Surakarta, Lintas ― Pembangunan Jalan Tol Solo-Yogyakarta-NYIA Kulonprogo merupakan proyek superprioritas guna meningkatkan konektivitas kawasan segitiga emas, yaitu Joglosemar (Yogyakarta-Solo-Semarang). Dengan demikian, jalan tol ini diharapkan dapat meningkatkan ekonomi regional Jawa Tengah dan Yogyakarta, mengingat Pulau Jawa merupakan pulau dengan kontribusi PDB terbesar di Tanah Air.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, saat meninjau proyek ini, Senin (27/2/2023), mengatakan, “Jalan tol ini sangat ditunggu masyarakat karena lebih dari 25.000 kendaraan lewat Solo-Jogja setiap hari sehingga sudah crowded, bahkan di periode tertentu sangat macet. Segera kita selesaikan supaya lalu lintasnya lebih lancar lagi.”
Jalan Tol Solo-Yogyakarta-NYIA Kulonprogo memiliki panjang 96,57 km terdiri dari 3 seksi, yakni seksi 1 paket 1.1 ruas Kartasura-Klaten 22,3 km, seksi 1 paket 1.2 ruas Klaten-Purwomartani 20,08 km, seksi 2 paket 2.1 ruas Purwomartani-Monjali 9,43 km, seksi 2 paket 2.2 ruas Monjali-Gamping 14 km, seksi 3 paket 3.1 ruas Gamping-Wates 17,45 km, dan seksi 3 paket 3.2 ruas Wates-Purworejo 13,32 km. Saat ini tengah dilakukan pembebasan lahan dan pekerjaan konstruksi pada seksi 1.
“Pembebasan lahan sampai Klaten sudah 94,06 persen akan diselesaikan pada akhir triwulan I-2023. Kalau tanahnya selesai, progres fisiknya insyaallah Desember 2023 selesai,” ujar Basuki.
Basuki juga mengatakan seksi 1 tepatnya sekitar 6 km dari interchange Kartasura ke arah Klaten ditargetkan dapat fungsional sebagai jalur Lebaran 2023. Pembukaan jalan fungsional ini untuk memecah kemacetan yang sering terjadi di Kartasura selama Lebaran.
Ganti Untung
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menjelaskan total investasi untuk Jalan Tol Solo-Yogyakarta-NYIA Kulonprogo sebesar Rp 27,48 triliun. Biaya pembebasan lahan mencapai Rp 5,902 triliun yang bersumber dari APBN.
“Masyarakat yang tanahnya dibebaskan mendapat ganti untung sesuai hasil negosiasi sehingga masyarakat tetap mendapatkan keuntungan, demi proyek nasional yang dampaknya pasti akan lebih besar bagi perekonomian masyarakat di wilayah tersebut.” katanya.
Sejumlah warga yang lahannya terdampak proyek Jalan Tol Solo-Yogyakarta-NYIA Kulonprogo menyampaikan bahwa ganti untung yang didapat dari pemerintah memberikan dampak positif yang besar.
“Saya dapat ganti rugi Rp 2,41 miliar, tanahnya 2.163 meter persegi. Alhamdulillah dari situ yang awalnya sawahnya 1 patok saja sekarang bisa punya 3 patok sawah, lalu juga bisa usaha kos-kosan dan ruko,” tutur Retno Triastuti, warga Klaten.
Darmanto, warga Boyolali, juga merasa senang dengan ganti untung proyek tol ini Solo-Yogyakarta ini. Ia mendapatkan uang ganti untung sebesar Rp 1,8 miliar dari tanah warisan orang tua seluas 535 m².
“Alhamdulillah ganti untung tanah warisan orang tua tersebut dibagi ke 6 saudara, keluarga saya dapat Rp 400 juta. Saya alhamdulillah bisa bangun rumah, bisa kuliahin anak dan buat usaha ternak ikan.”
Darmanto, warga Boyolali
Turut hadir pada acara ini, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wali kota Surakarta Gibran Rakabuming, Bupati Karanganyar Juliyatmono, Bupati Klaten Sri Mulyani, Wakil Bupati Boyolali Wahyu Irawan, Direktur Utama Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) Basuki Purwadi, Direktur Utama PT Jasa Marga Subakti Syukur, Direktur Utama PT Jogjasolo Marga Makmur Suchandra Hutabarat, Direktur Utama PT Adhi Karya Entus Asnawi, serta para pejabat eselon 1 di lingkungan Kementerian PUPR dan Kementerian Keuangan. (*/HRZ)