JAKARTA, LINTAS — Perekonomian Indonesia, terutama setelah pandemi Covid-19 pada 2020, telah mampu bertumbuh, inflasi stabil, serta angka kemiskinan ekstrem juga turun. Adapun angka pengangguran juga turun dan manfaat jejaring pengaman sosial yang telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Indonesia.
“Inilah adalah pembangunan yang kita cita-citakan bersama. Pembangunan yang menyentuh semua lapisan masyarakat. Pembangunan yang memberikan dampak kepada masyarakat luas. Dan pembangunan yang membuka peluang untuk tumbuh bersama-sama,” kata Presiden Joko Widodo saat menyampaikan Pidato Kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR, dan Sidan Bersama DPR dan DPD di Gedung Parlemen Jakarta, Jumat (16/8/2024).
Terkait pertumbuhan ekonomi, Jokowi mengatakan, Indonesia mengalam pertumbuhan pada kisaran 5 persen. Kondisi ini terutama dialami setelah Indonesia mampu melewati pandemi Covid-19.
“Pertumbuhan kita sekitar 5 persen. Walau banyak negara tidak tumbuh bahkan melambat,” kata Jokowi.
Bahkan, kata Jokowi, di wilayah Indonesia bagian Timur, seperti Maluku dan Papua justru mampu tumbuh di atas 6 persen. Maluku Utara mampu bertumbuh di atas 20 persen.

Inflasi dan Angka Kemiskinan Ekstrem
Dalam pidatonya, Presiden juga menyinggung soal inflasi yang bisa terkendali. Inflasi Indonesia berada di kisaran 2-3 persen. Adapun dalam waktu bersamaan, ada banyak negara mengalami inflasi yang luar biasa, bahkan ada yang mencapai hingga 200 persen.
Data Tradingeconomics, seperti dikutip Kata Data, per Mei 2022, negara dengan inflasi tinggi di dunia dialami oleh Venezuela dengan 222 persen. Disusul Sudan (221 persen), Lebanon (206 persen), Suriah (139 persen).
Adapun angka kemiskinan ekstrem, kata Jokowi, pemerintahannya mampu membuat perbaikan. Sebelumnya angka kemiskinan ekstrem berada di kisaran 6,1 persen menjadi 0,8 persen pada tahun 2024.
Demikian juga angka Stunting juga mampu kita kurangi dari sebelumnya 37 persen menjadi 21,5 persen pada tahun 2023.
Tingkat pengangguran juga mampu ditekan dari sebelumnya 5,7 persen menjadi 4,8 persen di tahun 2024.
Bantuan Sosial
Salah satu program pemerintah yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat adalah pemberian Bantuan Sosial (Bansos). Hal ini dilakukan untuk memberikan perlindungan pada masyarakat ekonomi bawah.
Dibeberkan Jokowi, ada sebanyak Rp 361 triliun anggaran Kartu Indonesia Sehat selama 10 tahun ini telah digunakan untuk biayai layanan kesehatan bagi lebih dari 92 juta peserta JKN per tahun, mulai dari usia dini sampai usia lansia di seluruh Indonesia.
“Rp 113 triliun anggaran Kartu Indonesia Pintar selama 10 tahun ini telah digunakan untuk pendidikan bagi lebih dari 20 juta siswa per tahun mulai dari SD hingga SMA/SMK di seluruh Tanah Air,” kata Jokowi.
Presiden juga menerangkan soal anggaran sebesar Rp 225 triliun untuk Program Keluarga Harapan yang selama 10 tahun pemerintahannya telah dimanfaatkan untuk meningkatkan ekonomi sekitar 10 juta keluarga kurang mampu per tahun.
“Kemudian, Rp 60,3 triliun anggaran pra kerja selama 5 tahun telah dimanfaatkan untuk menambah keahlian 18,8 juta pekerja yang tersebar di seluruh Indonesia,” kata Jokowi.
Presiden Jokowi berharap, apa yang sudah dicapai selama ini bisa dilanjutkan oleh presiden terpilih Prabowo Subianto. (HRZ)
Baca Juga: Presiden Jokowi: Daya Saing Indonesia Meningkat dalam 10 Tahun Terakhir