Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Provinsi Lampung Rien Marlia, ST, MT, mengatakan, wanita jangan pernah diminta untuk memilih karier atau keluarga karena itu adalah sesuatu pilihan yang sangat sulit. Namun, pilihan itu bisa berjalan secara sinergis dan harmonis dengan pengertian serta dukungan dari semua pihak.
Rien Marlia mengatakan, pada umumnya wanita Indonesia dapat menempuh dan mendapatkan pendidikan serta peluang kesempatan bekerja yang tidak terbatas karena memang tidak ada batasan.
“Wanita bisa bersaing dengan pria. Maka wanita Indonesia harus bisa terus memperluas karier di satu sisi, tapi di lain sisi juga saya harus bisa mengurus rumah tangga, keluarga. Dengan demikian, wanita sukses adalah yang sukses di dalam karier dan keluarganya,” ujar wanita yang akrab disapa Ririen ini saat diwawancarai Lintas di kantornya (21/3/220).
“Saya pikir jangan pernah bertanya kepada kami (perempuan-perempuan) yang bekerja ini kamu harus pilih yang mana, antara keluarga atau bekerja? Karena kedua-duanya itu bukan sesuatu yang bisa dipilih. Kesempatan itu selalu ada dan sayang sekali kalau saya harus memilih salah satunya, saya ingin kedua-duanya bisa berjalan dengan harmonis,” tegas Ririen.
“Saya sebagai wanita yang tadinya sering kali dianggap sebelah mata, itu menjadi tantangan sendiri. dan ini harus bisa meyakinkan bahwa saya mampu. Jadi bersaing dengan para pria, saya harus mampu. Pada umumnya pekerjaan di Kementerian PUPR ini sebagian besar didominasi oleh kaum pria. Ini merupakan tantangan bagi kaum wanita untuk menunjukkan kemampuan bisa bersaing dengan kaum pria dan itu telah terbukti. Banyak srikandi-srikandi wanita di Kementerian PUPR menjadi pejabat eselon I, II, III dan IV,” kata Ririen.
“Kesulitan sebenarnya tidak ada. Yang jelas, karena saya didukung oleh keluarga dan semuanya bisa berjalan dengan lancar. Jadi, sebagai perempuan untuk menempati jabatan dan menjalankan tugas, yang jelas harus pintar dengan bisa mengatur waktu saja. Oleh karena, memang sebagai seorang ibu, istri, dan pimpinan di suatu institusi harus bisa membagi waktu. Yang namanya perempuan itu kan multitasking. Kalau laki-laki cuma bisa satu fokus itu saja, tetapi kalau perempuan mikir ke mana-mana, pembantulah, anaklah, rumah tangga lah, tetapi dengan dukungan penuh bisa berjalan dengan lancar,” tuturnya.
Awal karier
Setelah lulus dari jurusan Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, Rien Marlia memulai karier di Kementerian PUPR pada 1996 sebagai staf Kantor Wilayah Departemen PU Provinsi Lampung dan menjadi honorer di P3TNAS. Satu tahun kemudian, ada pendaftaran CPNS dari Jakarta dan Ririen ikut tes, ia berhasil masuk menjadi CPNS.
“Tahun 1998, saya menikah dan kemudian ikut suami di Jakarta pindah ke PU Jakarta di Pattimura. Dan melanjutkan pendidikan S-2 di Universitas Indonesia serta lulus tahun 2003,” ujar Ririen.
“Tugas proyek yang paling berkesan sebenarnya menjadi Kepala Balai BPJN Lampung ini, karena di sini saya tidak hanya menghadapi masalah teknis tetapi non-teknis dan harus bersinergi dengan para pimpinan ataupun pejabat-pejabat di daerah Lampung tentunya. Harus menjaga komunikasi dan hubungan yang baik dengan mereka, sehingga program-program semua bisa terwujud dan lancar. Jadi banyak yang harus diupayakan dengan pintar-pintar kita dalam melaksanakan pekerjaan,” kata Ririen.
Keluarga dan pendidikan tinggi
Ririen juga mengungkapkan, bahwa peran keluarga itu sangat penting dalam mendukung kariernya.
“Yang jelas keluarga itu adalah nomor satu dan juga harus mendapatkan dukungan penuh dari keluarga, sehingga bisa bekerja secara nyaman dengan dukungan dari suami, anak-anak. Dan yang pasti salah satu tujuan dari berkarier itu adalah untuk mewujudkan keluarga yang bahagia. Untuk ini, dibutuhkan pengertian dari semua pihak, baik dari suami, istri, anak-anak dan kadang-kadang memang waktu untuk mereka menjadi agak berkurang,” ungkapnya.
Kemudian Ririen mengatakan, bahwa pendidikan tinggi itu sangat penting bagi perempuan.
“Saya pikir sebagai perempuan itu jangan kalah dengan laki-laki, karena perempuan itu berperan dalam menentukan generasi penerus bangsa yang berkarakter, berakhlak baik, dan berilmu. Karena apa? Perempuan itu sebagai seorang ibu yang harus bisa mewujudkan anak-anaknya sebagai generasi penerus bangsa yang nantinya bisa berkarakter dan berakhlak. Sebagai seorang perempuan juga wajib memiliki pengetahuan yang luas agar bisa mengikuti perkembangan zaman, dan harus mengembangkan pola pikir, berfikir kritis, tidak mudah menyerah, juga mempunyai hak dan kesempatan yang sama dengan para laki-laki dalam mengejar cita-cita,” imbuhnya.
Manfaatkan kemajuan teknologi
Ririen menuturkan, di masa pandemi memang agak susah, tetapi harus punya kiat-kiat sendiri seperti misalnya di BPJN Lampung memanfaatkan kemajuan teknologi untuk melakukan rapat tanpa kontak fisik dan harus melakukan rapat dengan Zoom. Namun, untuk monitoring ke lapangan itu tidak bisa dihindari. Juga harus smart menjaga 5M dan ketika makan harus menjaga jarak, jika diperlukan makannya dengan nasi kotak.
“Tetap harus smart untuk mengantisipasi itu,” tuturnya.
Ririen berharap untuk masa ke depannya, wanita Indonesia pantang menyerah dan terus belajar karena ilmu pengetahuan tidak pernah habis. Perkuat komunikasi dan perbanyak jaringan pertemanan supaya pekerjaan akan semakin mudah.
“Lalu, yang pasti tetap optimis, tetap semangat, kerja keras, karena saya yakin bahwa semua itu tidak akan mengkhianati hasil. Dan yang pasti, saya harus tetap berdoa dan beribadah sesuai dengan ajaran Allah SWT supaya dipermudah jalannya dan bisa dilancarkan serta selamat yang pasti,” harapnya. (*)
Baca juga: Linda Gustina Manurung: Kartini, Srikandi BUMN dan Kesetaraan Gender