Palu, Lintas – Upaya pemulihan konektivas selama lima tahun setelah bencana gempa dan tsunami terjadi di Sulawesi Tengah tahun 2018 berjalan dengan baik.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, melalui rilis Minggu (16/4/2023), menyampaikan bahwa penanganan pascabencana Sulteng meliputi tahap tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi. “Pendekatannya adalah build back better, tidak sekadar membangun dengan kerentanan yang sama,” kata Menteri Basuki.
Mitra Kementerian PUPR, Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA), pun mengpresiasi pekerjaan rehabilitasi dan rekonstruksi sudah dilakukan. Senior Representative JICA Indonesia Office Okamura Kenji mengingatkan agar para pengawas dan pekerja konstruksi selalu mengedepankan faktor keamanan dalam bekerja.
“Saya harap semua pekerjaan bisa terselesaikan sesuai target yang telah ditentukan. Kita berharap tanpa terjadi kecelakaan kerja yang bisa melukai pekerja konstruksi ataupun masyarakat,” katanya.
Seperti diketahui, gempa berkekuatan magnitudo 7,4 yang melanda Sulawesi Tengah pada 28 September 2018 pukul 18.02. Gempa tersebut disusul tsunami dan likuefaksi. Dampaknya, sejumlah sarana infrastruktur hancur. Ribuan orang tewas dan ratusan hilang.
Jalan dan Jembatan
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sulawesi Tengah Arief Syarif Hidayat mengatakan, 12 ruas jalan dan jembatan tengah direhabilitasi dan direkonstruksi. “Pekerjaannya dilaksanakan secara kerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) melalui skema Infrastructure Reconstruction Sector Loan (IRSL),” katanya.
Arief merinci kedua belas pekerjaan tersebut. Penggantian Jembatan Palu 4 (250 meter), penggantian dan rehabilitasi Jembatan Provinsi Sulawesi Tengah (52,9 m). Kemudian, pembangunan Jembatan Huntap Tondo-Talise, rekonstruksi Jalan Kalawara-Kulawi dan Sirenja (18,5 km). Selanjutnya rehabilitasi Jalan Dalam Kota Palu dan rekonstruksi tanggul Jalan Rajamoili-Cut Mutia (14,09 kilometer). Juga paket rekonstruksi dan penanganan tanggul Jalan Cumi-cumi (2,4 km).
Kemudian pembangunan Jalan Akses Danau Lindu (17,8 km), rekonstruksi Jalan Lingkar Dalam Kota Palu 1 (28,39 km). Sedang dikerjakan juga rekonstruksi Jalan Lingkar Dalam Kota Palu 2 (13,21 km), penanganan lereng ruas Tambu-Tompe-Pantoloan (1,6 km). Juga rehabilitasi Jembatan Sulawesi Tengah 2 Cs (255 m).
”Adapun paket pekerjaan yang sudah selesai 100 persen yaitu pembangunan Jembatan Huntap Tondo-Talise dan rehabilitasi Jembatan Sulawesi Tengah 2 Cs,” ujar Arief.
Arief menjelaskan, rekonstruksi tanggul Jalan Rajamoili-Cut Mutia dan Jalan Cumi-cumi merupakan penanganan yang bertujuan untuk membentengi Kota Palu dari gelombang tsunami. “Jadi di antara Jembatan Palu 4, di sisi kirinya ada Jalan Cumi-cumi dan sebelah kanannya Jalan Cut Mutia. Dua jalan ini didesain dengan tinggi sekitar 6 meter untuk mengamankan Kota Palu,” tuturnya.
Untuk peningkatan konektivitas, rekonstruksi Jalan Lingkar Dalam Kota Palu 1 dan Jalan Lingkar Dalam Kota Palu 2 didesain sedemikian rupa agar bisa menghubungkan Kota Palu dan Kota Sigli. “Sedangkan pada ruas Tambu-Tompe-Pantoloan, kita fokus pada penanganan lerengnya karena ruas ini selalu longsor setiap turun hujan sehingga menghambat aksesibilitas Kota Palu dan Kabupaten Tolitoli,” jelas Arief. (HRZ)