Sumber informasi tepercaya seputar infrastruktur,
transportasi, dan berita aktual lainnya.
5 October 2024
Home Profil Ratno Adi Setiawan, Pertahankan Integritas, Perhatian, dan Hati Nurani 

Ratno Adi Setiawan, Pertahankan Integritas, Perhatian, dan Hati Nurani 

Share

Bekerja di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), tuntutan hasil karya sesuai dengan standar adalah sebuah keniscayaan. Hanya dengan memiliki kepedulian (awareness), integritas, dan hati nurani hal itu bisa digapai. 

Dengan nada dan tutur kata teratur, Ratno Adi Setiawan membeberkan dirinya yang baru mengemban tugas menjadi Kepala Kepala Satker Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah III Provinsi Sumatera Utara. Awareness, integritas, dan hati nurani, merupakan tiga kata kunci yang terus ia terapkan dan laksanakan dalam menjaga amanah yang diemban. 

“Tentang awareness, saya selalu tekankan kepada teman-teman pejabat pembuat komitmen (PPK) di lapangan. Ini memang setiap orang beda-beda, tetapi saya  harap kita sama satu visi untuk melaksanakan tugas pelaksanaan di lapangan. Kadang—sebagai contoh–di daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) ada, tetapi di lokasi lain perlu penanganan,” ujar pria kelahiran Bogor, Jawa Barat, dengan ayah asli Yogyakarta dan ibu berasal dari Bojonegoro, ini. 

Pembangunan jembatan darurat. | Dok. Pribadi

    

“Sering kali kita slow response karena mungkin masih ada yang berpikiran DIPA itu lokasinya bukan di situ. Nah, kepedulian untuk penanganan cepat itu yang terus saya tekankan,” katanya.  

Lulusan S-1 Teknik Sipil Universitas Parahyangan (Unpar) angkatan 2001 itu baru mendapatkan kepercayaan menjadi Kepala Satker PJN Wilayah III Provinsi Sumatera pada Februari 2024. 

Sebelum pindah ke Medan,  ayah dua anak ini dipercaya menjadi pelaksana tugas (plt) Kepala Satker PJN I Banten sejak 2023. 

“Saat pertama sampai di Sumatera, khususnya di PJN III, ruas kami adalah pesisir barat Sumatera dan Pulau Nias. Ini cukup menantang. Jadi, pada saat saya sampai, langsung ke lapangan. Cukup banyak permasalahan yang memerlukan perhatian, antara lain, banyak ruas longsor. Kemudian ada beberapa struktur jembatan yang memerlukan perhatian khusus. Itu untuk pesisir barat Sumatera,” ujar Ratno yang lulus S-2 Manajemen Rekayasa Konstruksi (MRK) Institut Teknologi Bandung (ITB) tersebut. 

Khusus Nias, kata suami dari Anissa Idia ini, dirinya memiliki beban untuk melakukan upaya semampunya agar segera mendapatkan perhatian. 

Bersama para kepala satker di BBPJN Sumut. | Dok. Pribadi

“Saya kira Nias itu seperti Lombok. Ternyata berbeda jauh, utamanya terkait infrastrukturnya. Dalam pikiran saya, Nias ini merupakan salah satu destinasi wisata. Ternyata, infrastrukturnya kurang mendukung untuk destinasi wisata. Orang awam menilai, ‘wah Nias ini sudah menjadi destinasi wisata sehingga akses jalan sudah cukup baik’. Kenyataannya, tidak. Banyak jalan yang masih memerlukan perhatian karena jalan-jalan yang ada masih di bawah standar nasional, mulai dari lebarnya, kemudian kondisi jalannya, banyak sekali patahan,” tutur Ratno yang sebelum berkarier di PUPR pernah bekerja di perusahaan timah.  

Dengan kondisi itu, bagi Ratno, Nias memerlukan perhatian khusus. “Saya berharap, proyeksi ke depan, khususnya saat ini saya masih di PJN III, kami mencoba memperbaiki kondisi yang ada tersebut,” kata Ratno, yang mengawali kariernya di Perencanaan Teknis PUPR pada 2009. 

Integritas 

Pengalaman bekerja di berbagai tempat, misalnya selama 10 tahun menjadi PPK di PJN I Provinsi Jawa Barat khusus ruas Karawang-Cikampek-Pamanukan, telah menempa Ratno untuk tetap menunjukkan prinsip integritas dalam bekerja. 

Dia tidak segan-segan membongkar hasil pekerjaan kontraktor yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang direncanakan.  

Pada saat ia menjabat sebagai PPK 1.1 Provinsi Jawa Barat, misalnya, ia melakukan pembongkaran pekerjaan rigid yang sudah dikerjakan hampir 400 meter. Proyek itu adalah pekerjaan SBSN pada 2017-2018.  

“Kemudian ada 85 meter rigid CRCV, juga saya bongkar. Tidak ada komplain dari siapa pun. Kontraktor pun membongkar dan membangunnya kembali dari awal,” katanya. 

Bagi Ratno, dirinya dalam menjalankan tugas harus benar-benar mengikuti aturan. Artinya, apa yang tidak sesuai dengan spesifikasi ia tidak segan-segan melakukan pembongkaran.  

Bersama tim di lapangan. | Dok. Pribadi

Hal yang sama juga ia lakukan saat dipindah pada 2020 di ruas Merak-Cilegon-Serang. Saat itu, ia baru pindah di Banten bertepatan memasuki masa-masa akhir kontrak pada saat Natal dan Tahun Baru.  

“Pekerjaan harus sudah selesai dan kami melihat hasil pekerjaan layering aspal yang tidak sesuai dengan spesifikasinya. Akhirnya, pekerjaan 200 meter pun saya reject. Saya lakukan kembali job in design,” tuturnya.  

Ratno bertugas di Banten di PPK 1.2 ruas Merak-Cilegon-Serang selama hampir 4 tahun, dari 2020-2024. Sebelum di Banten, ia menangani PPK 1.1 Provinsi Jawa Barat di ruas Pantura hingga 2019. Setelah itu, baru dipindah ke Banten, masih di ruas pantura di PPK 1.4 selama 6 bulan.  

Ratno mengaku, yang menilai dirinya berintegritas adalah pimpinannya dan orang lain. “Saya hanya bertekad untuk memegang teguh bahwa apa pun yang dipercayakan, saya lakukan dengan sebaik mungkin,” katanya. 

Hati Nurani 

Selain memiliki sikap perhatian dan integritas, Ratno menegaskan,  dalam bekerja perlu menggunakan hati nurani. Hal itu ia tunjukkan ketika ia harus membongkar aspal yang sudah dipasang di jalan. 

“Saya nothing to loose. Saya tidak punya beban. Saya  tidak punya kepentingan sama penyedia jasa (PJ)-nya termasuk pada AMP-nya,” katanya. 

AMP atau asphalt mixing plant adalah peralatan yang digunakan untuk menghasilkan aspal hotmix. 

Untuk aspal, kata Ratno, secara visual itu bisa diketahui jika pelaksanaannya tidak sesuai. Jika kedapatan pengaspalan tidak benar, Ratno langsung bongkar. “Saya tahu, setelah dua minggu aspal tersebut akan jebol. Mending kita bongkar sekarang. Hati nurani dan integritas harus dijalankan,” kata Ratno. 

Ketika ada kesalahan di depan mata, Ratno tak bisa melawan hati nuraninya. Ia tak pernah kompromi soal itu. 

Keluarga 

Bertugas di Medan, berarti Ratno harus berjauhan dengan keluarga. Meskipun begitu, ia selalu memanfaatkan waktu yang ada untuk selalu bercengkerama dengan istri dan kedua anaknya. Jika tugas tidak terlalu padat, pada hari Jumat sore, dia terbang ke Bandung dan kembali pulang pada Senin pagi menggunakan pesawat pertama. 

“Saya usahakan setiap kali ada libur nasional juga pulang. Kecuali kalau ada pekerjaan kantor yang mendesak, terpaksa tidak pulang,” kata Ratno.  

Ia tidak memungkiri bahwa pencapaian dan kesuksesan yang dia gapai semua berkat dukungan keluarganya. Doa istri dan anak-anak menjadi penyemangat baginya setiap menjalankan tugas. 

Bersama keluarga. | Dok. Pribadi

Selain doa dari keluarganya, pola hidup sehat juga dijalankan Ratno untuk tetap memiliki stamina dalam bekerja. Olahraga tenis dan badminton rutin ia lakukan bersama warga di tempat tinggalnya di Bandung. 

“Karena saya masih baru di Sumut, saya belum bermain tenis atau badminton bersama teman-teman di Medan. Pas di Banten, kami rutin main badminton dan olahraga-olahraga ini sebisa mungkin kita kerjakan. Jadi, tenis, badminton, saya masih. Hampir setiap Sabtu, saya tenis. Saya main bersama teman-teman sekompleks di Bandung,” ujar Ratno. 

Rutinitas berolahraga itu juga didukung dengan pola makan sehat. Ratno tidak memiliki pantangan dalam hal makanan. “Hanya, saya pernah punya pengalaman saat makan sop ikan. Itu sedikit membuat trauma. Meski begitu, sekali-sekali saya tetap bisa makan sop ikan. Selebihnya, soal kuliner, saya biasanya ikut selera keluarga saja,” kata Ratno.   

Dengan ketekunan, perhatian, integritas dan hati nurani, Ratno selalu memiliki kesan tersendiri di setiap tempat ia ditugaskan. “Proyek di Cisumdawu, misalnya, menarik karena dimulai dari nol. Saya terlibat  mulai perencanaan, survei, sampai pada tahap pelaksanaan pembangunan terowongan. Pekerjaan itu melibatkan banyak sekali konsultan dan itu merupakan hal baru dan berkesan buat saya,” ujarnya. (HRZ/FDH)

 

Oleh:

Share

Leave a Comment

Foto Pilihan Lainnya

Copyright © 2023, PT Lintas Media Infrastruktur. All rights reserved.