CIKOKOL, LINTAS — Bupati Samosir Vandiko Gultom menilai uji coba perdana pesawat amfibi atau seaplane di Danau Toba menjadi tonggak baru bagi pengembangan pariwisata di daerahnya. Menurutnya, moda transportasi itu dapat membuka konektivitas lebih luas ke Samosir tanpa harus bergantung pada kapal feri.
Pesawat amfibi berwarna putih tersebut mendarat mulus di Pelabuhan Mariana Resort, Samosir, Senin, 22 September 2025, setelah terbang dari dari Bandara Silangit, menuju Pelabuhan Mariana Resort Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo. Pendaratan itu menjadi sejarah baru, penerbangan amfibi pertama yang berhasil menjajal permukaan Danau Toba.
“Rute awal direncanakan Kualanamu–Samosir. Namun, ke depan bisa dikembangkan hingga ke Pulau Nias, Malaysia, bahkan Singapura. Ini akan menjadi era baru pariwisata Samosir, seperti di Maldives (Maladewa),” ujar Vandiko kepada Lintas, Senin (29/9/2025).
Terkait uji coba atau demo flight, Vandiko menyambut dengan penuh antusias. Baginya, Samosir sebagai pulau memang harus membuka konektivitas selebar-lebarnya. Apalagi Samosir adalah kepulauan sehingga daya tarik pariwisatanya perlu diperkuat. “Kehadiran seaplane akan memberi nilai tambah bagi wisatawan,” katanya.
Ia membandingkan potensi Danau Toba dengan destinasi populer dunia. “Kalau ini terlaksana, akan menjadi era baru bagi pariwisata Samosir. Kita bisa mencontoh Maldives, yang sudah lama menggunakan pesawat amfibi. Pasarnya jelas ada, tinggal dijalankan saja,” ujarnya penuh semangat.
Dukungan Regulasi
Menurut Vandiko, pembangunan bandara amfibi sejalan dengan program prioritas Kementerian Perhubungan. “Celahnya ada di situ. Bandaranya tidak perlu mahal, cukup dermaga dan fasilitas dasar. Ada beberapa maskapai penerbangan sudah menyatakan minat. Tinggal menyesuaikan permintaan pasar,” katanya.
Ia memastikan, pemerintah daerah serius mengawal perizinan. Setelah demo flight, laporan telah disampaikan kembali ke Kementerian Perhubungan untuk mempercepat izin berjadwal. “Intinya, kita ingin wisatawan datang lebih mudah dan nyaman,” ujarnya.
Dari situs Dinas Kominfo Sumut, Gubernur Sumatera Utara Muhammad Bobby Afif Nasution yang ikut dalam penerbangan perdana menegaskan, pemerintah provinsi bersama Pemkab Samosir segera menindaklanjuti perizinan dengan Kementerian Perhubungan. “Meski mendarat di air, tetap ada aturan yang ketat. Targetnya, seaplane bisa beroperasi komersial paling lambat 2026,” katanya.
Uji coba ini juga didukung PT Parna Raya Group sebagai investor yang menghadirkan pesawat amfibi buatan 2023. Direktur Utama Parna Raya Group Charles A Simbolon, dikutip dari situs resmi Kominfo Sumut, mengatakan, kehadiran moda ini bukan hanya soal transportasi, melainkan juga untuk mendongkrak ekonomi lokal.
Pemerintah menargetkan jumlah kunjungan wisatawan ke Danau Toba naik dari 700.000 menjadi 1 juta per tahun dengan hadirnya moda transportasi baru tersebut. “Dengan bertambahnya moda transportasi, wisatawan bisa datang lebih mudah dan nyaman,” ujar Bobby. (HRZ/PAH)
Baca Juga: IABI: “Seaplane” dan Akses Transportasi Jadi Tantangan Pengembangan Bandara di Indonesia