Sumber informasi tepercaya seputar infrastruktur,
transportasi, dan berita aktual lainnya.
25 January 2025
Home Fitur Efektivitas Pengendali Banjir Ciliwung

Efektivitas Pengendali Banjir Ciliwung

Share

Ciliwung merupakan sungai terbesar dari 13 sungai yang mengalir di pusat jantung ibukota DKI Jakarta. Urutan sungai dari barat sampai timur wliayah DKI Jakarta adalah Sungai Angke, Mookervart, Pasanggrahan, Sekretaris, Grogol, Krukut, Cideng, Ciliwung, Cipinang, Sunter, Buaran, Cakung, dan Jatikramat.

Di samping manfaat yang begitu besar bagi masyarakat di sekitar sungai, Ciliwung kerap menimbulkan masalah banjir, terutama di musim hujan. Sebagian kawasan yang dilalui Sungai Ciliwung terutama di bagian hilir di wilayah DKI Jakarta kerap terdampak banjir/tergenang ketika muka air aliran sungai melampaui batas muka air normal, sehingga menimbulkan luapan air sungai di bagian kiri dan kanan sungai. Genangan air di kawasan akan semakin tinggi bila di waktu bersamaan diguyur hujan lokal yang lebat.

Kali Ciliwung. | Dok. KemenPUPR
Kali Ciliwung. | Dok. KemenPUPR

Kejadian banjir besar di Jakarta yang ditimbulkan oleh aliran Sungai Ciliwung kerap terjadi sejak masa silam. Sarana dan prasarana pengendali banjir pertama di Sungai Ciliwung dibangun oleh Pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1913 berupa Kanal Banjir Barat (KBB).

Tujuan dibangunnya KBB adalah untuk mengurangi beban aliran Sungai Ciliwung sebelum masuk Kota Jakarta melalui saluran kolektor mulai dari Manggarai (saat itu batas selatan kota berada di Manggarai) menyusuri tepi barat kota sampai ke laut yang bermuara di Muara Angke.

Infrastruktur yang dibangun di sepanjang Sungai Ciliwung lebih dominan berfungsi sebagai pengendali banjir. Mulai dari hulu dengan dibangunnya Bendungan Sukamahi dan Bendungan Ciawi, kemudian di hilir telah dibangun pula Sodetan Ciliwung-KBT yang kesemuanya telah diresmikan penggunaannya oleh Presiden, tahun silam.

Ketiga prasarana pengendali banjir tersebut kini telah beroperasi dan tentunya yang ditunggu oleh semua pihak sejauh mana efektivitas ketiga prasarana tersebut dapat mengendalikan banjir di Sungai Ciliwung.

Berdasarkan penjelasan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung-Cisadane Dr Ir RR Bambang Heri Mulyono, MSi, Kamis (11/1/2024), dengan berfungsinya dua bendungan Sukamahi dan Ciawi dapat mengurangi debit banjir rencana skala 50 tahunan sebesar 12 persen, dan Sodetan Ciliwung-KBT dapat mengurangi debit banjir rencana sebesar 10 persen.

Presiden Jokowi meesmikan Sodetan Ciliwung. | Dok. Kementerian PUPR
Presiden Jokowi meesmikan Sodetan Ciliwung. | Dok. Kementerian PUPR

Bila dikonversi dalam dimensi luas areal banjir/genangan, kedua bendungan Sukamahi dan Ciawi dapat mengurangi areal genangan di DAS (Daerah aliran Sungai) Ciliwung seluas 146 hektar dan Sodetan Ciliwung-KBT dapat mengurangi areal genangan seluas 107 hektar.

Selain ketiga infrastruktur tersebut, upaya pengendalian banjir Sungai Ciliwung juga disertai dengan pekerjaan normalisasi sungai yang telah terlaksana sepanjang 16 km dan akan dilanjutkan pada tahun 2024 ini. (MAL/EDW)

Baca Juga: Sodetan Ciliwung Diresmikan, 62 Persen Persoalan Banjir Jakarta Tertangani

Oleh:
,

Share

Leave a Comment

Majalah Lintas Official Logo
Majalahlintas.com adalah media online yang menyediakan informasi tepercaya seputar dunia infrastruktur, transportasi, dan berita aktual lainnya, diterbitkan oleh PT Lintas Media Infrastruktur.
Copyright © 2023, PT Lintas Media Infrastruktur. All rights reserved.