saat ini sedang membangun dua kolam retensi, yaitu Kolam Retensi Terboyo di Semarang, dan Kolam Retensi Sriwulan di Demak.
Pembangunan dua kolam retensi menjadi solusi untuk menghindarkan wilayah terdampak banjir dari genangan seperti yang dialami saat ini.
Kedua kolam retensi yang sedang dikerjakan adalah bagian dari proyek tanggul laut Jalan Tol Semarang-Demak.
Pembangunan tanggul laut Tol Semarang-Demak memang dimaksudkan untuk mengendalikan banjir di Semarang-Demak di samping sebagai konektivitas jalan tol.
Data yang diperoleh dari pemberitaan Lintas, Proyek Tanggul Tol Semarang-Demak terdiri dari 2 seksi Utama. Seksi 1 (Semarang-Kaliwi-Sayung sepanjang 10,39 km. Adapun Seksi 2 (Sayung-Demak) sepanjang 16,01 km.
Seksi 1 terdiri dari paket 1A: peninggian Jembatan Kaligawe, elevated freeway, dan pile slab. Paket 1B meliputi pekerjaan tanggul laut dan jalan Utama, on/off Rampa Terboyo, Jembatan Kali Babon dan Kali Sayung, serta rest area dan gerbang tol.
Adapun Paket 1C menangani pembangunan kolam retensi Terboyo dengan luas 189 hektar dan Sriwulan (28 ha), rumah pompa Terboyo dan Swiwulan. Ditargetkan pekerjaan Seksi 1 ini selesai pada awal 2027.
Tol Semarang-Demak
Masyarakat terdampak banjir begitu berharap pengerjaan Paket 1C ini bisa segera diselesaikan. Adhi Karya-Sinohidro sebagai kontraktor menyebutkan pada awal September 2025, pengerjaannya sudah mencapai 34,16 persen.
Secara keseluruhan, per 1 September 2025, tanggul laut sekaligus Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 1: Kaligawe-Sayung sudah mencapai 52,27 persen. Penyelesaian Tanggul Laut Tol Semarang-Demak, serta Kolam Retensi Terboyo dan Sriwulan, disebutkan oleh Menteri PU Dody Hanggodo, sebagai solusi permanen permasalahan banjir rob di Kawasan Semarang.
Kita percaya bahwa Kementerian PU sudah berada dalam track yang benar sehingga konsolidasi percepatan pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak bisa dilakukan. Penderitaan masyarakat yang terdampak banjir menjadi alasan kuat untuk menyegerakan penyelesaian kolam retensi dan tanggul laut tersebut.
Ya, masyarakat Semarang di Jawa Tengah memang perlu sedikit bersabar. Kita mendukung terus upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam penanggulangan musibah banjir di Semarang dan berbagai tempat di Tanah Air. (MAL)
Baca Juga: RS Brawijaya Travoy Hub Taman Mini Resmi Dibuka, Jasa Marga Perkuat Layanan Terpadu





