Jakarta, Info Babel — Beban kerja yang tinggi dan ritme kerja yang cepat menjadi tantangan bagi Intan Permata Sari, Kepala Seksi Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur Jalan (KPIJ). Koordinasi dengan semua pihak menurutnya menjadi salah satu cara menyelesaikan program kerja Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bangka Belitung.
Mengemban amanah sebagai Kepala Seksi KPIJ, sejak tahun 2020 hingga sekarang, Intan harus bekerja ekstra, bahkan pada hari Sabtu dan Minggu pun harus siap sedia bila ada pekerjaan.
“Kalau untuk survei kondisi jalan jembatan, selama ini saya menitikberatkan alat survei yang digunakan harus baik, personil yang terlibat dipastikan mengerti apa yang dikerjakan, kemudian harus dilakukan validasi. Validasi ini penting. Misalnya, hasilnya dirasa ada yang janggal, maka harus survei ulang, walaupun itu dilakukan melalui jasa konsultan dari pihak ketiga. Karena hasil survei ini akan jadi dasar bagi P2JN dalam merencanakan desain. Kalau ada yang ‘main data’ di situ kami habis,” jelas Intan, mengawali sesi wawancara online dengan Lintas, Senin (21/3/2022).
Pengalaman sebelumnya, setelah tiga tahun menjadi Kasi, terbiasa dengan ritme kerja yang padat. Selalu berpikir positif menurutnya, secara tidak langsung membentuk karakter yang kuat dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan atasan terhadapnya.
“Nah, kalau menurut pandangan saya, seorang perempuan itu harus kuat, artinya dia mesti tahu bagaimana cara mengatur waktu dalam bekerja dan keluarga, ada balance (keseimbangan),” ujarnya.
Sikap profesionalisme yang diterapkan di lingkungan kerja, memudahkan dirinya untuk berkomunikasi dengan rekan kerja yang hampir 70 persen laki-laki.
“Buat saya sih, sikap profesionalisme dapat meminimalkan kendala dalam komunikasi,” lanjut Intan, menambahkan.
Salah satu tokoh perempuan yang menjadi inspirasi Intan yaitu Rina Kumalasari, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bangka Belitung periode Juni 2020 – September 2021.
“Ibu (Rina Kumalasari), beliau adalah perempuan yang tangguh. Bukan hanya itu, selain kuat di manajemen, beliau juga sangat paham dalam segi teknis di lapangan. Dan, beliau juga menginspirasi dan sering memotivasi kami sebagai perempuan untuk bisa lebih maju,” ujar Intan.
Dukungan suami dalam karier juga membentuk Intan menjadi perempuan yang kuat, walaupun jarak memisahkan.
“Alhamdullillah, suami selalu support, walaupun saat ini kami dipisahkan oleh jarak, karena saat ini suami tugas domisili di Jambi,” ungkap Intan.
Bagi perempuan yang mengagumi serta meneladani sosok Kartini ini, dukungan dari ayah (orangtua) dan suami yang satu profesi memudahkan dirinya berkomunikasi, bertukar pikiran, dan mencari solusi persoalan-persoalan dalam pekerjaan.
Memiliki mimpi menjadi Dirjen, mendorong Intan Permata Sari untuk terus mengasah serta meningkatkan kemampuan diri sendiri.
“Saya selalu menaruh mimpi di tempat yang tinggi. Bagaimana cara saya menggapai cita-cita tersebut, yaitu dengan membekali diri, terus belajar, dan banyak berkomunikasi dengan banyak orang. Perlahan, Insya Allah, percaya, segalanya bisa terwujud.” (*)
Baca juga: Rima Qotrun Nada: Berpikir Positif dan Selalu Berusaha Memberikan yang Terbaik