Sumber informasi tepercaya seputar infrastruktur,
transportasi, dan berita aktual lainnya.
25 January 2025
Home Berita Peningkatan Indeks Pertanaman di Subang, Efek Positif Rehabilitasi dan Modernisasi Jaringan Irigasi

Peningkatan Indeks Pertanaman di Subang, Efek Positif Rehabilitasi dan Modernisasi Jaringan Irigasi

Share

SUBANG, LINTAS – Pekerjaan rehabilitasi dan modernisasi jaringan irigasi di Kabupaten Subang membawa dampak signifikan terhadap sektor pertanian di wilayah tersebut.

Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, baru-baru ini mengungkapkan bahwa setelah dilakukan perbaikan pada saluran irigasi sekunder seperti Jengkol, Pengkolan, Sukamandi, dan Beres, Indeks Pertanaman (IP) di Kabupaten Subang mengalami peningkatan yang sangat berarti.

Dody menjelaskan bahwa proyek rehabilitasi jaringan irigasi yang sebelumnya hanya terfokus pada 50 persen dari total target, dengan panjang saluran yang harus direhabilitasi mencapai 87.274 meter, berhasil merehabilitasi lebih dari 42.536 meter saluran.

Upaya tersebut telah membawa dampak langsung terhadap peningkatan IP dari angka 179 persen menjadi 210 persen.

“Rehabilitasi ini memang sudah memberikan hasil yang signifikan. Dengan merehab 42.000 meter lebih dari total target, kita bisa meningkatkan Indeks Pertanaman dari 179 persen menjadi 210 persen. Selain itu, kita juga berhasil menambah luas tanam sebanyak 3.898 hektar,” jelas Dody, di Subang, Jawa Barat, Sabtu (14/12/2024) kemarin.

Kolaborasi

Saluran irigasi sekunder yang dimodernisasi Kementerian PU di Kabupaten Subang, Jawa Barat | Dok. Sigit Nugroho

Untuk memastikan keberhasilan yang lebih optimal, Kementerian Pekerjaan Umum telah berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk memberikan dukungan lebih lanjut.

Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan, menurut Dody, adalah penyediaan benih, alat pertanian seperti traktor, serta faktor lainnya yang mendukung produktivitas pertanian.

“Kami sudah menginformasikan kepada rekan-rekan di Kementerian Pertanian agar mereka menyiapkan dukungan yang diperlukan untuk mendukung keberlanjutan dari peningkatan ini. Dengan adanya penambahan IP ke angka 210 persen, kami yakin hasil pertanian dapat meningkat lebih signifikan,” lanjut Dody.

Peningkatan Hasil Padi yang Signifikan

Peningkatan Indeks Pertanaman ini langsung berimbas pada hasil pertanian yang semakin baik. Hasil panen padi di Kabupaten Subang mengalami lonjakan signifikan, dari sebelumnya hanya 4-5 ton per hektar, kini hasil panen mencapai 7 ton per hektar.

Hal ini tentu saja menjadi kabar gembira bagi para petani yang sebelumnya kesulitan akibat terbatasnya pasokan air irigasi.

“Yang paling menggembirakan adalah hasil padi yang meningkat tajam. Dari yang sebelumnya hanya menghasilkan 4-5 ton per hektar, kini para petani dapat meraup hingga 7 ton per hektar. Ini adalah pencapaian yang luar biasa,” kata Dody.

Namun, menurut Dody, yang paling membanggakan bukan hanya peningkatan hasil pertanian, tetapi juga dampak sosial yang positif terhadap masyarakat setempat.

Sebelumnya, dalam musim kemarau, petani sering kali menghadapi konflik sosial yang disebabkan oleh kekurangan pasokan air irigasi. Konflik antar petani sering kali terjadi, bahkan menyebabkan ketegangan yang tak jarang berujung pada pertikaian.

“Efek sosial dari perbaikan ini luar biasa. Dulu, pada musim kemarau, mereka sering berkumpul dan berdebat tentang distribusi air. Hal itu menyebabkan banyak konflik sosial. Tetapi, Alhamdulillah, sekarang mereka sudah rukun dan saling bekerja sama untuk mencapai hasil yang lebih baik,” ungkap Dody dengan penuh haru.

Menatap Masa Depan yang Lebih Baik

Dody berharap, dengan adanya dukungan berkelanjutan dari pemerintah pusat dan daerah, serta kolaborasi antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Pertanian, Kabupaten Subang dapat terus meningkatkan hasil pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Selain itu, keberhasilan dalam rehabilitasi irigasi ini diharapkan dapat menjadi model untuk daerah lainnya yang menghadapi tantangan serupa.

“Ke depannya, kami akan terus bekerja keras untuk memastikan bahwa semua infrastruktur irigasi yang ada dapat berfungsi maksimal, sehingga petani di Subang dan wilayah lainnya dapat merasakan manfaatnya,” tutup Dody.

Sebagai informasi, proyek “Rehabilitasi Peningkatan dan Modernisasi Jaringan Irigasi Saluran Sekunder Jengkol, Pengkolan, Sukamandi dan Beres dikerjakan sejak 21 Maret 2023 hingga 10 Desember 2024, dengan nilai kontrak sebesar Rp162,507 miliar.

Pekerjaan dilakukan oleh PT Brantas Abipraya, dengan konsultan supervisi PT Virama Karya (Persero) KSO Ciriajasa EC-Saka BYS.

Adapun luas area yang dikerjakan yakni, Saluran Sekunder Jengkol (2.967 Ha), Saluran Sekunder Pengkolan (444 Ha), Saluran Sekunder Beres (3.048 Ha), dan Saluran Sekunder Sukamandi (5.594 Ha).

Adapun panjang saluran yang dikerjakan yakni Saluran Sekunder Jengkol (4.611 meter), Saluran Sekunder Beres (6.265 meter), Saluran Sekunder Sukamandi (22.319 meter) dan Saluran Sekunder Pengkolan (4.027 meter). (GIT)

Oleh:
,

Share

Leave a Comment

Majalah Lintas Official Logo
Majalahlintas.com adalah media online yang menyediakan informasi tepercaya seputar dunia infrastruktur, transportasi, dan berita aktual lainnya, diterbitkan oleh PT Lintas Media Infrastruktur.
Copyright © 2023, PT Lintas Media Infrastruktur. All rights reserved.