PALU, LINTAS – Serah Terima Sementara Pekerjaan (PHO) proyek rekonstruksi dan penanganan tanggul Jalan Cumi-cumi sepanjang 2,35 km yang direncanakan akan pada Juli 2024, diusulkan perpanjangan hingga Desember 2024 karena kendala pengadaan lahan yang belum bebas 2023.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 2.5 Satker PJN II Sulteng Rizki Ananda ST, MEng, mengatakan, lelang pekerjaan telah dilaksanakan Oktober 2022 dan pelaksanaan kontrak dilakukan November 2022.
“Namun, terdapat permasalahan administrasi notification regarding contract (NRC) yang belum diterbitkan sehingga PPK 2.5 Sulteng memutuskan untuk menghentikan sementara pekerjaan sampai terbit NRC dari Japan International Cooperation Agency (JICA), pihak pemberi dana pinjaman 15 Maret 2023,” kata Rizki, Kamis (16/5/2024).
Saat ini, surat usulan perpanjangan waktu masih diproses di Direktorat Pembangunan Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Apabila persetujuan perpanjangan waktu telah keluar, selanjutnya surat dikirim ke JICA (Japan International Cooperation Agency) untuk mendapatkan persetujuan.
Progres pekerjaan Jalan Cumi-cumi telah mencapai 65 persen pertengahan Mei 2024. Adapun, pekerjaan struktur protection dan retaining wall dijadwalkan selesai akhir Juni 2024.
Program IRSL Pascabencana Sulteng Ditargetkan Selesai Akhir 2024
Paket pembangunan ini merupakan pekerjaan tahap kedua penanganan pascabencana yang baru dilaksanakan 2023 setelah pekerjaan tahap pertama dengan prioritas perbaikan ruas jalan dalam kota Palu. Rumusan kegiatan sudah dilakukan Bappenas Desember 2019 dan proses desain yang dilaksanakan tenaga ahli dari Jepang rampung 2021.
Konstruksi tanggul memiliki elevasi 4,95 mdpl dengan lebar badan jalan 10 meter yang berfungsi mengurangi dampak tsunami dan meminimalkan kerusakan akibat gempa bumi. Desain tanggul di sisi miring menggunakan blok beton yang disusun dalam bentuk puzzle sehingga jika terjadi kerusakan akibat gempa bumi diharapkan hanya merusak segmen tertentu saja dan dapat diganti bagian yang rusak.
Perkerasan jalan berupa aspal AC-Base dengan tebal 9,5 cm, aspal AC-BC tebal 6 cm, dan aspal AC-WC Asb dengan tebal 4 cm. Pekerjaan lain berupa retaining wall setinggi 3-5 meter, saluran drainase berupa saluran beton bertulang U-ditch tipe DS 6a dan DS 1a, serta box culvert 7 titik sepanjang 15-35 meter.
“Pekerjaan ini memiliki nilai kontrak Rp 138,27 miliar yang dilaksanakan kontraktor PT Bumi Karsa dan konsultan pengawas dari Design and Supervision Consultan Oriental Consultan Global ( OCG ) yang berasosiasi dengan konsultan lokal.
Sebelum rusak terdampak gempa dan tsunami, Jalan Cumi-cumi merupakan lokasi wisata pantai dan kuliner bagi masyarakat Kota Palu,” tutur Rizki.

Sinergitas
Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan beberapa pemberi bantuan dari luar negeri (lander) untuk mendapatkan bantuan dana rekonstruksi akibat gempa bumi. Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi III juga bersinergi dengan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sulteng untuk pembangunan tanggul dan tambatan perahu di salah satu sisi Jalan Cumi-cumi 2019.
Pembangunan tanggul untuk menangani air pasang di daerah Kelurahan Lere dan Kelurahan Silae, Palu, serta sarana tambatan perahu sangat bermanfaat bagi warga sekitar yang bekerja sebagai nelayan.
Di sisi timur proyek Jalan Cumi-cumi terdapat kegiatan pembangunan ulang Jembatan Palu IV yang akan menghubungkan jalan ini dengan Jalan Rajamoili sehingga konektivitas transportasi darat di pesisir Palu akan pulih kembali setelah semua pembangunan tuntas. (AN)
Baca Juga: Hasil Uji Laik Fungsi dan Laik Operasi, Jalan Layang MBZ Aman Dilalui