JAKARTA, LINTAS — Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mempercepat pembangunan sistem sanitasi modern di Daerah Khusus (DK) Jakarta melalui proyek Jakarta Sewerage Development Project (JSDP) Zona 1. Hingga akhir Oktober 2025, progres fisik proyek ini telah mencapai 42 persen.
Proyek sistem pengelolaan air limbah domestik terpusat (SPALD-T) itu berlokasi di Pluit, Jakarta Utara. Ini menjadi bagian penting dari upaya pemerintah menghadirkan layanan sanitasi yang aman, sehat, serta berkelanjutan di perkotaan. Proyek ini juga mendukung visi Astacita Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan kemandirian bangsa di sektor ekonomi hijau.
“Pembangunan sistem air limbah terpusat bukan hanya membangun pipa dan instalasi, tetapi menghadirkan peradaban baru. Infrastruktur sanitasi modern menjamin lingkungan yang bersih, sehat, dan layak huni bagi masyarakat,” kata Menteri PU Dody Hanggodo melalui keterangan tertulis, Kamis (30/10/2025).





JSDP Zona 1 terdiri atas empat paket pekerjaan utama. Pekerjaan utama mencakup pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) berkapasitas 240.000 meter kubik per hari di atas lahan seluas 3,9 hektar. Selain itu, dibangun jaringan perpipaan air limbah sepanjang 39,2 kilometer yang mencakup wilayah Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Jakarta Pusat.
Efisiensi Pengelolaan
Teknologi pengolahan air limbah yang digunakan adalah A2O + Membrane Bioreactor (MBR). Sistem ramah lingkungan ini dikombinasikan dengan metode konstruksi Pipe Jacking dan Pneumatic Caisson asal Jepang. Metode tersebut memungkinkan pembangunan jaringan perpipaan di bawah tanah tanpa mengganggu aktivitas permukaan kota. Indonesia menjadi negara kedua di Asia yang menerapkan teknik tersebut setelah Jepang.
Direktur Jenderal Cipta Karya Dewi Chomistriana menjelaskan, sistem air limbah modern ini akan meningkatkan efisiensi pengelolaan sanitasi di Jakarta.
“Masyarakat akan menikmati lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Sementara pemerintah daerah memiliki sistem sanitasi yang terintegrasi dan berkelanjutan,” ujarnya.
JSDP Zona 1 ditargetkan melayani sekitar 989.000 jiwa atau setara 220.000 sambungan rumah di delapan kecamatan. Adapun pembangunan proyek ini didukung pinjaman Japan International Cooperation Agency (JICA) senilai Rp 6,37 triliun.
Selain memperbaiki kesehatan masyarakat, proyek ini juga berkontribusi pada penurunan emisi karbon, pengendalian pencemaran air tanah, serta memperkuat ketahanan kota terhadap perubahan iklim.
Melalui proyek ini, Kementerian PU menegaskan komitmennya menghadirkan infrastruktur sanitasi modern yang bukan hanya membangun kota, melainkan juga melestarikan lingkungan bagi generasi mendatang. (HRZ)
Baca Juga: Kementerian PU Percepat Pembangunan Infrastruktur Sanitasi dan Sampah Nasional





