Home Berita Tol Semarang-Demak Manfaatkan 10 Juta Bambu untuk Konstruksi Ramah Lingkungan

Tol Semarang-Demak Manfaatkan 10 Juta Bambu untuk Konstruksi Ramah Lingkungan

Share

SEMARANG, LINTAS – Pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 1B mengusung inovasi konstruksi yang tidak hanya memiliki inovasi baru, tetapi juga ramah lingkungan.

Proyek ini merupakan Proyek Strategis Nasional ( PSN) yang memanfaatan kurang lebih 10 juta batang bambu sebagai bahan konstruksi dalam sistem stabilisasi tanah, menjadikannya sebagai proyek jalan tol pertama di Indonesia yang menggunakan bambu dalam jumlah besar yang dirakit oleh 2.000 pekerja lokal terampil.

Proyek pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak 1B meliputi pembangunan tanggul laut sepanjang 6,7 km yang akan terintegrasi dengan jalan tol.

Jalan tol ini dibangun di atas laut dengan memanfaatkan bambu sebagai metode perbaikan tanah dimana Struktur timbunan didukung oleh matras bambu yang tersusun sebanyak 13 lapis yang bertujuan untuk menjaga stabilitas tanah dan menahan beban timbunan preloading di atasnya.

Baca Juga: Kontrak Pembangunan Lintas Atas Sitinjau Lauik I Ditandatangani

Lingkup kerja proyek ini terdiri dari pembangunan jalan tol tanggul laut sepanjang 6,7 km, jembatan elevated sepanjang 234 meter, Jembatan Babon sepanjang 129 meter, dan Jembatan Sayung sepanjang 172 meter. Pekerjaan ini dilakukan oleh kontraktor CRBC – Wika – PP JO.

Pengawas Proyek Tol Semarang-Demak 1B, Juny Andry, mengungkapkan bahwa dari total panjang tanggul tol 6,7 km, saat ini sudah tergelar matras bambu sepanjang 6,3 km. Dengan progres fisik yang telah mencapai 35%, proyek ini ditargetkan rampung pada April 2027.

Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 1B tidak hanya bertujuan meningkatkan konektivitas antara wilayah utama di Jawa Tengah, tetapi juga berfungsi sebagai perlindungan kawasan pesisir dari ancaman banjir rob.

Pekerjaan konstruksi pada seksi ini yang berada di atas laut sepanjang 6,7 km menggunakan matras bambu sebagai metode perbaikan tanah (soil improvement), yang dirakit oleh 2.000 pekerja lokal terampil.

Bambu yang digunakan berasal dari Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Barat dengan spesifikasi khusus, yaitu memiliki panjang 8 meter serta diameter pangkal 8-10 cm dan diameter ujung 7- 9 cm

Bambu-bambu ini dirakit dengan tali nylon diharapkan mampu menjaga stabilitas tanah akibat beban timbunan di lokasi konstruksi dengan sistem matras. Penggunaan struktur bambu ini telah diuji oleh Balai Bahan dan Struktur Bangunan Gedung, Kementerian PUPR untuk memastikan kekuatan dan kualitas nya.

Proyek ini tidak hanya mempermudah akses antar kota, tetapi juga berdampak positif pada perekonomian lokal. Dengan menggunakan bambu yang ditanam oleh petani lokal, proyek ini turut mendukung ekonomi daerah dan membuka peluang baru dalam industri konstruksi hijau di Indonesia. (PAH/ROY/MAS

Oleh:

Share

Leave a Comment

Majalah Lintas Official Logo
Majalahlintas.com adalah media online yang menyediakan informasi tepercaya seputar dunia infrastruktur, transportasi, dan berita aktual lainnya, diterbitkan oleh PT Lintas Media Infrastruktur.
Copyright © 2023, PT Lintas Media Infrastruktur. All rights reserved.