SAMOSIR, LINTAS – Penataan Kawasan Waterfront City Pangururan, di Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, ditargetkan selesai pada September 2023. Proyek di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba ini pun bersiap menggelar Kejuaraan Dunia Aquabike pada 25-26 November 2023.
Hal ini disampaikan Singgih Raharja, Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah III Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sumatera Utara yang khusus menangani pengembangan KSPN Danau Toba, kepada Lintas, Jumat (11/8/2023), lewat wawancara melalui aplikasi Zoom.
“Pengerjaan penataan kawasan Waterfront City Pangururan kami targetkan tanggal 13 September 2023. Apalagi Waterfront City Pangururan ini telah dicanangkan sebagai tempat perhelatan Aquabike World Champhionship pada November 2023. Jadi, target ini kami berusaha kejar dan selesai tepat waktu,” kata Singgih.
Baca Juga: Kejuaraan Dunia Jetski Kembali Digelar di Danau Toba, 25-26 November 2023
Jika pun kemudian perlu penyempurnaan untuk menghadapi ajang internasional tersebut, lanjut Singgih, selambat-lambatnya selesai pada Oktober 2023.
Proyek, yang dikerjakan di atas lahan seluas 6,4 hektar dan membentang sepanjang 1,5 kilometer, ini hingga 31 Juli 2023 progres pengerjaan fisiknya sudah mencapai 47,93 persen.
Untuk diketahui, Penataan Kawasan Waterfront City Pangururan ini yang satu paket dengan penataaan Kawasan Tele KSPN Danau Toba menggunakan dana APBN yang bersumber dari Pinjaman atau Hibah Luar Negeri (PHLN) 2022-2023 sebesar Rp 161,5 miliar.
Baca Juga: Mulai 2024, Pemandangan Danau Toba dari Tele Makin Paten
Lima Segmen
Dijelaskan Singgih, pekerjaan penataan Waterfront City pangururan, yang dimulai 19 September 2022, dibagi dalam lima segmen. Kelima segmen tersebut meliputi pengerjaan toilet (segmen 1), pekerjaan pangururan (segmen 2), pengerjaan zona Aek Na Tio (segmen 3), pengerjaan Taman Rohani (segmen 4), dan pengerjaan Galeri Samosir (segmen 5).
“Seluruh segmen ini sudah dikerjakan secara serentak atau secara paralel,” kata Singgih.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pekerjaan penataan kawasan Waterfront City Pangururan dan kawasan Tele Kementerian PUPR Enda Simakasura Ketaren—akrab dipanggil Maka—menambahkan, secara struktur pekerjaan di Waterfront City sudah mencapai 80 persen.
“Ada beberapa pekerjaan yang kami kerjakan di workshop, dirakit di sana, kemudian kalau sudah selesai tinggal dibawa di lapangan dan dipasang,” ujarnya.
Sejauh ini, kata Maka, kondisi cuaca yang sering hujan terkadang menghalangi pekerjaan.
“Mungkin akan lebih sulit. Namun, effort-nya saja yang kami tambah. Usahanya saja yang ditambah. Kami akan kondisikan atau sesuaikan cara kerja kami dengan situasi cuaca yang ada. Pada saat cuaca hujan ini, misalnya, dengan cara bekerja workshop,” ujar Maka.
Dijelaskan Maka, Waterfront City Pangururan terdiri dari enam zona. Keenam zona tersebut adalah Zona Taman Pustaha, Tanjung Horbo, Aek Na Tio, Taman Rohani, Galeri Samosir dan Totem Dunia, serta Pelataran Onan Baru.
“Setiap zona memiliki keunikan tersendiri dan dibangun menurut narasi yang dikemas sedemikian rupa sehingga pengunjung destinasi wisata ini akan merasa puas serta mendapat pengalaman dan pengetahuan baru,” kata Maka.
Khusus di Zona Galeri Samosir dan Pasar Onan, menurut Maka, pihaknya sedang berkoordinasi dengan kontraktor dan perencana untuk mengatasi potensi soft soil.
“Sebab di areal ini akan ada pembangunan panel surya, juga tempat parkir, dan pemindahan dermaga. Hal itu kami sedang diskusikan,” kata Maka.
Ditunggu Masyarakat
Ditanya mengenai animo masyarakat lokal, Singgih mengatakan, masyarakat di Pulau Samosir sangat antusias.
“Masyarakat sudah banyak bertanya kapan Waterfront City dibuka. Bahkan, sudah banyak masyarakat datang untuk sekadar duduk-duduk di Zona Aek Na Tio atau air menari. Karena mereka mungkin terpapar oleh animasi dan tampilan foto yang tersebar sehingga mereka penasaran aslinya seperti apa. Antusiasme masyarakat juga bisa dilihat dari video yang diunggah Lintas beberapa waktu lalu,” ujarnya.
Tidak jarang juga, kata Maka, anak-anak sekolah itu bikin konten untuk media sosial mereka di depan Waterfront City Pangururan. “Karena areanya, tepat di depan rumah dinas bupati, sudah mulai masuk finishing gitu ya. Jadi, mereka sering bikin konten di situ. Kadang-kadang bikin tugas belajar juga di sana,” kata Maka.
Ada banyak perajin juga yang menanyakan soal cara bagaimana mendaftar sebagai peserta yang bisa buka gerai di Waterfront City ini.
Dukungan Masyarakat
Soal dukungan masyarakat, Singgih menerangkan, bahwa masyarakat setempat sangat mendukung pembangunan Waterfront City Pangururan ini.
“Dukungan dari masyarakat bisa dilihat dari kerelaan sebagian pemilik lahan untuk menunggu pelunasan ganti untung lahan pada periode tahun anggaran 2024,” katanya.
Singgih mengharapkan Waterfront City ini bisa dikelola kelak oleh pemerintah daerah dengan baik dan profesional.
“Kami dengar, pemerintah daerah bahkan sudah mulai memikirkan Waterfront City Pangururan ini diserahkan pengelolaannya kepada pihak ketiga yang profesional,” kata Singgih. (HRZ/PAH)
Baca Juga: Tambos Nainggolan, Sosok di Balik Jembatan Aek Tano Ponggol