Sorong, Lintas – Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Papua Barat (BPJN Pabar), dalam hal ini Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Papua Barat (Satker PJN II Pabar), menggelar aksi kepedulian terhadap lingkungan dengan mengadakan kegiatan “Jumat Bersih” di Kota Sorong.
“Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mewujudkan Kota Sorong yang bersih dan asri,” demikian disampaikan Kepala Satker PJN II Pabar Wahjudi Afendi, ST, MT, kepada Lintas (15/7/2022).
Adapun, kegiatan yang dilakukan adalah olahraga jalan santai, melakukan pembersihan memungut sampah plastik, serta membersihkan selokan parit kecil di samping trotoar bahu jalan yang tersumbat.
“Seperti kita tahu, saat ini sedang musim hujan, untuk menjaga dan mengantisipasi banjir, kami harus lakukan pembersihan sampah plastik di sepanjang Jalan Sungai Maruni hingga masuk ke Jalan AM Sangadji Km 12,” ujarnya.
Menurut Wahjudi Afendi, kegiatan peduli lingkungan Jumat Bersih akan berlanjut pada setiap minggunya. Diikuti sekitar 40 orang staf di beberapa titik di ruas jalan Kota Sorong dan Kabupaten Sorong dengan kordinator kegiatan akan bergantian. Seperti Jumat lalu (15/7/22) dipimpin oleh Johan Usmany, ST, MT, selaku PPK 2.2 sebagai koordinator kegiatan.
“Kami juga akan mengajak semua instansi pemerintah agar bisa melakukan kegiatan yang sama agar Kota Sorong bebas dari sampah dan banjir,” imbuh Wahjudi.
Oleh karenanya, tak lupa Wahjudi pun turut menghimbau semua elemen masyarakat agar selalu menjaga kebersihan di lingkungan masing-masing. “Saya mengajak semua masyarakat Kota Sorong agar tetap peduli serta selalu menjaga kebersihan di Kota Sorong,” katanya.
Capaian dan program TA 2022
Satker PJN II Pabar bertanggungjawab atas ruas penanganan utama pada segmen awal Jalan Trans-Pabar, yakni Sorong-Manokwari-Batas Provinsi Papua yang merupakan jalur cukup penting.
Adapun, pencapaian Satker PJN II Pabar dalam mendukung visi misi Indonesia Sejahtera, antara lain pada penanganan ruas sepanjang 266,43 km yang sebagian besar merupakan bagian dari Jalan Trans-Papua pada ruas Sorong-Merauke.
Selain itu, terdapat juga beberapa ruas yang menghubungkan kawasan strategis, yaitu ruas Sorong- Makbon-Mega yang merupakan jalur penghubung utama dari Sorong menuju Kabupaten Tambraw, ruas Aimas-Pelabuhan Arar yang merupakan jalur akses menuju Kawasan Ekonomi Khusus Pelabuhan Arar, dan ruas dalam Kota Sorong, Basuki Rahmat, Batas Kota Sorong-Klamono-Batas Kabupaten Sorong Selatan yang merupakan bagian dari Jalan Trans- Papua Sorong-Merauke.
“Yang menjadi prioritas pekerjaan di tahun 2022 adalah ruas Makbon-Mega, tetapi dapat dikatakan jika seluruh ruas penanganan kami merupakan akses utama yang sudah terhubung dengan akses jalan menuju wilayah satuan permukiman (SP) maupun kawasan strategis seperti kawasan wisata, kampung adat/keagamaan, maupun kawasan ekonomi/pasar,” jelas Wahjudi.
Ia melanjutkan, untuk tahun anggaran 2022, alokasi dana Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang dianggarkan sebesar Rp 193,79 miliar dengan realisasi sampai Juli 2022 Rp 42,89 miliar atau sekitar 22%.
Terbagi atas beberapa paket pekerjaan, di antaranya pada ruas nasional sepanjang 266,43 km yang terdiri dari penanganan efektif sepanjang 19,45 km dan preservasi rutin jalan sepanjang 246,98 km. Jembatan di ruas jalan nasional sepanjang 1.807,50 meter yang terdiri dari penanganan preservasi jembatan rutin maupun rehabilitasi berkala, dan jembatan yang akan diserahkan kepada pemda berupa jembatan gantung dengan panjang bentang 60 meter yang berlokasi di Sungai Syujak.
Pelaksana pekerjaan di lapangan pada Satker PJN II Pabar dibantu oleh tiga pejabat pembuat komitmen (PPK), yaitu PPK 2.1 Yakobus Mayaut, ST; PPK 2.2 Johan Usmany, ST, MT; dan PPK 2.3 Moh Ali Tuanaya, ST, MSc.
Kendala dan harapan
Wahjudi menuturkan, program pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan yang dilaksanakan secara tidak langsung memberikan dampak bagi masyarakat terkait kelancaran dan keamanan berkendara.
Ada pula kegiatan yang berdampak langsung terhadap masyarakat, yakni program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Padat Karya.
“Dalam program ini, masyarakat sekitar dapat terjun secara langsung dan berperan aktif membantu penanganan infrastruktur itu sendiri. Dapat pembayaran dan kegiatan ini juga turut membantu perekonomian masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19,” ujarnya.
Sementara itu, perihal kendala secara teknis, menurut Wahjudi dapat diatasi dengan rekayasa lapangan dan sistem manajemen mutu.
Namun, tantangan yang lebih dominan dan bisa dianggap keunikan di wilayah Pabar adalah tantangan non-teknis terkait masyarakat.
“Di Papua Barat ini, masih kental dengan budaya atau masyarakat adat. Tantangan yang biasa kami temui dalam pelaksanaan masih soal hak ulayat masyarakat adat di sekitar lokasi pekerjaan. Dalam kondisi seperti ini perlu pendekatan persuasif menyelesaikannya sehingga tercapai kesepakatan untuk kepentingan bersama dan dalam kondisi damai,” lanjutnya.
Wahjudi berharap ke depannya, infrastruktur jalan dan jembatan di Pabar dapat lebih baik dalam tahapan pemrograman, pelaksanaan, dan pemeliharaaan agar mencapai umur rencana yang telah ditentukan.
“Selain itu, juga saya berharap kualitas infrastruktur jalan dan jembatan nasional di Papua Barat tidak kalah dengan wilayah lainnya di Indonesia tercinta ini,” kata Wahjudi mengakhiri wawancara. (RA)
Baca juga:
Membangun Jalan Trans-Papua Barat Tidak Semudah Membalik Telapak Tangan
Trans-Papua Barat Picu Pertumbuhan Kawasan Ekonomi