Home Fitur Mengenal Teknologi Pengerukan Sedimen Sungai

Mengenal Teknologi Pengerukan Sedimen Sungai

Share

Sedimentasi atau hal mengendapnya benda-benda padat di badan sungai menjadi salah satu penyebab meluapnya sungai dan menyebabkan banjir. Karena itu, untuk mengurangi dampak banjir perlu dilakukan pengerukan sedimen secara reguler pada setiap sungai yang berpotensi banjir.

Sudah menjadi pengetahuan umum, kesadaran masyarakat Indonesia untuk menjaga sungai masih sangat minim. Sebagian masyarakat kita masih menganggap sungai sebagai bak sampah besar. Tak pelak, cara pandang ini membuat sungai di negara kita terlihat kotor, bau karena dipenuhi sampah. Kesadaran masyarakat itu baru sedikit tergelitik saat sungai yang sudah mampat itu menyebabkan banjir yang mengoyak zona nyaman bahkan ketika mengancam keselamatan jiwa dan raga .

Seperti diberitakan majalahlintas.com, saat mendampingi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka meninjau banjir di Sukabumi, Sabtu (8/3/2025), Wakil Menteri PU Diana Kusumastuti menegaskan bahwa sedimen di Sungai Cipalabuan harus segera dikeruk. Tentu pesan ini tidak hanya berlaku untuk Sungai Cipalabuan, tetapi berlaku bagi semua sungai, baik besar maupun kecil di seluruh Nusantara.

Baca Juga: Dampingi Wapres Gibran Tinjau Banjir Sukabumi, Wamen PU Dorong Percepatan Pengerukan Sungai

Pengangkatan material yang mengendap di badan sungai tidaklah mudah, apalagi jika material yang mengendap tidak hanya berupa tanah tetapi material keras dan berat.

Di negara-negara maju, pembersihan sungai termasuk pengerukan sedimen jarang dilakukan dengan tangan kosong atau secara manual. Namun, penggunaan teknologi untuk memudahkan pekerjaan sudah lazim digunakan.

Melihat di video yang viral apa yang dilakukan oleh Gubernur Jawa Barat Dedy Mulyadi yang biasa disapa Kang Dedy, yang terjun langsung bersama warga memunguti sampah di sungai, patut kita apresiasi.

Sungai yang sebelumnya kotor dan mampat karena sampah menjadi bisa bersih dan mengalir. Namun, bayangkan jika saat oprasi pembersihan itu melibatkan alat-alat teknologi, dipastikan hasilnya pasti lebih maksimal dan juga cepat dan murah.

Dari penelusuran majalahlintas, ada sejumlah alat teknologi yang perlu dipertimbangkan untuk dimiliki oleh pemerintah daerah.

Dredger

Dredger adalah alat pengeruk sedimen yang cocok digunakan untuk sungai, danau, bahkan laut. Penggunaan alat semacam ini tentu sangat mempercepat proses pengangkatan atau pengerukan sedimen. Di samping itu, biaya operasional, di antaranya membayar tenaga kerja yang banyak, pasti jauh lebih hemat.

Alat yang diberi nama Dipper Dredgers ini sudah banyak digunakan untuk mengeruk danau dan sejenisnya. | Dok https://www.iadc-dredging.com/

Dredgers disebutkan bisa menganggkat berbagai sedimen seperti tanah liat, pasir yang dipadatkan, endapan glasial (material yang diendapkan oleh gletser), batu yang diledakkan (batu yang dihancurkan dengan peledakan), struktur lama dan hambatan (bangunan atau benda yang sudah tua dan dapat menghalangi).

Pompa Sedot

Pompa sedot adalah teknologi yang dapat menyedot sedimen dari dasar sungai dan memindahkannya ke tempat lain. Pompa sedot dapat beroperasi di sungai yang dangkal dan sempit.

Alat ini bisa dipertimbangkan untuk siaga di setiap sungai. Sebagai contoh, untuk 13 sungai yang mengalir di Jakarta seyogianya dan harus memiliki pompa sedot semacam ini.

Pompa sedot lumpur. | Dok. Alibaba.com

Alat dengan Sistem Hidrolik

Alat pengerukan sedimen dengan sistem hidrolik ini sudah banyak digunakan. Bentuknya hampir sama dengan dredgers, hanya teknologi ini menggunakan sistem hidrolik.

Sistem hidrolik untuk mengangkat sedimen dari dasar sungai. Sistem hidrolik dapat mengurangi kebutuhan akan tenaga manusia dan mempercepat proses pengerukan.

Mesin hidrolik. | Dok. id.made-in-china.com

Drone Pengeruk Sedimen

Dengan perkembangan teknologi yang demikian pesat, saat ini untuk mengeruk sungai juga bisa memanfaatkan drone pengeruk sedimen. Teknologi masih relatif baru. Alat ini digunakan untuk memetakan dasar sungai dan mengidentifikasi area yang memerlukan pengerukan.

Kejadian banjir yang melanda Jabodebek pada awal Maret 2025 ini telah menggugah kesadara kita semua untuk segera memetakan apa yang harus kita lakukan. Selain menerapkan teknologi canggih, jauh lebih penting untuk beraksi. Tidak hanya sekadar bereaksi spontan.

Kita dukung dan dorong setiap pemerintah daerah yang langsung bergerak melakukan pembenahan pada setiap sungai yang bermasalah.

Mengingatkan diri kita sebagai individu-individu untuk memiliki rasa malu dan rasa bersalah jika membuang sampah di sungai.

Hal lain, ketika banjir datang, masyarakat kita baru sadar. Setelah banjir berlalu, kebiasaan, budaya lupanya kambuh lagi. Saat banjir sudah lewat, musim kemarau datang, itu pertanda untuk mengeruk sungai, normalisasi sungai, dan terapkan aturan agar masyarakat bisa berdisiplin menjaga sungai. (HRZ)

Share

1 comment

Harazaki 12/03/2025 - 07:45

Sedimen sungai harus terus dikeruk, terutama saat musim kemarau.

Reply

Leave a Comment

Majalah Lintas Official Logo
Majalahlintas.com adalah media online yang menyediakan informasi tepercaya seputar dunia infrastruktur, transportasi, dan berita aktual lainnya, diterbitkan oleh PT Lintas Media Infrastruktur.

Copyright © 2025, PT Lintas Media Infrastruktur. All rights reserved.