Mengelola cicilan rumah bukan perkara mudah, terutama ketika kondisi finansial berubah di tengah jalan. Salah satu opsi yang bisa dipertimbangkan pemilik rumah adalah mengajukan perubahan atau mengubah tenor KPR. Langkah ini bisa membantu menyesuaikan kewajiban cicilan dengan kemampuan keuangan terkini.
Menurut pengamat perbankan dan praktisi sistem pembayaran, Arianto Muditomo, keputusan untuk mengubah tenor KPR tidak bisa dianggap sepele. “Keuntungan dan kerugian dari pengajuan perubahan tenor KPR rumah tidak bisa dilihat secara general karena harus dinilai dari sisi kreditur dan debitur,” ujarnya kepada majalahlintas.com, dikutip Kamis (1/5/2025).
Tenor KPR adalah jangka waktu yang disepakati antara peminjam dan bank untuk melunasi cicilan rumah. Umumnya, semakin panjang tenor, semakin kecil angsuran bulanan.
Namun, di sisi lain, total bunga yang dibayarkan justru lebih besar. Sebaliknya, memperpendek tenor akan memperbesar cicilan per bulan, tetapi total bunga yang dibayarkan menjadi lebih sedikit.
Arianto menjelaskan tiga pertimbangan utama sebelum ubah tenor KPR:
- Perpanjangan tenor menurunkan beban cicilan bulanan, tetapi menaikkan total bunga.
- Pemendekan tenor meningkatkan cicilan bulanan, tetapi menurunkan total bunga yang harus dibayar.
- Kondisi finansial debitur harus menjadi pertimbangan utama sebelum mengambil keputusan.
Proses Mengubah Tenor KPR Rumah
Meski terdengar rumit, proses mengubah tenor KPR sebenarnya cukup praktis. Berikut langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh debitur:
Ajukan permohonan ke bank
Debitur harus menyampaikan permintaan perubahan tenor ke pihak bank dengan menyertakan alasan yang kuat dan dokumen pendukung seperti fotokopi KTP, NPWP, rekening, serta formulir permohonan.
Evaluasi dari pihak bank
Bank akan melakukan asesmen ulang terhadap kemampuan keuangan debitur. Proses ini biasanya lebih cepat daripada pengajuan KPR awal.
Pemberitahuan persetujuan
Jika permohonan disetujui, bank akan menawarkan skema perjanjian baru. Kesepakatan ini akan menjadi dasar hukum yang mengikat antara kedua belah pihak.
“Debitur bisa memonitor progress prosesnya baik datang langsung atau lewat komunikasi online. Bank akan memberi tahu hasilnya,” kata Arianto.
Perubahan tenor KPR tidak datang tanpa biaya. Debitur perlu menyiapkan dana untuk beberapa pos pengeluaran, seperti biaya administrasi, provisi, hingga appraisal apabila dibutuhkan. Besaran biaya tersebut tergantung kebijakan masing-masing bank.
“Kalau tidak ada penambahan fasilitas, biasanya biaya dikenakan one time saat perubahan efektif berlaku,” jelas Arianto.
Mengubah tenor KPR bisa menjadi strategi finansial yang cerdas saat kondisi ekonomi berubah. Namun, keputusan ini perlu didasari analisis yang matang dan disesuaikan dengan kemampuan jangka panjang. Pastikan memahami konsekuensi finansialnya—baik dari sisi jumlah cicilan, bunga, maupun biaya tambahan yang muncul. (GIT)