JAKARTA, LINTAS – Komitmen Pemerintah Kabupaten Malang untuk meningkatkan konektivitas wilayah terus bergulir. Dalam rapat tertutup bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo di Jakarta, Bupati Malang M Sanusi secara langsung mengusulkan percepatan pembangunan jalan tol Kepanjen-Malang.
Usulan itu disampaikan Sanusi dengan harapan besar: agar pembangunan jalan tol sepanjang 30 kilometer tersebut segera direalisasikan. Jalan tol ini sebelumnya telah ditetapkan sebagai bagian dari proyek prioritas nasional untuk periode 2025–2029.
“Termasuk itu (jalan tol Malang-Kepanjen) dan pekerjaan-pekerjaan lain yang dibutuhkan masyarakat, antara lain untuk irigasi dan pengairan,” ujar Sanusi usai pertemuan yang digelar Senin sore (14/4/2025).
Sanusi menekankan bahwa percepatan pembangunan jalan tol Kepanjen-Malang akan membawa dampak nyata, khususnya dalam memperlancar mobilitas antarwilayah di Malang Selatan serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal. Proyek ini, menurutnya, bukan sekadar infrastruktur jalan, melainkan investasi jangka panjang untuk kesejahteraan masyarakat.
Infrastruktur
Tak hanya soal tol, Sanusi juga menyampaikan progres dan kebutuhan pembangunan jalan penghubung antara Kecamatan Kepanjen dan Pagak sepanjang 16 kilometer. Ia berharap semua usulan infrastruktur ini dapat ditindaklanjuti secara konkret oleh Kementerian PU.
Di sisi lain, pembahasan rapat juga menyinggung pentingnya jaringan irigasi yang menjadi tulang punggung produksi pertanian. Menteri Dody menegaskan komitmen pemerintah dalam mendukung target swasembada pangan nasional melalui rehabilitasi jaringan irigasi, sebagaimana tercantum dalam Inpres Nomor 2 Tahun 2025.
Baca Juga: KAI Tambah 54 Lokomotif Baru untuk Perkuat Angkutan Batu Bara, Beroperasi Juli 2025
Merespons hal ini, Sanusi melaporkan kondisi irigasi di Kabupaten Malang yang mengalami kerusakan akibat banjir dan bencana alam. Kerusakan tanggul di beberapa sungai besar seperti Sungai Konto, Lesti, dan Sumberbanteng menyebabkan penurunan produksi padi. Banyak petani hanya bisa panen sekali dalam setahun karena kekurangan air.
“Produksi padi di Kabupaten Malang menurun karena banyak tanggul-tanggul yang jebol, sehingga sawah-sawah tidak terairi,” jelas Sanusi.
Dalam keterangan resmi, Menteri Dody menyampaikan bahwa pemerintah pusat siap memberikan intervensi langsung terhadap jaringan irigasi di daerah, termasuk pada saluran tersier, dengan dukungan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang akan difokuskan pada sumber daya air.
Sementara itu, Gubernur Khofifah menyampaikan apresiasi atas tanggapan cepat dari Menteri Dody dan jajaran Kementerian PU. Ia menegaskan bahwa percepatan rehabilitasi irigasi sangat penting untuk mencapai target produksi Gabah Kering Panen (GKP) Jawa Timur sebesar 12,6 juta ton pada tahun 2025.
“Kami sangat membutuhkan dukungan konkret dari Kementerian PU untuk merealisasikan hal ini. Khususnya melalui DAK sumber daya air yang akan mempercepat perbaikan dan pengembangan saluran irigasi baru,” ujar Khofifah.(GIT)