JAKARTA, LINTAS – Tragedi besar melanda penerbangan domestik Korea Selatan pada Minggu pagi (29/12/4), ketika pesawat Boeing 737-800 milik Jeju Air keluar dari landasan pacu dan menabrak tembok di Bandara Internasiona Muan.
Pihak berwenang menyampaikan, jumlah korban tewas dalam kecelakaan hingga pukul 14.47 waktu setempat adalah 122 orang meninggal dunia dari total 181 orang di dalam pesawat, dilaporkan Yonhap.
Kecelakaan tragis ini terjadi pada pukul 09.07 pagi waktu setempat. Pesawat Jeju Air dilaporkan keluar dari landasan pacu saat mendarat dan menabrak tembok pagar di Bandara Internasional Muan yang terletak di wilayah Muan, Provinsi Jeolla Selatan.
Dilansir dari The Guardian, upaya penyelamatan terus dilakukan di lokasi kejadian. Tim investigasi saat ini sedang menyelidiki penyebab kecelakaan yang mengakibatkan korban jiwa dalam jumlah besar ini.
Diduga Burung dan Cuaca
Menurut kepala pemadam kebakaran setempat, Lee Jeong-hyun, kecelakaan tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh kombinasi tabrakan burung dan kondisi cuaca buruk.
“Tabrakan burung mungkin merusak roda pendaratan pesawat, yang menyebabkan insiden fatal ini,” kata Lee dalam konferensi pers. Pesawat dilaporkan sempat mencoba melakukan pendaratan sebelum berputar untuk mencoba lagi, namun roda pendaratan tidak berfungsi normal.
Rekaman video menunjukkan pesawat tergelincir dengan kecepatan tinggi di sepanjang landasan pacu sebelum menghantam penghalang beton dan terbakar hebat. Puing-puing pesawat berserakan, dan asap hitam pekat membumbung tinggi ke udara.
Di tengah upaya penyelamatan, lebih dari 100 anggota keluarga penumpang berkumpul di bandara untuk mendapatkan kabar tentang orang-orang tercinta mereka. Ruangan dipenuhi tangisan dan ratapan ketika pihak berwenang mengumumkan bahwa sebagian besar penumpang kemungkinan besar tewas.
Salah seorang anggota keluarga dengan pilu bertanya, “Apakah sama sekali tidak ada peluang untuk selamat?” Kepala pemadam kebakaran hanya bisa menundukkan kepala sambil menyatakan keprihatinan mendalam.
Jeju Air, salah satu maskapai berbiaya rendah terbesar di Korea Selatan, menyampaikan permohonan maaf kepada semua pihak yang terdampak.
Dalam pernyataannya, maskapai menyatakan akan berusaha sebaik mungkin untuk menangani insiden ini dan menyelidiki penyebab kecelakaan. Situs web maskapai telah diubah menjadi tampilan minimalis dengan latar belakang hitam sebagai tanda duka.
Presiden sementara Korea Selatan, Choi Sang-mok, telah memerintahkan mobilisasi seluruh sumber daya untuk operasi penyelamatan. Choi juga menuju lokasi kecelakaan untuk memantau situasi secara langsung.
Yoo Jae-yong (41), warga yang tinggal di dekat bandara, mengungkapkan bahwa ia melihat percikan api di sayap kanan pesawat sebelum kecelakaan terjadi.
“Saya mendengar ledakan keras dan langsung tahu ada yang salah,” katanya. Saksi lainnya, Kim Yong-cheol (70), mengatakan pesawat sempat berusaha mendarat namun gagal pada percobaan pertama sebelum akhirnya jatuh.
Rincian Penumpang dan Rute Baru
Sebagian besar penumpang adalah warga Korea Selatan, sementara dua lainnya merupakan warga negara Thailand. Rute internasional Muan-Bangkok yang dilayani penerbangan ini baru saja diluncurkan tiga minggu lalu, pada 8 Desember, sebagai bagian dari ekspansi operasional Bandara Internasional Muan.
Badan pemadam kebakaran nasional melaporkan bahwa kebakaran pada puing-puing pesawat berhasil dipadamkan 43 menit setelah panggilan darurat pertama diterima. Para penyelidik kini bekerja sama dengan otoritas penerbangan untuk menentukan penyebab pasti kecelakaan.
Kecelakaan ini menjadi tragedi penerbangan domestik terburuk di Korea Selatan dalam beberapa dekade. Para pejabat menegaskan komitmen mereka untuk memberikan dukungan kepada keluarga korban dan memastikan penyelidikan berjalan transparan. (CHI)
Baca Juga: Pesawat Azerbaijan Airlines Jatuh di Bandara Aktau Saat Natal, 32 Penumpang Selamat
