SURABAYA, LINTAS – Jalan Tol Surabaya-Probolinggo-Malang, yang merupakan bagian dari Jalan Ton Trans-Jawa, dinilai telah memenuhi standar pelayanan minimal, termasuk pelayanan ramah jender.
Disebutkan, penyewa (tenant) dari usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) di rest area yang tersedia di jalan tol ini telah memberi kesempatan kepara kaum perempuan. Bahkan, komposisinya akan terus ditambah.
Tim Penilaian Jalan Tol Berkelanjutan (JTB) Kementerian PUPR, lewat siaran pers, Kamis (5/10/2023), membeberkan hasil penilaian terhadap Jalan Tol Surabaya-Probolinggo-Malang dengan tema “Toll for All”.
“Terdapat tiga parameter yang diukur, pertama equality gender di mana semua kelompok dan golongan harus dapat mengakses jalan tol. Kedua, terkait investasi ekonomi terhadap brand lokal. Artinya, inisiatif lokal dalam konteks ekonomi, sosial, dan budaya harus dapat diakomodasi dalam pengelolaan jalan tol, informasi wisata maupun budaya lokal yang ditawarkan dapat terinfokan kepada pengguna jalan tol,” kata anggota tim ahli/pakar Penilaian JTB, Ahmad Safrudin.
Baca Juga: Sebagai “Wajah” Menuju IKN Nusantara, Jalan Tol Balsam Perlu Perbanyak Penghijauan
Ahmad juga mengingatkan pengelola tol untuk terus menjaga vegetasi penghijauan jalan tol yang berguna sebagai capture karbon (emition absorbing) yang diemisikan dari knalpot kendaraan.
“Iklim yang baik di Malang telah mendukung vegetasi tanaman sebagai landscaping lebih baik. Namun, perlu diperhatikan untuk selalu melakukan perawatan, penyiangan, hingga pemupukan secara berkala,” katanya.
Standar Penilaian Mutu
Direktur Utama (Dirut) PT Jasamarga Gempol Pasuruan Muhammad Taufik Akbar menyampaikan, untuk memenuhi penilaian tahun 2023, pihaknya telah berupaya maksimal meningkatkan pelayanan sesuai standar penilaian mutu (SPM).
“Kami juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah khususnya mengajak masyarakat sekitar untuk andil dalam rest area, baik berjualan atau bekerja di dalamnya. Kami juga mengadakan kampanye keselamatan jalan dan memiliki minimarket lokal,” ujarnya
Sementara, menurut Sukiran, yang mewakili Manajer Operasional dan Pemeliharaan PT Transjawa Pasuruan-Probolinggo Jalan Tol, pihaknya telah memenuhi persiapan dasar pemenuhan SPM dan penyesuaian tarif.
”Untuk rest area kami menyesuaikan dan tidak membedakan jender pemilik tenant. Namun, ke depan komposisi jender akan kami persiapkan lebih baik. Kami juga bekerja sama dengan petani dan pengusaha sekitar jalan tol untuk diberi kesempatan menanam pohon sengon di ROW yang ada. Termasuk tanaman lindung di rest area,” katanya.
Jalan Tol Surabaya-Probolinggo-Malang merupakan bagian dari Jalan Tol Trans-Jawa yang menjadi lalu lintas utama konektivitas perekonomian dan logistik Pulau Jawa.
Jalan tol ini terdiri dari ruas Gempol-Pasuruan sepanjang 34,15 kilometer (km) beroperasi tahun 2017. Ruas Pasuruan-Probolinggo sepanjang 39,87 km beroperasi tahun 2019. Ruas Gempol-Pandaan sepanjang 13,61 km beroperasi tahun 2015, dan ruas Pandaan-Malang sepanjang 38,48 km beroperasi tahun 2019. (*/HRZ)
Baca Juga: Jalan Tol Bengkulu-Taba Penanjung Terus Dipercantik