JAKARTA, LINTAS — PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mempertegas perannya sebagai tulang punggung logistik nasional melalui investasi strategis senilai USD 222,5 juta atau sekitar Rp3,56 triliun untuk pengadaan 54 unit lokomotif baru tipe CC 205.
Lokomotif buatan General Electric Transportation (GE Transportation) dari Amerika Serikat ini akan digunakan untuk memperkuat layanan angkutan batu bara di wilayah Sumatera Selatan dan Lampung.
Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, menyatakan bahwa langkah ini bukan sekadar pembaruan armada, tetapi juga bentuk nyata kontribusi perusahaan dalam mendukung ketahanan energi nasional.
Batu bara yang diangkut KAI mayoritas digunakan sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), yang menjadi sumber listrik utama bagi rumah tangga, perkantoran, serta sektor industri kecil dan menengah di Jawa dan Bali.
“Esensi dari investasi ini adalah menghadirkan manfaat besar bagi masyarakat luas. Listrik tetap menyala, ekonomi terus bergerak, dan kami hadir untuk itu,” ujar Anne dalam keterangannya, Selasa (15/4/2025)
Saat ini, batch pertama sebanyak 12 unit lokomotif sedang dalam proses pengiriman ke Indonesia dan dijadwalkan mulai beroperasi pada awal Juli 2025.
Ujicoba
Sebelum dioperasikan, seluruh unit akan menjalani serangkaian uji coba menyeluruh untuk memastikan performa maksimal dan keselamatan operasional di lapangan.
Data KAI mencatat peningkatan volume angkutan batu bara sepanjang Maret 2025 sebesar 4.446.255 ton, naik 5,28% dibandingkan Maret 2024.

Sementara itu, total angkutan batu bara selama periode Januari–Maret 2025 mencapai 13.299.409 ton, tumbuh 7,58% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Dalam tiga bulan pertama tahun ini saja, kami sudah mengangkut 13,29 juta ton batu bara. Ini membuktikan bahwa kereta api masih menjadi moda logistik yang efisien dan andal, terutama untuk kebutuhan energi nasional,” tambah Anne.
Batu bara menyumbang 82,75% dari total angkutan barang KAI selama kuartal I 2025 yang mencapai 16.072.802 ton (unaudited). Mayoritas pengangkutan dilakukan di wilayah Divre III Palembang dan Divre IV Tanjungkarang dengan menggunakan lokomotif CC 205, menjadikan kedua wilayah ini krusial dalam rantai pasok batu bara nasional.
Anne juga menyoroti pentingnya peran KAI dalam era digital saat ini. Dengan semakin meningkatnya kebijakan Work From Anywhere (WFA), aktivitas perkuliahan daring, serta pertumbuhan UMKM digital, ketergantungan masyarakat terhadap pasokan listrik yang stabil pun meningkat.
“Distribusi batu bara oleh KAI mungkin tidak selalu terlihat, tapi sangat krusial. Keandalan pasokan listrik kini berbanding lurus dengan produktivitas masyarakat modern,” ujar dia.
Anne menegaskan bahwa pendekatan logistik berbasis rel yang diusung KAI bukan hanya efisien dan ramah lingkungan, tetapi juga mengurangi ketergantungan terhadap moda transportasi jalan yang lebih rentan terhadap kemacetan dan gangguan cuaca ekstrem.
Baca Juga: Tarif Dua Ruas Tol Trans Sumatera Segera Berlaku
“Kami ingin masyarakat menyadari bahwa di balik lampu yang menyala dan industri yang terus berjalan, ada kerja besar yang dilakukan sistem transportasi logistik berbasis rel. KAI berkomitmen untuk terus menjadi pilar penting dalam menjaga pasokan energi nasional, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan memenuhi kebutuhan masyarakat modern yang semakin mengandalkan infrastruktur andal,” kata Anne. (CHI)