Yogyakarta, Lintas — Menteri PUPR Basuki Hadimuljono bercerita soal pentingnya pembangunan infrastruktur Indonesia untuk mengejar ketinggalan dari Malaysia, serta memudahkan petani mangga Probolinggo.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menegaskan pentingnya pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Hal ini sejalan dengan Pemerintahan Presiden Joko Widodo yang menempatkan pembangunan infrastruktur sebagai program prioritas nasional.
Karena ketersediaan infrastruktur yang andal merupakan kunci utama daya saing dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Infrastruktur dasar sendiri merupakan modal penting untuk mendukung infrastruktur perekonomian,” kata Menteri Basuki dalam keterangan pers, Minggu (6/8/2023).
Sedangkan daya saing Indonesia masih kalah secara global, bahkan regional. Menurut World Economic Forum, pada 2023, Indonesia berada di ranking 51, naik 27 posisi dari catatan tahun 2012.
“Cita-cita kita di tingkat global pada level 40. Kalau dilihat daya saing infrastruktur pada kawasan regional, kita Alhamdulillah masih di bawah Malaysia, masih di bawah Thailand,” ujar Menteri Basuki.
“Kalau kita tidak segera membangun infrastruktur, bisa jadi sebentar lagi dibalap Filipina dan mungkin Timor Leste,” lanjutnya.
Baca juga: Pembangunan Jalan Tol Akses ke IKN Dipercepat
Untuk itu, Menteri Basuki menyampaikan kecepatan pembangunan infrastruktur sangat dibutuhkan.
Hal itu untuk mengejar ketertinggalan indeks infrastruktur yang menjadi landasan peningkatan perekonomian.
Petani Mangga
Kementerian PUPR membangun infrastruktur energi, transportasi, sumber daya air, perumahan serta teknologi informasi dan komunikasi.
Karena infrastruktur yang semakin kompetitif menjadi kunci utama menarik investasi ke Indonesia.
“Jadi kalau investor mau masuk Indonesia yang ditanya pasti kesiapan infrastruktur. Apakah ada transportasinya, ada listriknya, ada telekomunikasinya, ada airnya, ada konektivitasnya,” kata Menteri Basuki.
“Jadi apa yang kita lakukan dengan percepatan pembangunan infrastruktur bukan untuk bermewah-mewahan, tapi semata-mata untuk mengejar ketertinggalan. Contohnya pembangunan Jalan Tol Solo-Yogyakarta, Tol Trans Jawa, Tol Trans Sumatera,” kata Menteri Basuki.

Lebih lanjut, Menteri Basuki memberi contoh pembangunan infrastruktur transportasi berupa jalan tol mampu memudahkan para petani.
“Petani mangga Probolinggo untuk mengirim mangga ke Jakarta, sekarang bisa menghitung kapan bisa sampai ke Jakarta, berapa biayanya yang pasti,” tutur Menteri Basuki.
“Mereka bisa menghitung kapan harus memetik dan masih segar sampai ke toko buah di Jakarta, itu salah satu manfaat Tol Trans Jawa,” lanjutnya.
Untuk pembangunan jalan tol ini telah dilakukan sepanjang 1.298 km pada periode 2015-2019. Lalu, panjang tol bertambah 511 km pada 2020-2022. (EDW)
Baca Juga: Ruas Jalan Tol Cigombong-Cibadak Diresmikan, Jokowi: Jakarta-Sukabumi 2,5 Jam Saja