Home Fitur Mengenali Teknologi Marka “Glow in the Dark”

Mengenali Teknologi Marka “Glow in the Dark”

Share

Salah satu teknologi yang sedang dijajaki penerapannya adalah marka jalan yang menyala di kegelapan, atau lazim disebut glow in the dark marking. Teknologi ini sudah mulai diujicobakan di beberapa negara, seperti Australia, Belanda, Malaysia, dan konon juga di India bagian selatan.

Penerapan teknologi ini disebutkan sangat perlu dan bisa menggantikan penerangan listrik. Apalagi dengan kondisi di negara kita, jalan raya dengan status jalan nasional, provinsi, kabupaten/kota banyak yang tidak dilengkapi dengan lampu penerangan jalan. Tidak sedikit, keadaan itu sering menjadi penyebab terjadinya kecelakaan, kendaraan keluar dari jalur karena minimnya penerangan.

Dari berbagai artikel di internet, uji coba marka yang menyala di kegelapan cukup menarik perhatian warganet, terutama mereka pencinta pembangunan infrastruktur. Warganet menyambut baik penerapan marka jalan menyala ini karena dianggap bisa meminimalkan kecelakaan.

Bahkan, kita juga berharap dan merekomendasikan agar inovasi teknologi ini bisa diadopsi dan diterapkan di jalan-jalan di Ibu Kota Nusantara (IKN) oleh Otoritas IKN di Kalimantan Timur. Mumpung pembangunan jalan-jalan di IKN sedang berjalan saat ini.

Bagaimana Teknologi Ini Bekerja?

Salah satu yang sangat terbantu dengan teknologi ini adalah para pilot pesawat. Landasan pacu (runway) selalu dilengkapi dengan marka bercahaya ini. Dengan begitu, pilot secara persisi bisa mendaratkan pesawat berkat teknologi glow in the dark.

Dikutip dari Science.howstuffworks.com, marka jalan menyala ini dilakukan dengan melapisi marka jalan dengan cairan yang disebut dengan Tarmac Linemarking.

Menurut Science.howstuffworks.com, setiap benda yang menyala di kegelapan ini mengandung zat yang dinamai fosfor. Fosfor ini bisa memancarkan cahaya yang terlihat setelah mendapatkan energi. Sekadar contoh, benda yang sangat dekat dengan keseharian kita yang mengandung fosfor adalah layar TV atau monitor komputer dan pada lampu fluoresen atau lampu neon.

Di layar TV, sinar elektron berbenturan dengan fosfor untuk memberinya energi. Pada lampu fluoresen, cahaya ultraviolet memberi tenaga pada fosfor. Dalam kedua kasus tersebut, yang tampak di mata kita adalah cahaya yang terlihat. Layar TV berwarna sebenarnya mengandung ribuan elemen gambar fosfor kecil yang memancarkan tiga warna berbeda, yakni merah, hijau, dan biru. Pada lampu neon, biasanya ada campuran fosfor yang bersama-sama menciptakan cahaya yang terlihat putih bagi mata manusia.

Marka jalan yang sudah mulai diterapkan di beberapa negara ini lazim menggunakan lapisan yang dinamakan Photoluminescent. Dengan Photoluminescent ini, diinformasikan akan memancarkan cahaya yang lebih terang jika dibandingkan dengan marka jalan biasa.

Jadi, tidak mengherankan jalan-jalan di Desa Victoria, Australia, kini dilapisi dengan cairan yang bisa menyala (glow in the dark) pada saat malam hari. Pengendara pun memiliki kepercayaan diri untuk menyusuri jalan-jalan dengan cahaya dari marka jalan yang cukup jelas.

Kendaraan dengan lampu yang redup pasti sangat terbantu dengan adanya marka menyala ini. Bayangkan di malam gelap, sepeda motor tanpa lampu pun, seperti yang biasa kita jumpai di jalan-jalan Jabodetabek akan tertolong.

Kurangi Trauma

Bagi pemerintahan Australia, seperti dikutip Detik.com, langkah ini merupakan sebuah bagian dari upaya untuk mengurangi trauma di jalan, lantaran angka kecelakaan pada daerah tersebut cukup meningkat sebelum penggunaan teknologi ini.

Kehadiran teknologi Photoluminescent dipastikan meningkatkan fokus pengendara yang melalui jalan tersebut.

Cahaya kehijauan pada garis pinggir jalan dan garis tengah (media jalan), menurut media Malaysia, dapat bertahan hingga sepanjang malam. Mengenai daya tahannya, mereka mengklaim bahwa lapisan tersebut bertahan sekitar tiga sampai lima tahun dalam sekali pengaplikasian.

Disebutkan, teknologi ini akan menghemat energi karena jalan-jalan tak perlu diberi penerangan lampu dari listrik lagi.

Pengalaman di Belanda, jalan bercahaya di Roosegaarde sebagai jalan yang interaktif, ramah lingkungan dan aman, terutama di daerah perdesaan yang kurang penerangan jalan. Meskipun jalan ini masih menjadi proyek percontohan, warga lokal menyambut baik dan memberikan pujian.

Bagaimana dengan Indonesia? Semoga di daerah-daerah yang penerangan jalannya kurang bisa dibuatkan marka jalan bercahaya. Begitu juga di IKN (HRZ)

Oleh:

Share

Leave a Comment

Majalah Lintas Official Logo
Majalahlintas.com adalah media online yang menyediakan informasi tepercaya seputar dunia infrastruktur, transportasi, dan berita aktual lainnya, diterbitkan oleh PT Lintas Media Infrastruktur.
Copyright © 2023, PT Lintas Media Infrastruktur. All rights reserved.