JAKARTA, LINTAS – Sistem pengolahan air limbah (SPAL) dibangun dalam rangka untuk meminimalkan pencemaran badan air akibat limbah domestik. Selain itu juga untuk memberikan nilai tambah berupa air bersih untuk penyiraman taman dan ruang publik.
Demikian disampaikan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono lewat siaran pers tentang selesainya SPAL Terpadu Kota Makassar, Sabtu (11/2/2024).
Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya mengembangkan SPALD-T di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Program ini merupakan bagian dari Program Metropolitan Sanitation Managemen Investment Project (MSMIP) untuk meningkatkan pelayanan air limbah terpadu pada kawasan perkotaan dengan kapasitas 16.000 meter kubik per hari.
“Tujuan utamanya adalah untuk kualitas lingkungan yang lebih baik. Permukiman semakin padat, limbahnya juga bertambah. Jadi, harus kita olah dulu sebelum masuk ke badan air,” kata Basuki.
Baca Juga: Hari Anak Nasional, Pentingnya Air Bersih dan Sanitasi Layak untuk Cegah Stunting
Layanan Sanitasi
Pembangunan SPAL Domestik di Kota Makassar dinilai efektif karena menggunakan sistem Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR) dengan mereduksi Biological Oxygen Demand, denitrifikasi, dan mengurangi nitrogen. Dengan demikian efluen yang dihasilkan dapat memenuhi baku mutu sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor P.68/MenLHK/Sekjen/Kum.1/8/2016 tentang baku mutu air limbah domestik, antara lain kadar BOD di bawah 30 mg/liter.
Pengembangan SPALD-T Kota Makassar mulai dikerjakan pada November 2020 meliputi pembangunan IPAL berkapasitas 16.000 meter kubik/hari, pembangunan 1 unit rumah pompa, jaringan air perpipaan sepanjang 9,6 km, serta pemasangan sambungan rumah dan sambungan area komersil.
Saat ini, konstruksi SPALD-T Kota Makassar telah selesai konstruksi dan siap beroperasi untuk mendukung layanan sanitasi masyarakat Kota Makassar.
Pembangunan SPALD-T dimulai dari pematangan lahan (lokasi) yang didanai dari APBD Kota Makassar, dilanjutkan pembangunan IPAL Domestik dan jaringan perpipaan melalui Program MSMIP dengan dana pinjaman dari Bank Pembangunan Asia (ADB).
Kemudian pemasangan 74 sambungan rumah dan 25 sambungan komersil bersumber dari APBN dan akan dilanjutkan oleh Pemkot Makassar hingga tercapai target layanan 14.000 sambungan yang terbagi menjadi 8.400 sambungan domestik dan 5.600 sambungan komersil.
SPALD-T Kota Makassar dibangun di atas lahan seluas 2,37 hektar yang berlokasi di kawasan Losari, Kelurahan Maccini Sombala, Kecamatan Tamalate.
Diharapkan dengan terbangunnya SPALD-T ini tidak hanya dapat melayani 41.000 jiwa masyarakat Kota Makassar, tetapi juga untuk menjaga kualitas air tanah dan air baku, menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, serta sebagai sarana edukasi peningkatan kesadaran masyarakat terhadap isu pencemaran lingkungan. (HRZ)
Baca Juga: SPALD-T Kota Palembang Diresmikan, Presiden: Kurangi Pencemaran Sungai Musi