Pangkal Pinang — Perjuangan Kartini melawan diskriminasi mendorong perempuan modern saat ini untuk berani melawan stereotip perempuan hanya menjadi ibu rumah tangga saja. Padahal sejatinya perempuan memiliki hak dan kesempatan yang sama dalam mengejar mimpi dan cita-citanya mengenyam pendidikan tinggi. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Perencanaan, Dina Febriniputri, ST, MT, berbicara kepada Lintas tentang makna Hari Kartini di kantornya (08/03/2022).
Perempuan juga bebas berekspresi, mengutarakan mimpinya, mewujudkan ide-ide kreatifnya, menyalurkan bakat, membuat gerakan, menyuarakan hasil pemikirannya yang bermanfaat bagi sekitarnya. Demikian dikatakan Dina.
Dina mengutarakan, bahwa bagi para ibu yang bekerja, berapapun waktunya, jelas tetap menjadi ibu sepenuh waktu, meski banyak tantangannya namun para ibu punya hak untuk memilih keduanya, bekerja dan menjadi ibu rumah tangga tanpa melupakan kodratnya sebagai seorang perempuan.
Ia menambahkan, wanita juga harus mandiri dan tidak selalu bergantung dengan laki-laki baik dari segi kehidupan, keuangan, dan lain sebagainya.
“Meski dengan segala keterbatasan yang ada kita harus bisa menjadi perempuan yang tangguh, dan bisa mengandalkan diri kita sendiri,” lanjutnya.
Lulus dari Universitas Lampung tahun 2005 sebagai Sarjana Teknik Sipil, Dina kemudian melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi di Institut Teknologi Bandung dengan mengambil jurusan Manajemen Rekayasa Konstruksi dan berhasil mendapatkan gelar Magister di tahun 2009.
Ia mengatakan bahwa sosok yang menjadi inspirasi dalam langkahnya meniti karir adalah orang tua tercinta yang juga merupakan PNS di Kementerian PUPR.
“Jadi memang orang tua saya yang mendorong saya untuk bekerja di lingkungan PU, mereka juga yang mengarahkan saya untuk kuliah jurusan teknik sipil, kebetulan juga saya dan adik saya di terima di Kementerian PUPR sehingga bisa saling mensupport satu sama lain,” lanjut Dina.
Awal Perjalanan Karier
Dina Febriniputri pertama kali mengikuti seleksi CPNS pada tahun 2009, dan mulai bekerja di tahun 2010.
“Saya ditempatkan pertama kali di Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional 3 Palembang yang waktu itu masih membawahi tiga provinsi yaitu Sumsel, Jambi, dan Babel, saya kemudian ditempatkan di bidang pelaksanaan dengan tugas melakukan evaluasi dan monitoring kegiatan-kegiatan yang ada di sana,” paparnya.
Setelah 10 tahun mengabdi di BBPJN Sumsel, pada tahun 2020 Dina diangkat menjadi PPK Perencanaan di Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional (P2JN) Provinsi Bangka Belitung.
Sebagai PPK Perencanaan, Dina mengakui bahwa posisi ini adalah sesuatu hal yang baru dan sangat berkesan baginya.
“Di situ saya belajar bagaimana suatu kegiatan itu terbentuk, karena selama di balai saya hanya tahu ada paket, tidak pernah tahu bagaimana prosesnya, dan ternyata banyak hal yang harus dilakukan untuk menciptakan suatu paket kegiatan baik itu kegiatan jalan maupun jembatan.”
Selama menjabat, Dina telah mendesain dua jembatan diantaranya Jembatan Nibung Baru yang merupakan jembatan terpanjang yang berada di jalan nasional Provinsi Bangka Belitung. Serta membuat Jembatan Gantung pertama yang ada di Kabupaten Bangka.
Meski sudah berkeluarga, Dina tetap menjaga keseimbangan antara pekerjaan, keluarga, dan waktu untuk diri sendiri.
“Suami adalah teman diskusi saya di rumah, dia juga sangat mendukung dan mengerti pekerjaan saya, walau terkadang saya sibuk di luar tapi keluarga tetap nomor satu, saya harus bisa mensinergikan tidak boleh berat sebelah,” ungkapnya.
Menurutnya, selain pekerjaan dan keluarga, Dina juga selalu memberikan waktu kepada dirinya untuk merenung dan mereview apa saja yang sudah dikerjakan, diraih dan apa yang masih kurang.
“Terkadang kita membutuhkan waktu untuk diri sendiri atau “Me Time” istilahnya, ini sangat baik untuk pengembangan diri, karena dengan adanya self reminder maka energi positif akan terus mengalir ke dalam diri kita,” lanjut Dina.
Terakhir, untuk para perempuan di luar sana Dina Febriniputri berpesan agar jangan malu untuk terus belajar, karena terkadang ilmu yang kita miliki masih belum cukup.
“Perempuan harus percaya diri sendiri, meski terkadang kita merasa rumput tetangga terlihat lebih indah tapi kita harus yakin dengan kemampuan yang kita miliki, bahwa semua pasti akan ada jalannya selama kita terus melakukan yang terbaik dalam hidup,” tutupnya. (*)
Baca Juga: Tisara Sita: Semangat Inovasi yang Patut Diteladani