Peran air dalam mewujudkan swasembada pangan, seperti yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto, sangat krusial. Tidak mengherankan jika Menteri PU Dody Hanggodo serius dan terus memastikan bagaimana sarana-prasarana pemasok air di setiap daerah berfungsi maksimal.
Di setiap kesempatan kunjungan ke daerah-daerah, hal yang utama yang dipastikannya adalah kesiapan ketahanan air. Seperti yang dilakukannya ketika berkunjung ke Lampung pada Sabtu (5/4/2025).
Di daerah ini, tepatnya di Tegineneng, Dody meninjau Bendung Argoguruh. Ia didampingi Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Mesuji Sekampung Roy Panagom Pardede dan juga Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Susan Novelia serta Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Lampung Ahmad Irwan Kusuma.
Kepada media, Dody mengungkapkan bahwa Bendung Argoguruh berperan signifikan mendukung swasembada pangan di Lampung. Bendung yang merupakan bagian dari sistem irigasi Way Sekampung ini mengairi lahan persawahan seluas 55.000 hektar.
“Bendung ini untuk mengairi 55.000 hektar sawah. Harus kita jaga agar target besar Bapak Presiden swasembada pangan 2025 tercapai,” beber Dody dalam rilis pers yang diterima majalahlintas.com, Sabtu (5/4).
Menurut Dody, dari hasil peninjauannya, kondisi bendung yang dibangun tahun 1935 masih cukup baik. “Alhamdulillah kondisinya bagus. Bisa mengairi sawah-sawah di bawahnya,” ujarnya.

Roy Panagom Pardede mengatakan selain Bendung Argoguruh sistem irigasi Way Sekampung juga didukung oleh infrastruktur besar lainnya seperti Bendungan Batutegi, Bendungan Way Sekampung, Bendungan Margatiga dan Bendung Gerak Jabung.
“Keseluruhan sistem ini dirancang untuk menjamin pasokan air secara berkelanjutan dan efisien ke berbagai wilayah pertanian, termasuk DI Way Sekampung dan DI Jabung,” ujar Roy.
Penelusuran majalahlintas.com dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, luas panen padi pada 2024 di Provinsi Lampung mencapai 531.720 hektar, mengalami kenaikan sebesar 1.610 hektar atau 0,30 persen dibandingkan luas panen padi di 2023 yang sebesar 530.110 hektar.
Sementara produksi padi pada 2024, yaitu sebanyak 2,79 juta ton gabah kering giling (GKG), mengalami kenaikan sebanyak 33.450 ton atau 1,21 persen dibandingkan produksi padi pada 2023 yang sebanyak 2,76 juta ton ton GKG.
Adapun produksi beras pada 2024 untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 1,60 juta ton, mengalami kenaikan sebanyak 19.230 ton atau 1,21 persen dibandingkan produksi beras di 2023 yang sebanyak 1,59 juta ton.
Pada 2025, seperti dilansir Kumparan (7/2/2025), Provinsi Lampung menargetkan produksi padi sebesar 1,03 juta hektar, dengan proyeksi produksi yang meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, dan luas panen padi pada Januari 2025 diperkirakan 0,42 juta hektar dengan produksi 2,16 juta ton GKG.
Kunjungan Dody ke berbagai sarana sumber daya air (SDA) menjadi Tanah Air menunjukkan keseriusan pemerintahan Prabowo-Gibran dalam mewujudkan Astacita, khususnya di bidang swasembada pangan.
Pelibatan seluruh pemangku kepentingan untuk mewujudkan swasembada pangan ini, bukan mustahail, cita-cita swasembada pangan akan tercapai. (*/HRZ)
Baca Juga: Pembangunan Dikebut, Bendungan Margatiga di Lampung Selesai pada 2024