GUNUNGSITOLI, LINTAS – Penanganan banjir yang rutin terjadi akibat meluapnya sejumlah sungai pada akses menuju Kabupaten Nias Utara diharapkan ditangani langsung oleh pemerintah pusat. Kemungkinan penanganan awal banjir sudah dianggarkan pada APBN 2025.
Demikian disampaikan oleh Bupati Nias Utara Amizaro Waruwu kepada Majalahlintas.com di Bandar Udara Binaka Gunungsitoli, Jumat (17/5/2024) pagi.
Menurut Amizaro, penyebab banjir di Kabupaten Nias Utara adalah meluapnya sejumlah sungai, di antaranya Sungai Muzöi, Ehau, Sowu, dan Tumula setiap hujan turun dengan intensitas tinggi di wilayah Kabupaten Nias Utara.
“Pertama dulu, bahwa sungai ini adalah tanggung jawab provinsi. Kami terus berupaya mendesak pihak provinsi untuk segera menangani masalah terkait ini. Tapi saat ini belum ada tindak lanjut. Namun di 2021, 2022, dan 2023 kita terus komunikasi dengan kementerian, dan pada 2023 kemarin sudah dimasukkan anggaran kalau tidak salah Rp 2,5 miliar untuk perencanaan,” ujar Amizaro.
Masuk APBD 2025
Kemungkinan besar, kata Amizaro, pekerjaan tersebut akan masuk di anggaran di 2025 dari Kementerian PUPR.
Masalah banjir di Kabupaten Nias Utara sudah berlangsung sejak dulu dan sampai saat ini belum terselesaikan.
“Memang, kami, pemerintah kabupaten, memiliki niat. Akan tetapi, apa boleh buat, kami terkendala pada anggaran yang sangat terbatas untuk penanganan. Diperlukan dana yang besar sekali,” ujar Amizaro.

Dalam kondisi tersebut, diharapkan pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian PUPR, bisa mengambil alih penanganan banjir ini.
“Saya pesimistis, kalau provinsi mungkin karena terkendala anggaran, agak sulit untuk menanganinya. Sulit kita prediksi kapan bisa ditangani. Kami tinggal berharap dari Kementerian PUPR untuk penanganan banjir ini. Ini kami terus suarakan di pusat,” ujarnya.
Banjir Besar
Dijelaskan Amizaro, banjir besar di Kabupaten Nias Utara dicatat terjadi pada 15-18 Desember 2021. Sebanyak 10 kecamatan terdampak dan Pemerintah Kabupaten Nias Utara menetapkan status tanggap darurat.
Akibat luapan Sungai Sowu dan Sungai Muzoi tersebut, 10 kecamatan tergengan. Ke-10 kecamatan itu adalah Kecamatan Sitölu Öri, Kecamatan Lahewa Timur, Kecamatan Lotu, Kecamatan Alasa Talumuzöi, Kecamatan Lahewa, Kecamatan Tugala Oyo, Kecamatan Alasa, Kecamatan Afulu, Kecamatan Sawö dan Kecamatan Namöhalu Esiwa tergenang.
“Waktu itu terjadi longsor di mana-mana dan 4.654 keluarga terpaksa mengungsi di tempat yang lebih aman,” ujarnya.
Saat Majalahlintas.com melintas dari Lotu menuju Kota Gunungsitoli, Kamis (16/5/2024) sempat dihadang banjir karena sepanjang sore hujan lebat di kawasan tersebut. (HRZ/FDH)
Baca Juga: Ketika Hujan Jadi “Kambing Hitam” Penyebab Banjir