Home Opini Mengapa Setiap Tahun Jakarta Banjir?

Mengapa Setiap Tahun Jakarta Banjir?

Share

Banjir yang melanda Jakarta setiap tahun menimbulkan keresahan dan penderitaan masyarakat Jakarta dan sekitarnya baik yang terdampak langsung maupun tidak langsung.

Berbagai upaya menangani banjir telah dilakukan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat namun tidak bakal membebaskan masyarakat dari banjir. Karena banjir besar maupun kecil, cepat atau lambat akan selalu datang terutama di musim hujan. Yang bisa diperbuat setidaknya mengurangi risiko akibat banjir.

Demikian juga besarnya intensitas hujan sebagai penyebab banjir tidaklah pantas disalahkan, karena kondisi cuaca dapat diramalkan dan diperkirakan. Dengan berdasarkan hasil perkiraan cuaca, perencanaan infrastruktur sarana dan prasarana pengendali banjir dapat dilakukan dengan berbagai alternatif kemungkinan terburuk.

Perencanaan infrastruktur apapun selau dilakukan terbatas (tidak tak terbatas), karena pertimbangan biaya dan estetika serta kepantasan. Tidak terkecuali di Jakarta di mana pembangunan infrastruktur saluran makro hanya mampu untuk menghadapi banjir yang diakibatkan intensitas hujan maksimum 150 mm/hari, bahkan untuk saluran mikronya hanya 100 mm/hari.

“Sementara intensitas hujan tertinggi yang turun pada tahun 2025 ini mencapai 233 mm per 4 jam, dan lebih besar lagi pada tahun 2020 sebesar 377 mm dalam 4 jam,” kata anggota DPRD DKI Jakarta H. Ghozi Zulazmi, S.IP yang ditemui Lintas di kantornya, Selasa (18/3/2025) sembari menunjukkan data intensitas hujan di Jakarta mulai tahun 2017-2025.

Hujan Sabtu (4/11/2023) menyebabkan banjir di 54 RT di DKI Jakarta. | Dok. Antara

Bila data intensitas hujan dikonversi ke dalam format debit aliran, maka intensitas hujan tertinggi yang terjadi pada tahun 2020 sebesar 377 mm/4 jam setara dengan debit banjir sebesar 3.389 m3/detik sementara kapasitas saluran yang ada hanya mampu melayani debit banjir sebesar 1.414 m3/detik. Artinya debit banjir yang datang lebih besar 240 persen dari kapasitas saluran yang ada.

“Kemana larinya kelebihan debit banjir yang tidak tertampung oleh saluran itu, ya ke kawasan-kawasan yang rawan genangan/banjir,” ujar Ghozy yang berasal dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Kemampuan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun infrastruktur pengendali banjir yang tertuang dalam Rencana Induk (Master Plan) baru sebatas mampu mengatasi banjir sampai 2.357 m3/detik.

Dan inipun masih jauh dibawah banjir 2020 yang sebesar 3.389 m3/detik. Oleh karenanya slogan “Marilah bersahabat dan hidup harmoni bersama banjir” tidaklah salah untuk diresapi. (MAL)

Baca Juga: Menteri PU Pastikan Proyek Giant Sea Wall Berlanjut untuk Tangani Banjir Jakarta

Oleh:

Share

1 comment

Maliki 21/03/2025 - 13:27

Belum lagi klo saluran2 makro n mikro terisi lumpur n sampah, semakin besar banjirnya

Reply

Leave a Comment

Majalah Lintas Official Logo
Majalahlintas.com adalah media online yang menyediakan informasi tepercaya seputar dunia infrastruktur, transportasi, dan berita aktual lainnya, diterbitkan oleh PT Lintas Media Infrastruktur.
Copyright © 2023, PT Lintas Media Infrastruktur. All rights reserved.